Ambon,moluccastimes.com-Keinginan dan kerinduan berbagi kasih dengan anak panti asuhan menjadi fokus sepasang suami istri berdarah Maluku, Nino dan Carla Latuny yang berkebangsaan Belanda.
“Kerinduan kami melihat anak-anak di Panti Asuhan agar tidak terkebelakang walaupun kondisi mereka tidak memiliki orangtua. Karena itu, kami datang dari Belanda dengan membawa sedikit cinta untuk mereka,” ungkap Nino.
Om Nino, sebutan akrabnya, adalah salah satu personil Band Bersama yang tampil di Kota Ambon beberapa tahun silam tepatnya ditahun 2018, sebelum Covid-19 melanda dunia.
“Sebelum Covid 19, kami melakukan pertunjukkan di Kota Ambon. Kami memanfaatkan kesempatan tersebut dengan melakukan kunjungan ke beberapa Panti Asuhan. Disana kami melihat anak-anak ceria serta bersemangat untuk tetap hidup, walaupun kondisi ekonomi keluarga mereka susah bahkan ada yang tak memiliki orangtua lagi. Kami tersentuh dengan hal itu,” akunya.
Sejak saat itu, Nino membangun komunikasi dengan June Manuhutu-Tahitoe-owner SibuSibu cafe, untuk membantu menyalurkan bantuan dari Nino dan kawan-kawan serta para donatur di Belanda kepada anak-anak yatim piatu lainnya.
“Kami bersyukur ada Usi June yang membuka jalan bagi kami membantu anak-anak yatim piatu di Kota Ambon dan sekitarnya. Ada beberapa panti asuhan yang kami kunjungi dan kami berikan bantuan, diantaranya Hidayatullah dimana kami telah menyalurkan 1 karung kacang hijau, 5 karung beras serta 6 rak telur. Juga untuk yayasan Al-Anshor yaitu 15 kasur, 5 karung beras, 4 karton susu Dancow. Semua bantuan disalurkan dalam bulan Februari 2023,” rincinya.
Dikatakan Latuny, pihaknya telah melakukan konser penggalangan dana di Belanda untuk mewujudkan keinginan Ricardo Pongajow ketika saat hidupnya ingin membantu anak-anak yatim piatu serta memberikan Rollator/alat bantu jalan bagi Cello, salah satu anak di panti Calleb House.
“Ricardo adalah fotografer kami yang sudah meninggal beberapa tahun lalu. Sementara istrinya, Jnn Barkey juga sangat mendukung lewat donasi yang dikumpulkan. Ini merupakan pekerjaan luar biasa yang bisa kami lakukan secara bersama untuk kemanusiaan,” timpalnya.
Disebutkan Rollator diberikan kepada Cello yang memiliki keterbatasan fisik.
“Rollator itu merupakan bukti kasih Ricardo dan Jnn Barkey. Sementara bantuan uang tunai juga diberikan kepada 3 anak yatim dari jemaat GPM Nehemia. Dua diantaranya adalah mahasiswi yang sedang kuliah sedangkan seorang masih siswi pada salah satu SMU di kota Ambon,” sebutnya.
Nino menambahkan tentang agenda kunjungan mereka.
“Setelah dari GPM Nehemia, Benteng, kami melanjutkan ke Kantor Klasis Ambon Utara di Wayame. Disana telah berkumpul sebanyak 28 anak yatim piatu,” tandasnya.
Sekertaris Klasis Pulau Ambon Timur, Pdt. Th. Efendy Usmany menyatakan terima kasih kepada Nino dan Carla Latuny yang telah berbagi bersama anak yatim piatu di lingkup Klasis Pulau Ambon Utara.
“Rasa syukur saya tidak habis, karena niat berbagi Nino dan Carla luar biasa. Tuhan selalu punya cara untuk membantu. Mereka adalah sebagian orang yang dipakai Tuhan untuk peduli anak yatim. Banyak orang yang berkelebihan tetapi hanya sedikit yang peduli dengan orang yang berkekurangan. Anak-anak ini memang tidak seberuntung anak lainnya, namun dengan momen seperti ini memotivasi mereka untuk tetap maju dan tidak merasa sendiri, itu yang penting,” jelas Usmany.
Dirinya berharap, melalui apa yang dilakukan oleh Nino dan Carla membuat banyak orang akan tergerak hati untuk melakukan hal yang sama.
“Sebab ternyata disekeliling kita masih banyak anak yang membutuhkan uluran tangan. Semoga masih ada Nino dan Carla lain dengan niat dan hati yang tulus untuk membantu anak yatim piatu,” timpalnya.
Diakuinya anak yatim piatu yang terdaftar sangat banyak.
“Namun, kami hanya bisa mengakomodir 28 anak, mulai dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi yang berasal dari jemaat Hatu, Souhuru, Lanud, Alang serta Hative Besar. Ada 3 anak mahasiswa, salah satunya mendapatkan Laptop ; 9 siswa SMP serta 7 siswa SMA mendapatkan bantuan uang tunai untuk membayar SPP sekolah selama 6 bulan. Sedangkan alat musik Ukulele diberikan kepada 10 siswa SD,” rinci wanita berkacamata itu.
Selepas dari Kantor Klasis Ambon Timur, Nino dan Carla melanjutkan perjalanan menuju Caleb House yang terletak di kawasan Soya.
“Disini kami melihat anak-anak yang luar biasa juga. Suara mereka bagus dan sangat pandai memainkan Ukulele dan Gitar. Ada satu orang anak kecil berusia tujuh tahun yang menjadi fokus kami yaitu Cello, anaknya lucu tetapi seperti autis. Menurut pengasuhnya, sejak kecil dia terlalu banyak mengkonsumsi obat sehingga membuat fisiknya tidak bisa diam, selalu bergetar tangan dan kaki bahkan seluruh tubuhnya tidak bisa berjalan,” terang Nino.
Di Caleb House ini, Nino dan Carla membagikan Ukulele, Gitar serta Rumba.
“Kami berharap ketika kami datang kembali, apa yang kami bagikan untuk mereka semua baik di gereja Nehemia, kemudian di Klasis Ambon Timur maupun di Caleb House ini dapat membuat mereka hidup karena kegembiraan dan sukacita,” tandasnya.
Latuny juga berterima kasih kepada para donatur di Belanda yang telah membantu.
“Semua yang kami berikan ini merupakan bantuan dari donatur, kami membuat pertunjukan dan semua hasilnya untuk membantu mereka. Kami akan terus berupaya membantu semampu kami sebab mereka juga memiliki hak yang sama seperti anak-anak lain yang memiliki orangtua lengkap,” pungkas Latuny. (MT-01)