Perpendek Rentang Kendali Tangani KLB, Bapelkes Akomodir Pelatihan TGC

by -120 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Guna memperpendek rentang kendali penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan wabah pada suatu daerah tertentu, perlu pembentukan Tim Gerak Cepat (TGC) oleh Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan yang diakomodir Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Maluku.

Demikian Fasilitator, Stenly Moniharapon kepada MollucasTimes.com, Senin, 17/10/2022.

“Dalam upaya penanganan KLB dan wabah, yang tertuang dalam UU nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular serta dan PP nomor 40 tahun 1991 tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1501 tahun 2010 tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan maka dibutuhkan sumber daya manusia sebagai TCG pada masing-masing puskesmas,” ungkap Moniharapon.

Hari ini, lanjutnya, pelatihan dilanjutkan untuk angkatan ke-enam.

“Kita akan melakukan pelatihan hingga seluruh puskesmas di Maluku memiliki TGC, itu merupakan tujuan dalam upaya menanggulangi kasus KLB dan wabah. Dalam TCG ini terdiri dari dokter, perawat, tenaga kesehatan epidemologis serta tenaga analisis yang akan bekerja secara koorporatif menangani KLB dan wabah tanpa harus menunggu Dinas Kesehatan lagi sebab sudah memiliki sumber daya manusia yang mumpuni,” tandasnya.

Pria smart itu menjelaskan, pelatihan akan dilakukan kepada semua tenaga kesehatan di Provinsi Maluku.

“Jadi, masing-masing puskesmas di Maluku akan mendapat kesempatan mengikuti pelatihan ini. Tentunya tiap angkatan mengakomodir tiga puluh (30) peserta dengan rincian perwakilan dari enam (6) puskesmas masing-masing lima (5) peserta, karena harus menyesuaikan dengan anggaran dan juga fasilitas yang dimiliki,” rincinya.

Diungkapkan, pelatihan bagi TGC dilaksanakan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Maluku.

“Disini, mereka digembleng oleh fasilitator yang terakreditasi selama enam (6) hari dengan fasilitas yang memadai. Bapelkes merupakan sarana yang tepat untuk melakukan pelatihan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan yang asri dan bersih dilengkapi dengan mess bagi peserta dari luar daerah, ruang kelas yang tertata dengan rapi, ruang makan yang bersih dan terutama tuan rumah yang ramah,” jelasnya.

Moniharapon berharap pelatihan yang diberikan mampu memberikan pencerahan bagi peserta.

“Harapan kami, setelah mengikuti pelatihan mereka dapat menjadi tim yang solid. Sebab, selama ini jika ada terjadi KLB dan wabah, harus melapor dan menunggu Dinas Kesehatan untuk merespon. Dengan adanya transfer ilmu dan pengetahuan, maka dapat memperpendek rentang kendali dimana TGC yang berada di puskesmas terdekat langsung bisa bergerak menindaklanjuti kondisi dan situasi yang terjadi. Selain itu, mereka memiliki satu prinsip yang paten untuk melakukan tindakan dalam mengantisipasi KLB dan wabah yang terjadi pada lingkungan maupun daerah masing-masing,” tutupnya. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *