Ambon,Moluccastimes.com-Akibat tidak ada koordinasi bersama, pengembalian batas lahan yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Ambon diboikot oleh Keluarga Maulany di RT 001 RW 02 Kelurahan Waihaong, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
“Kami tidak setuju dengan cara BPN melakukan pengembalian batas tanah tanpa adanya koordinasi kedua belah pihak keluarga Thomas Tany dan keluaga Maulany. Ini namanya sepihak, sebab kami juga memiliki sertifikat. Kami menduga BPN Kota Ambon berbohong, karena BPN tidak transparan terhadap masalah tanah tersebut,” tegas salah seorang keluarga, Vonny Maulany, Senin 22/05/2023.
Maulany menduga adanya praktek mafia tanah dalam tubuh BPN Kota Ambon.
“Ini
harus menjadi perhatian Tim Cyber Mafia Tanah atas dugaan kami terhadap
PBN Kota Ambon, karena terbukti BPN mengeluarkan sertifikat diatas
sertifikat sehingga masalah tanah di Kota Ambon selalu menjadi momok,”
cetusnya.
Selain pengembalian batas tanah, Maulany mengakui, sertifikat yang dimiliki keluarganya tahun 1981 sama dengan sertifikat yang dimiliki keluarga Thomas Tany tahun 1981.
“Tapi keluarga Thomas Tany juga miliki sertifikat di tahun 2012, sehingga di duga BPN sesuka hati demi mengais keuntungan mengeluarkan sertifikat kapan saja asal ada uangnya,” tegasnya dengan nada tinggi.
Dirinya meminta agar BPN bijaksana dalam melakukan pengembalian batas tanah.
“Sebab jika tidak maka pasti ada masalah besar yang akan memberikan dampak kerugian antara pihak-pihak terkait. BPN harus transparan dalam hal ini. bahkan kami telah melakukan mediasi bersama keluarga Thomas Tany, namun tidak ada jalan keluar dari BPN untuk menyelesaikan masalah ini,” jelasnya.
Sementara itu, Cliff Tany mengaku, pengembalian batas tanah dilakukan BPN Kota Ambon berdasarkan sertifikat 1981.
“Kami hanya pengembalian batas tanah bersama BPN Kota Ambon sesuai dengan apa yang ada dalam sertifikat,” ungkap Tany didampingi Kuasa Hukum keluarga Thomas Tany.
Akibat aksi protes tersebut, BPN Kota Ambon menghentikan proses pengembalian batas tanah hingga ada mediasi antara keluarga Thomas Tany dan Keluarga Maulany.(MT-01)