( LEGENDA DARI PULAU KEI- PART II )
Mollucastimes.Com- Pembaca Mollucastimes yang setia, pada edisi pertama,tentunya sudah membaca bagaimana keenam saudara perempuan Watwarin begitu iri hati dan cemburu, sehingga ingin membunuh Ai Ngam Sorngai dengan berbagai siasat mereka. Mari kita lanjutkan apa yang terjadi dengan Ai Ngam Sorngai ketika di jebak oleh keenam saudara perempuanWatwarin di tengah laut?. Penasaran, mari kita simak,
Ai Ngam Sorngai menyelam untuk memungut parang-parang itu.
Tetapi keenam saudara itu mendayung keluar dari tempat itu,sambil berpikir : suda pasti Ai Ngam Sorngai mati lemas di dalam laut. Ternyata Ai Ngam Sorngai,setelah menemukan parang-parang itu berenang ke darat dan memberi parang-parang itu kepada Watwarin: lalu ia menyembunyikannnya.
Ketika pada malam hari kakak-kakaknya pulang, Watwarin bertanya :”Di mana Ai Ngam Sorngai?”, jawab mereka : “Kami tidak tahu; mungkin dia akan menyusul”.
Dan beginilah ceritanya!- Kebencian keenam kakak isterinya terhadapnya sangat menyedihkan Ai Ngam Sorngai.maka ia berkata kepada Watwarin: “Karena keadaan demikian, saya akan bergabung dengan roh-roh halus; nanti suatu waktu saya akan kembali”.
Lalu Watwarin memasak nasi baginya,supaya ia makan.sehabis makan ia berangkat. Ia berjalan lewat pantai. Setelah ia pergi,Watwarin sangat bersedih hati, maka ia pun menyusulnya.
Lewat tanjung pertama,ia belum melihat dia; sesudah tanjung kedua pun ia belum melihat dia juga;baru lewat tanjung ketiga,ia melihat dia lalu mengeluh katanya : “Mengapa aku kau perlakukan begitu jelek? Bukankah aku tidak berkeluh sampai akhirnya ia menoleh dan memperhatikan isterinya, lalu isterinya itu berkeluh lagi katanya :
“Engkaulah raja kami di dunia ini!
Keenam kakakku adalah orang jahat!
Dan engkaupun membuat aku menderita dengan begitu berat!
Kembalila kepadaku!
Aku pun kembali….”
Ketika itu ia menunggui isterinya. Ketika isterinya itu sampai padanya, mereka duduk bersama dan mulai saling mencari kutu.
Sementara Watwarindicarikan kutu, ia tertidur. Maka Ai Ngam Sorngai membaringkannya di pasir, lalu melanjutkan perjalanannya.
Ketika mulai air pasang,air membasahi Watwarin, ia pun terbangun, tetapi ia tidak melihat lagi suaminya. Sambil berkeluh-kesah ia mengikutinya. Setelah lewat satu tanjung, ia belum melihatnya; lewat tanjung kedua pun ia belum melihatnya; setelah lewat lagi satu tanjung,barulah ia melihatnya,lalu ia mengeluh katanya :
Baca juga : Ai NGam Sorngai (Part I)
“Mengapa aku diperlakukan olehmu dengan begitu jelek? Bukankah aku tidak melakukan sesuatu yang jahat terhadapmu! Jangan perlakukan aku demikian. Dan tunggui aku”.
Tangisannya tidak lagi di dengar oleh Ai Ngam Sorngai. Maka ia berkeluh-kesah sekali lagi, tetapi belum didengar juga. Ia pun mengulangi satu kali tangisannya, barulah Ai Ngam Sorngai menoleh dan ia memperhatikan isterinya. Ia tinggal berdiri menantikan isterinya. Mereka melanjutkan perjalanan bersama-sama.
Mereka melewati sebuah tanjung, satu lagi dansatu lagi; akhirnya mereka tiba disebuah selat yang lebar, yang memisahkan dunia roh-roh dari dunia biasa.
Dalam air itu terdapat amat banyak ular dan buaya untuk menghalangi orang utntuk menyebrangi.
Sambil mengutuki diri, Ai Ngam Sorngai berkata: “Jika aku seorang manusia kasta-rendah, seorang budak atau telah berdosa, hendakla binatang-binatang ini tetap berjaga di sini; tetapi jika aku seorang penting dari kasta-atas, hendaklah semuanya menghilang, supaya aku bisa menyeberang”.
Dan tiba-tiba semua binatang itu menghilang. Ai Ngam Sorngai mengubah Watwarin menjadi sebutir telur, membungkus telur itu dalam sarongnya, lalu berjalan ke seberang, ke negeri roh-roh.
Di pantai seberang ternyata terdapat banyak babi. Tiada orang berani lewat disitu. Seluru pantai bagaikan sebuah bala tentara babi-babi. Mereka disumpahinya, lalu ia melanjutkan perjalanannya.
Lebih jauh sedikit, jalannya dihalangi oleh amat bamnyak anjing, yang menggonggong keras. Tidak ada orang berani lewat di situ.
Selalu saja ada yang mau menghalangi, tetapi ia mengutuki anjing-anjing itu, lalu larilah mereka. Ia melanjutkan perjalannya dan melihat sebuah kampong.
Dan beginila ceritanya!-ketika ia mendekati kampung itu, ia mengubah Watwarin menjadi seorang perempuan Papua. Ketika mereka sampai di kampong itu, para penduduk menawarkan sirih-pinang kepada mereka. Tetapi mereka menolak. Namun akhirnya ada seorang menawarkan kepada mereka sirih-pinang yang kurang bermutu, dan mereka menerimanya.
Kemudian mereka pergi ke kampong berikutnya. Mereka disuguhi dengan sirih-pinang dan duduk menikmatinya bersama para penduduk. Para penduduk itu mengira bahwa Watwarin adalah seorang perempuan Papua, maka mereka menyuruhnya mengangkat sebuah gayung dan sebuah temapayan besar untuk pergi menimba air.
Namun halini membuat Ai Ngam Sorngai menjadi marah sekali. Ia mengancurkan tempayan dan gayung itu, dan mengubahkan kembali Watwarin menjadi seorang perempuan raja yang cantik.
Ketika roh-roh itu memperhatikan betapa cantiknya Watwarin, mereka menjadi takut dan berkata : “Mengapa engkau menipu kami? Kami mengira bawa Watwarin adalah seorang perempuan Papua dan kami sangka bahwa ia termasuk kasta-rendah dan budak saudara. Seandainya kamimengetahui bahwa dia keturunan agung dan isteri saudara, maka tak seorang pun di antara kami telah berani memperlakukannya demikian. Jadi, mohon jangan marah”. Mereka lalu bersatu dalam persahabatan, dan mereka berdoa untuk selamanya menetap di negeriroh-roh itu. (MT)