Rakor Percepatan Penurunan Stunting, Tiap Sektor Wajib Miliki Intervensi

by -155 Views

Ambon,moluccastimes.com-Tiap sektor memiliki intervensi untuk menurunkan angka stunting di Kota Ambon, hal tersebut tergambar dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting Kota Ambon, Kamis 16/03/2023.

“Dinas Kesehatan selama ini telah melakukan pelayanan rutin diantaranya pemeriksaan ibu hamil. Namun, tahun ini kita mulai dengan intervensi yang berkembang yaitu pola pelayanan untuk calon pengantin (Cantin),” demikian Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kemas), Dinas Kesehatan Kota Ambon, dr. Yusda Tuharea.

Dijelaskan wanita manis berhijab itu, intervensi pelayanan Cantin saat ini sementara berproses.

“Saat ini kita sementara melakukan proses kerjasama dengan Kementerian Agama Kota Ambon untuk Cantin yang beragama muslim sedangkan untuk Cantin Nasrani dengan Sinode,” tambahnya.

Pola pelayanan baru tersebut adalah menjemput bola di lapangan.

“Kita akan menempatkan petugas kesehatan baik di KUA mupun di Sinode untuk melayani Cantin. Pelayanan yang dilakukan adalah konsultasi seputar kesehatan Cantin. Sehingga dengan demikian jemput bola ini diharapkan mampu mendeteksi sejak awal kesehatan Cantin sebelum masuk dalam pernikahan guna mneghindari lahirnya anak Stunting,” jelasnya.

Dokter rendah hati itu, meminta agar pers juga bisa mendukung pola jemput bola dimaksud.

“Pers merupakan salah satu pilar pembangunan yang mampu menjembatani informasi dengan masyarakat. Kita berharap kolaborasi dengan pers juga semakin memantapkan langkah kita untuk menurunkan angka Stunting di Kota Ambon melalui pemberitaan yang edukatif. Sebab masih banyak hal yang harus diedukasi diantaranya pemberian ASI Ekslusif dan capaian imunisasi yang masih rendah bahkan D/S di Posyandu yang sangat rendah,” pintanya.

Sementara itu Ketua TP PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena mengungkapkan pola yang diterapkan PKK sebagai bagian intervnasi penurunan angka Stunting adalah melakukan kunjungan ke Posyandu di Kota Ambon.

“Dalam kunjungan tersebut, kita melihat dari dekat apa yang masih kurang dan perlu perbaikan. Posyandu merupakan ujung tombak pencegahan Stunting, karenanya perlu dibenahi mulai dari pelayanan, kader hingga sarana prasaran (Sapras),” akunya.

Selain itu intervensi akan dilakukan juga dalam peningkatan kualitas kader Posyandu.

“Mengapa demikian? sebab, kader adalah perpanjangan tangan pemerintah dalam memberikan penyuluhan serta edukasi kepada masyarakat. Mereka ini harus dibekali dengan pengetahuan serta disatukan pemahaman tentang Stunting sehingga tidak terjadi salah kaprah ditengah masyarakat,” tandas wanita manis berkacamata itu.

Dikatakan, ada indikator penilaian terhadap anak Stunting.

“Yang saya temui di lapangan dalam kunjungan ada indikator penilaian sesuai data sehubungan dengan kategori anak Stunting. Pendek dan tinggi sesuai usia, berat badan sesuai usia masih belum pas. Ada anak yang miliki berat badan sesuai standar deviasi namun tinggi badan sesuai usia minus 2 dari standar deviasi. Hal inilah yang bisa memicu Stunting,” jelas ibu tiga anak itu.

Sebagai Mama Parenting di Kota Ambon, hal tersebut menurutnya seperti dilema.

“Saya khawatir apa yang disampaikan tidak diterima oleh masyarakat, khususnya anak Stunting. Anak pendek belum tentu Stunting, tetapi Stunting sudah tentu pendek, dalam kasus ini banyak orangtua tidak menerima jika anaknya dikatakan sebagai Stunting. Karenanya perlu juga intervensi pemerintah menyikapi masalah dimaksud,” timpalnya.

Ditempat yang sama Kepala Dinas PPKB Kota Ambon, Ir. J.W Patty, M.Si menambahkan nara sumber yang dihadirkan dalam Rakor tersebut selain Dinas Kesehatan, TP PKK Kota Ambon, Bappeda Litbang, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, juga Inspektur Wilayah I BKKBN RI, M.V Cinggih Widanarto, SE, M.Si.

“Pak Inspektur memaparkan terkait aturan penanganan Stunting melalui anggaran.

“Ada Dana Alokasi Khusus (DAK) diantaranya BKB KIT Stunting, yang diperuntukkan bagi kognitif anak, kemudian menyiapkan aplikasi Elsimil KIT Siap Nikah bagi Cantin memasuki pernikahan. Dengan adanya anggran dimaksud, ada harapan untuk menurunkan Stunting,” tandasnya.

Dalam aplikasi tersebut akan diberikan pertanyaan kepada masing-masing. “Untuk wanita ditanyakan bagaimana tekanan darah, ukuran lengan cantin, apakah cantin perokok, juga terkait usia karena ini berpengaruh. Untuk pria ditanyakan usia dan apakah perokok atau tidak. Sebab ini kebiasaan yang memberi dampak Stunting,” tegasnya.

 Rakor dibuka secara resmi oleh Pj Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin Wattimena dan diikuti oleh seluruh Camat, Kepala Desa, Lurah, Raja, TP PKK Kota Ambon, dan  perwakilan kader Posyandu

 (MT-01)
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *