Passo,MollucasTimes.com-Melakukan pergumulan dan doa di setiap tapal batas negeri dalam rangka tutup tahun merupakan agenda tiap tahun yang dilakukan oleh Pemerintah, Saniri Negeri serta para pendeta Jemaat yang ada di Negeri Passo.
Sebelum melakukan pergumulan dan doa dimaksud, Pj Pemerintah Negeri Passo, L.H Sopamena, S.STP, MT beserta staf, Saniri Negeri dan para Pendeta Jemaat baik dari GPM, Gereja Saudara maupun Khatolik menyatu hati dan berkumpul di Kantor Negeri untuk persiapan.
Titik pertama yang dituju adalah tapal batas dengan Maluku Tengah, tepatnya di kawasan Pasar Minggu, Waitatiri. Rombongan diiringi pujian oleh kelompok terompet. Barisan pendeta serta pelayan jemaat yang mengenakan baju hitam berdiri tepat di tengah jalan raya membentuk setengah lingkaran menghadap ke dalam Negeri Passo. Juga Perangkat Pemerintah Negeri mengenakan pakaian hitam sementara Saniri Negeri mengenakan busana adat berwarna hitam dengan lenso adat yang dipasang pada leher membentuk segitiga serta kain merah yang dililit pada pinggang.
Sejenak kemudian, pujian kepada Tuhan dinaikkan diiringi musik terompet, suasana begitu terasa khidmat. Pada masing-masing perbatasan ada seorang pendeta yang berdoa.
Titik kedua adalah perbatasan dengan Negeri Lama, tepatnya didepan BTN Passo Indah dengan melakukan hal yang sama. Para pendeta dan pelayan jemaat berdiri membentuk setengah lingkaran dan menghadap kedalam negeri Passo.
Usai dari Negeri Lama, rombongan beranjak ke perbatasan dengan Lateri tepatnya di depan Gedung Hino. Semua pendeta dan pelayan menghadap ke dalam negeri dan menaikkan doa dengan khusuk.
Sementara jalan raya diamankan agar tidak dilalui oleh kendaraan dalam beberapa menit sampai doa dan pergumulan selesai dilakukan.
Titik keempat adalah perbatasan dengan Negeri Hutumuri tepatnya di Wailiha. Dan titik terakhir adalah di kawasan Pelabuhan. Dan kemudian kembali ke Kantor Negeri untuk syukur.
Dari setiap titik yang didoakan dan digumulkan, semua yang hadir memohon dengan satu hati agar Tuhan memberikan seorang pemimpin atau raja definitif bagi negeri ini, pemimpin yang takut Tuhan, berhikmat, penuh kasih serta bertanggungjawab terhadap negeri dan masyarakat. Kemudian proses hukum yang tengah berjalan agar ada solusi dan jalan terbaik yang dapat ditempuh. Selain itu bermohon agar Tuhan menganugerahkan kedamaian, ketentraman bagi negeri mengingat banyak isu yang membuat orang ketakutan menghadapi tahun 2023.
Banyak hal yang telah terjadi di 2022 dan tentunya secara sadar semua mengharapkan bahwa Tuhan tetap akan mengawal setiap langkah perjalanan di tahun 2023. Walau apapun yang terjadi nanti, Tuhan yang diandalkan.
Doa dan pergumulan memang sangat baik dilakukan, namun yang paling penting dalam hal ini adalah keputusan untuk hidup benar di hadapan Tuhan. Sebab jika hanya berdoa tanpa melakukan kehendak Tuhan, niscaya semua rencana, pergumulan dan doa hanya sebatas langit-langit rumah.
Biarlah dengan doa serta pergumulan yang setiap tahun dilakukan itu mampu meremukkan semua hati yang keras, membalikkan hati yang serong untuk kembali kepada terang Tuhan, sehingga negeri ini kembali menjadi Mandalise Paukala yang diberkati Tuhan. Tabea. (MT-01)