Ambon,Moluccastimes.com-Dalam konteks pariwisata musik, Amahusu merupakan desa daya tarik wisata musik yang memberikan multi player effect terhadap sektor lain termasuk lingkungan serta memberikan dampak ekonomi kreatif bagi masyarakat sekitar.
Demikian Direktur Ambon Music Office (AMO), Ir. Ronny Loppies, M.Sc.F di halaman SMP N 11 Ambon sebelum dilakukan konservasi penanaman Mangrove di Pantai Amahusu dan Gandaria di hutan Amahusu, Sabtu 03/06/2023.
“Penanaman Mangrove maupun Gandaria di lingkungan Amahusu sebagai desa daya tarik wisata musik merupakan salah satu cara AMO merealisasikan Sounds Of Green. Selain itu memberikan banyak manfaat baik terhadap musik sendiri, lingkungan, juga meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat,” jelas Loppies.
Diungkapkan, perwujudan Sounds of Green pada basisnya bicara tentang pariwisata musik dan hutan kota.
“Implementasi dari pariwisata musik, sebagai pilot project Sounds of Green tidak hanya bicara tentang musik namun lebih dalam memberikan efek terhadap lingkungan. Dan sangat luar biasa yang dilakukan oleh SMP Negeri 11 Ambon kolaborasi dengan mahasiswa Biologi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universutas Pattimura serta Kesatuan Pengelolaan Hutan Ambon yang menyediakan bibit Mangrove dan Gandaria,” Dosen Pertanian Unpatti itu mengapresiasi.
Emisi karbon, menurutnya, menjadi tren topik dunia saat ini.
“Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin, LPG, serta bahan bakar lainnya. Fenomena emisi karbon merupakan proses pelepasan karbon ke lapisan atmosfer bumi. Saat ini, emisi karbon menjadi salah satu penyumbang terjadinya perubahan iklim dan pemanasan bersamaan dengan emisi gas rumah kaca. Keduanya menyebabkan naiknya suhu bumi atau efek rumah kaca,” paparnya.
Untuk AMO sendiri, hal ini dibicarakan pertama kali di Brazil.
“Sehingga kemudian lewat Sounds Of Green, Ambon berusaha mengejarnya. Penghijauan yang dilakukan baik di pantai maupun di hutan merupakan konteks besar menjawab pengurangan emisi karbon dimana seluruh dunia sedang mengejarnya,” Local Point Ambon Unesco City of Music itu beragumen.
Loppies mencontohkan usaha pengrangan emisi karbon oleh Band Cold Play yang akan konser di Indonesia.
“Ternyata mereka memikirkan pengurangan emisi karbon sebesar lima puluh persen dalam show mereka. Caranya panggung penonton didesain untuk meloncat dihubungkan dengan panel listrik sehingga ketika meloncat panel listrik akan menggerakkan lighting di panggung sementara energi dihasilkan adalah dari kayuhan sepeda. Mereka melakukan hanya pada saat show, tetapi yang kita lakukan saat ini memainkan peranan luar biasa dari ekosistem pantai hingga hutan,” bangganya.
Apresiasi Untuk SMP Negeri 11 Ambon
Dikatakan, SMP Negeri 11 Ambon memiliki Kepala Sekolah dan guru-guru yang luar biasa.
“Mereka mampu menciptakan ekosistem baik dalam pendidikan intra sekolah maupun luar sekolah melalui berbagai kegiatan lingkungan yang mendukung Sound of Green. Ini patut mendapat apresiasi kita semua,” pujinya.
Pria kelahiran 6 Juli tahun 1965 itu mengapresiasi juga penghijauan yang dilakukan SMP Negeri 11 Ambon kolaborasi FKIP Biologi Unpatti.
“Anda adalah orang-orang hebat yang mampu memikirkan keberlangsungan planet ini kedepan. Tahun 2030 nanti, jumlah orang di kota akan mencapai lima puluh milyar, jika fungsi alih lahan tidak dijaga dari sekarang tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi nanti,” serunya dihadapan siswa dan mahasiswa yang akan melakukan konservasi.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Keguruan & Ilmu pendidikan (FKIP) Unpatti, Prof. DR. Pamela Mercy Papilaya, M.Pd mengungkapkan penanaman Mangrove dan Gandaria merupakan implikasi dua mata kuliah.
“Yang pertama Pendidikan Berbasis Kepulauan dengan capaian pembelajaran adalah pengelolaan pesisir pantai pulau kecil. Dimana pada musim timur dengan gelombang, beresiko terhadap talud, Mangrove memiliki sifat elastis untuk menahan ombak. Sedangkan mata kuliah kedua adalah Ilmu Pengetahuan Lingkungan bagaimana mengatasi masalah di daerah pesisir pantai, dalam hal ini Mangrove berfungsi melindungi pantai dengan baik,” jelas ibu satu putra itu.
Disebutkan, Gandaria sendiri merupakan bagian dari program Sounds of Green dari AMO, memiliki banyak manfaat diantaranya mengatasi emisi karbon, menyimpan air, memiliki buah yang kaya vitamin namun populasinya makin menurun.
“Secara anatomi, Gandaria memilki daun lebar dan stomata besar yang mengeluarkan banyak oksigen serta mengikat karbondioksida mampu mengatasi emisi karbon. Disisi lain Gandaria merupakan tanaman endemik yang semakin turun populasinya. Lewat Amahusu dan SMP Negeri 11 Ambon, sebagai sekolah piloting project musik dan model Sounds of Green, kita upayakan pengembalian populasinya menunjang program Sounds of Green itu sendiri,” jelasnya.
Selain itu, ada juga peternakan Lebah Madu yang sementara digiatkan sangat diharapkan SMP Negeri 11 Ambon menjadi pioner bagi lingkungan.
“Siswa akan memberikan pelajaran kepada sekitar bagaimana memanfaatkan lingkungan untuk menumbuhkan ekonomi kreatif bagi masyarakat. Itu point penting yang ingin dicapai baik sebagai sekolah piloting maupun implementasi Sounds of Green sebagai desa daya tarik wisata musik. Saat ini sementara dikembangkan Lebah Madu yang pada Oktober mendatang dapat dipamerkan dalam Gelar Karya tahunan,” tandas wanita smart itu.
Ada sekitar 1000 lebih anakan Mangrove dan Gandaria disediakan oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Kota Ambon.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas aksi konservasi yang dilakukan hari ini kolaborasi bersama SMP Negeri 11 Ambon, Mahsiswa Biologi FKIP Unpatti serta AMO yang menggagas penanaman kembali hutan dengan Gandaria serta reboisasi pantai dengan menanam Mangrove. Merupakan kegiatan yang sangat mulia karena memikirkan kelangsungan kehidupan didepan. Proud of you all,” apresiasi Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Kota Ambon, Ir. Jaqueline June Franzs, M.Si.
Satu tanaman yang ditanam memberikan kehidupan yang layak bagi dunia.
“Merawat lingkungan melalui penghijauan, akan memberikan kehidupan sehat bagi kita saat ini maupun anak cucu dimasa yang akan datang. Mari terus jaga lingkungan kita untuk menjamin kehidupan yang layak bagi negeri ini, Kota Ambon, Maluku, Indonesia dan Dunia,” serunya mengakhiri.
Seluruh rangkaian kegiatan dibuka dengan doa yang dipimpin Pdt. Yani Soplanit, pelayan Tuhan yang selalu memberikan topangan doa bagi kehidupan pendidikan keluarga besar SMP Negeri 11 Ambon.
“Semoga apa yang menjadi gumulan dan tujuan lembaga pendidikan SMP Negeri 11 Ambon diberkati Tuhan terutama dalam memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat Amahusu,” ucap Pendeta alumnus SMP Negeri 12 Ambon itu. (MT-01)