Cuci Air, Catatan Leluhur Yang Harus Dilakukan Tiap Tahun

by -152 Views

Ameth,MollucasTimes.com-Salah satu tradisi turun temurun yang ditinggalkan para leluhur adalah cuci air.  Salah satunya adalah Wai Ata yang dibersihkan oleh masyarakat Negeri Ameth khususnya kampung Alahaal.

“Tradisi ini merupakan catatan orang tua yang harus kita lakukan setiap tahun. Untuk Wai Ata yang kebetulan berada di Kampung Alahaal ini, pembersihan dilakukan setiap bulan Desember. Mengapa Desember? sebab bulan itu merupakan bulan dimana anak-anak negeri maupun Alahaal secara khusus pulang kampung bertemu keluarga, disitulah tradisi ini dilakukan,” demikian Tokoh Masyarakat Negeri Ameth, Izaac Sitaniapessy, SE, disela kegiatan cuci air, Rabu 28/12/2022.

Dikatakan, cuci air dilakukan menggunakan panggayo.

“Kita menggunakan panggayo untuk membersihkan lumpur didasar saluran air yang panjang. Cuci air dilakukan pada sumber air yang memiliki fungsi masing-masing, untuk air minum, untuk mencuci dan untuk mandi. Jadi semuanya harus bersih,” papar Ica, demikian pria itu disapa.

Dalam proses cuci air, diselingi dengan tabuhan tifa. “Tabuhan tifa adalah sebagai penyemangat bagi semua yang sedang mencuci air,” timpalnya.

Usai cuci air, seluruh warga khususnya para pria yang terlibat dalam cuci air menyenandungkan syair-syair lagu yang ditinggalkan oleh leluhur.

“Tongka Talinga, itu bentuk syukur dalam nyanyian yang dilakukan usai mencuci air. Syair nyanyian  yang menyatakan rasa cinta kepada negeri Ameth, kampung Alahaal serta rasa penghargaan kepada para orang tua. Tongka Talinga ini juga dilakukan pada acara seremoni adat lainnya,” ujar pria dua anak itu.

Sitaniapessy yang juga Anggota DPRD Maluku Tengah itu menambahkan selain Tongka Talinga, dihelat juga Hela Rotan. 

“Hela Rotan dilakukan antara anak-anak rantau dengan anak negeri secara terpisah, yang wanita dengan wanita demikian juga dengan pria. Pada malam hari biasanya ada badendang atau pesta muda mudi, namun tahun ini tidak dilakukan. Hal lain yang dilakukan setiap tanggal 29 Desember adalah Ibadah Kampung, sekaligus mengevaluasi program yang telah dilaksanakan selama satu tahun,” tandasnya.

Untuk diketahui, Negeri Ameth memiliki tiga sumber air yaitu Wai Lei, Wai Uhu dan Wai Ata. Ketiganya merupakan sumber air peninggalan leluhur yang konon, para leluhur saat itu membutuhkan air, kemudian menancapkan tombak ke masing-masing sumber tersebut sehingga keluar air. Hingga kini ketiga wai itu tetap berbual-bual tidak pernah berhenti mengalirkan air.(MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *