4 Bulan Jalan Trans Nalahia-Ameth Tertimbun Longsor, Pemneg Nalahia Minta Perhatian Pemerintah

by -79 Views

Nalahia,MollucasTimes.com-Pemerintah serta masyarakat Negeri Nalahia, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah meminta perhatian pemerintah daerah terkait longsoran pada dua titik yang menyebabkan aktivitas masyarakat tidak berjalan normal.

“Longsoran itu terjadi pada bulan Juli 2022 lalu antara Nalahia dan Ameth, akibatnya aktivitas masyarakat tidak dapat berjalan normal seperti biasa,” aku Kepala Pemerintahan Negeri Nalahia, Drs. Franky J. R Leiwakabessy, M.Si kepada MollucasTimes.com, Rabu 05/10/2022.

Karena itu, lanjutnya, baik Pemerintah maupun masyarakat Negeri Nalahia meminta perhatian pemerintah untuk melihat hal tersebut.

“Lewat pemberitaan ini, sebagai Kepala Pemerintahan Negeri Nalahia bersama masyarakat minta perhatian pemerintah baik Kabupaten Maluku Tengah maupun Provinsi Maluku terutama Dinas PUPR untuk melihat kondisi ini, apalagi jalan tersebut merupakan jalan Provinsi. Disatu sisi, kami juga telah menginformasikan hal dimaksud kepada Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan Pemerintah Provinsi Maluku pasca terjadi longsoran namun hingga kini belum ada progres pembersihan apapun yang ditindaklanjuti di lokasi. Padahal ini sudah masuk empat bulan,” tegasnya.

Diuraikan pria yang bergelar Upu Latu Risapori Henalatu, kondisi tersebut menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi terganggu.

“Bukan saja untuk Nalahia tetapi juga bagi Ameth yang kebetulan bertetangga. Kami sangat miris melihat kondisi anak sekolah yang pergi dan pulang melewati timbunan longsor dan lumpur yang menempel di sepatu. Belum lagi aktivitas masyarakat umum yang biasanya melintasi jalan tersebut untuk ke Nalahia maupun ke Ameth, kini harus susah payah melewati longsoran dan lumpur yang ada,” tandasnya.

Diungkapkan itu, walaupun ada alternatif lain lewat laut namun itu justru sangat memberatkan masyarakat.

“Mengapa demikian? sebab altenatif lewat laut membutuhkan biaya transportasi yang cukup signifikan apalagi bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Jadi sekarang masyarakat menggunakan body trans, dengan sekali jalan Rp. 25.000 belum lagi barang yang dibawa juga dikenakan biaya. Kondisi ini sangat menyulitkan,” timpal ayah dua anak itu.

Bukanlah menghiba, namun kenyataan di lapangan harus menjadi prioritas.

“Jadi, sekali lagi harapan dan permintaaan kami agar menjadi perhatian pemerintah serta pihak terkait lainnya, sehingga kedua negeri ini dapat kembali beraktivitas secara normal,” pungkas pria berkumis tipis itu. (MT-01

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *