BatuGajah,Ambon,Moluccastimes.com-Seluruh siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dari Kariuw, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) yang menjadi titipan di SMA Kristen Rehoboth, telah disinkronkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Demikian Kepala BidangSMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Maluku, Sirhan Pellu, kepada Moluccastimes.com, di ruang kerjanya, Senin, 28/08/2023.
“Seluruh siswa yang berjumlah sembilan puluh enam orang itu mulai dari SD hingga SLTA, Dapodiknya telah disinkronkan sejak dua pekan lalu,” aku Pellu.
Dikatakan jumlah siswa SLTA sebanyak 39 tersebut merupakan gabungan dari 3 SLTA.
“Mereka berasal dari SMA Negeri 19 Aboru, SMA Negeri 16 Ori dan SMA Negeri 7 Maluku Tengah. Semuanya masuk lewat SMA Kristen Rehoboth. Hal ini telah menjadi bahan diskusi kami sebelumnya bersama Deputi II Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Abetnego Panca Putra Tarigan bahwa siswa yang mengalami kondisi konflik di Aboru harus ditindaklanjuti ke Persekolahan Kristen Rehoboth,” jelasnya.
Dikatakan pria smart itu, mereka ditindaklanjuti ke Rehoboth, karena harus mendapat hak diantaranya Program Indonesia Pintar (PIP).
“PIP mereka harus dibayar sehingga secara otomatis Dapodiknya juga harus disinkronkan. Saya ingatkan kepada Kepala Sekolah SMA Kristen Rehoboth agar seluruh siswa harus dilepas dari sekolah asal untuk masuk ke Rehoboth, sebab kita tidak inginkan mereka dirugikan dalam proses pendidikan terutama pemenuhan atas hak mereka. Saat ini mereka include telah masuk ke Dapodiknya SMA Kristen Rehoboth,” terangnya.
Ditambahkan, sebelum dimutasikan ke Rehoboth, ada pemikiran untuk membuka kelas jauh.
“Namun kembali terkendala tenaga guru dan juga fasilitas sekolah, tidak mungkin mereka mendapat pelajaran di sekolah darurat. Ini akan mengakibatkan psikologi mereka semakin memburuk karena masih dalam kondisi yang tidak nyaman untuk bersekolah,” tambahnya.
Pellu mengapresiasi pihak SMA Kristen Rehoboth yang telah membuka sekolah menerima siswa titipan dimaksud.
“Saya sangat mengapresiasi sekolah ini, Kepala Sekolahnya juga membuka diri untuk menerima mereka, bahkan yang lebih luar biasa, mereka ditempatkan dalam asrama, semua kebutuhan dipenuhi dengan baik. Terimakasih untuk Kepala Sekolah beserta staf guru SMA Kristen Rehoboth,” Pellu berapresiasi.
Sementara untuk tingkat SMP, pria tampan itu menyatakan bahwa itu bukan kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi Maluku.
“Masing-masing kita sudah diberikan tanggungjawab, sehingga kami tidak dapat mengintervensi kewenangan dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah untuk masalah SMP,” timpalnya.
Walaupun demikian, lanjutnya, jika pemerintah akan membangun SMP harus memperhatikan beberapa hal.
“Diantaranya ketersediaan jumlah tenaga pengajar yang harus diprioritaskan, tenaga pengajar haruslah anak negeri, kemudian harus ada minimal tiga SD penunjang dengan produksi kelulusan enam puluh orang. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka tidak bisa membangun SMP disana,” tandasnya. (MT-01)