Ambon,MollucasTimes.com-Dalam rangka melaksanakan pembelajaran pada kondisi pandemi lewat Webinar Pendidikan yang digagas oleh My Home Indonesia dan Pemerintah Kota Ambon, mendapat apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Kami mengapresiasi Pemerintah Kota Ambon yang secara serius memperhatikan peningkatan kualitas guru terutama dalam rangka melaksanakan pembelajaran pada kondisi pandemi ini lewat Webinar Penididikan,” demikian Koordinaor Bidang Penilaian, Direktorat SMP Ditjen PAUD, Dikdas Dikmen Kemendikbud RI, Dra. Ninik Purwaning Setyorini, MA, saat membuka Webinar Pendidikan bagian ketiga untuk para Guru SMP, pada Sabtu, 17/10/20.
Walaupun demikian menurut Setyorini, ada 3 (tiga) hal yang harus menjadi perhatian.
“Tiga hal yang harus menjadi perhatian dalam upaya melaksanakan proses pembelajaran dalam masa pandemi ini. Yang pertama adalah peningkatan sarana prasarana. Kedua, peningkatan kapasitas guru, kita ambil contoh yaitu bagaimana guru harus bisa menguasai IT, metode pembelajaran, penilaian serta penggunaan kurikulum dan sebagainya. Yang ketiga, adalah pengawasan dan pendampingan dari Dinas Pendidikan,” rincinya.
Ditambahkan, pihaknya tetap memberikan perhatian terhadap semua aktivitas pendidikan yang dilakukan dan berharap agar Pemerintah Kota Ambon tetap membuka diri dalam hal pendidikan.
“Harapan kita Pemerintah Kota Ambon terus memperhatikan pendidikan bahkan lebih luas lagi bisa menggandeng masyarakat untuk peduli terhadap dunia pendidikan. Apa yang dilakukan oleh My Home Indoensia ini cukup menjadi contoh bagimana meningkatkan peranan dunia pendidikan ditengah pandemi yaitu meningkatkan kapasitas para guru lewat Webinar Pendidikan ini. Bahkan alangkah baiknya jika Weinar ini dapat ditingkatkan dalam sebuah Workshop guna membahas tema-tema yang lebih terarah dan dapat membantu para guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh,” jelas wanita manis ini.
Pada kesempatan tersebut Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, SH mengatakan pihaknya akan terus memperhatikan dunia pendidikan di Kota Ambon.
“Salah satunya melalui Webinar ini, namun dalam prosesnya ada berbagai motovasi dari peserta yang mengikuti Webinar. Ada yang karena terpaksa mengikuti kegiatan; ada yang karena ingin dapat sertifikat, tetapi ada juga yang ingin mendapat ilmu serta meningkatkan kapasitasnya. Semuanya terpulang kepada pribadi maisng-masing peserta. Apa yang diperoleh lewat Webinar ini akan terlihat saat melakukan proses pembelajaran jarak jauh yang sudah menjadi budaya dalam masa pandemi ini,” tandas ayah lima anak ini.
Louhenapessy masih terus membahas hasil kuesioner yang kali ini diisi oleh para guru SMP.
“Pertanyaan yang sama seperti untuk guru SD yaitu Apakah Anda lebih nyaman mengajar secara Offline (tatap muka) atau Online (daring)”?. Dari sekian banyak guru yang menjawab 68,32% atau 522 orang memilih offline; 8,38% atau 64 orang
memilih online sedangkan 23,30% atau 178 orang memilih offline dan online. Pertanyaan kedua “Bagaimana kemampuan menggunakan teknologi digital, apakah mahir, sedang dan sedikit”? Hanya 84 orang atau 10,99% yang menjawab mahir, Sebagian besar guru yaitu 550 orang atau 71,99% menjawab sedang dan 130 orang atau 17,02% menjawab sedikit.
Ini artinya bahwa sebagain besar guru tidak mahir menggunakan teknologi untuk melakukan proses pembelajaran jarak jauh,” jelasnya.
Bahkan untuk pertayaan seterusnya “Apa perangkat teknologi yang dimiliki”?. 118 orang atau 15,45% hanya punya HP; 646 orang atau 84,55% punya HP dan juga perangkat yang lain seperti laptop, Personal Computer (PC) dan tablet.
“Hal tersebut menandakan masih ada 15,45% guru SMP yang melakukan pembelajaran jarak jauh melalui HP, karena hanya itu perangkat teknologi yang mereka punya. Fakta menarik lainnya adalah bahwa sekalipun sebagian besar dari guru SMP, yaitu 84,55% punya lebih dari satu perangkat teknologi untuk menunjang proses pembelajaran, namun mereka memilih menjawab penguasaan teknologi mereka ‘sedang’ dan ‘sedikit’. Itu berarti persoalan terbesar kita bukan pada pemilik perangkat teknologi, melainkan persoalan ada pada penguasaan teknologi,” imbuh lelaki yang dua kali menjabat Wali Kota Ambon ini.
Sementara untuk pertanyaan “Apakah menurut anda pembelajaran jarak jauh ini efektif untuk anda dalam mengajar”? 713 orang atau 93,32% menjawab tidak; dan hanya 51 orang atau 6,68% menjawab ya.
“Yang paling menjawab terbanyak dari pertanyaan “Apakah yang anda rasakan saat melakukan pembelajaran jarak jauh”? 1 orang menjawab optimis; 1 orang menikmati; 6 orang merasa bosan, 8 orang merasa lelah, 52 oranf tidak fokus dan 696 atau 91,09% menjawab tidak maksimal,” rinci Louhenapessy.
Dengan demikian, lanjutnya, pentingnya kapasitas, pengetahuan bagi para guru baik itu guru TK, PAUD, SD maupun SMP harus lebih ditingkatkan.
“Saya menghimbau bagi para guru untuk terus berusaha dan belajar sebab kita hidup di era yang menuntut kita untuk menguasi IT. Jika tidak maka kita akan terkebelakang dalam segala segi,” himbaunya.
Webinar Pendidikan bagian ketiga ini diikuti khusus untuk para guru SMP yang berjumlah 654 orang, masih dengan tema yang sama “Tantangan dan Peluang Pembelajaran Jarak Jauh” dengan pembicara Ester Kurniawati, S. S, M. Pd; dan Drs. Sinung Harjanto, S.Th, M.A. (MT-01)