Ambon,Moluccastimes.com-Gelar Karya merupakan representasi kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)selama satu tahun dengan 6 tema yang diramu menjadi satu.
Demikian Kepala SMP Negeri 4 Ambon, Kustanto, S.Pd, M.Pd disela kegiatan Senin, 19/06/2023.
“Tahun ajaran 2022-2023 ini, siswa menyelesaikan seluruh tema dalam pembelajaran selama satu tahun. Tema tersebut diantaranya Bangunlah Jiwa Raganya, Suara Demokrasi, Kearifan Lokal, Hijaulah Negeriku, Bhineka Tunggal Ika, dan Kewirausahaan. Keenam tema ini kita jadikan satu dalam Gelar Karya dengan tema utama Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar dan sub tema Manggurebe Maju Wujudkan Profil Pelajar Pancasila,” terang Kustanto.
Diungkapkan, Gelar Karya ini hanya merupakan alat atau sarana.
“Yang diharapkan sebenarnya adalah bagaimana P5 dapat dicapai melalui tema dan sub tema, bagaimana siswa berproses dalam P5 dengan menumbuhkan nilai karakter. Misalnya siswa membuat suatu karya mulai dari proses awal hingga produksi. Disana bisa kita lihat jiwa kewirausahaan, rasa tanggungjawab yang bermuara pada kemandirian. Ketika siswa dibiasakan dengan kondisi demikian, maka kedepan mereka akan mandiri,” jelasnya.
Kemudian, kolaborasi dalam seni tari, biola, musik, dimana siswa belajar bagaimana harus dispilin, saling menghargai, bertanggungjawab dengan alat musik yang diberikan sehingga tercipta harmonisasi.
“Sebab tujuannya bukan saja siswa bisa menyanyi atau menari tetapi perubahan karakter yang disiapkan sejak dini untuk menjadi siswa yang kreatif serta berwirausaha dan tidak bergantung pada orang lain,” tambahnya.
Dikatakan, hal ini sudah menjadi ikon khusus SMP Negeri 4 sebagai Sekolah Penggerak Angkatan I.
“Kita sudah menjalankan kurikulum merdeka Berbagi dan menjadi ikon khusus SMP Negeri 4 Ambon,” lugasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Gelar Karya, Metiara, S.Pd mengungkapkan Gelar Karya yang ditampilkan merupakan hal positif bagi siswa juga langkah maju bagi SMP Negeri 4 Ambon.
“Kami mendukung sekali kurikulum merdeka karena membuat siswa bisa mandiri, bergotong royong, pembentukan karakter. Kurikulum ini tidak menyiapkan siswa menjadi pegawai negeri sipil tetapi menyiapkan siswa bisa mandiri serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk menghasilkan satu karya yang dapat menjamin keberkangsungan kehidupan di masa depan. Inilah bentuk implementasi kurikulum merdeka,” papar Srikandi SMP Negeri 4 Ambon itu.
Panitia, lanjutnya, mengucapkan terimakasih kepada seluruh siswa kelas 7 dan 8 yang telah berpartisipasi dalam Gelar Karya ini.
“Siswa dengan antusiasme yang luar biasa mensukseskan Gelar Karya, karena itu mereka patut kita beri apresiasi. Terimakasih selanjutnya kepada orangtua siswa yang mendukung serta mensuport seluruh kegiatan P5 hingga Gelar Karya ini berlangsung karena tanpa dukungan orangtua tidak mungkin kegiatan ini bisa sukses,” Metiara berapresiasi.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan itu, mengatakan, dalam Gelar Karya tersebut, ada karya yang tidak ditampilkan secara real.
“Tetapi karya yang ditampilkan lewat video yaitu bagaimana proses pembuatannya. Contoh siswa yang menciptakan puisi, jadi yang dilihat adalah proses pembuatan puisi itu kemudian divideokan hingga sampai pada saat seleksi dalam Porseni kemarin,” ulasnya.
Terimakasih berikutnya kepada Pemerintah Kota Ambon, lewat Dinas Pendidikan.
“Kehadiran Kepala Dinas Pendidikan mewakili Pemerintah Kota Ambon menghasilkan energi baru dalam seluruh proses Gelar Karya ini yang dirasakan cukup berhasil. Kemudian juga kehadiran para Kepala Sekolah yang tergabung dalam MKKS Kota Ambon, Koordinator Pengawas SMP. Selain itu juga alumnus yang menjadi penyemangat kami, sekali lagi terimakasih. Semoga kolaborasi tetap terjalin untuk memajukan lembaga pendidikan ini kedepan,” jelasnya.
Selain Gelar Karya siswa juga ditampilkan Pentas Seni.
“Pentas Seni ini menampilan tarian anti perundungan dengan agen perundungan SMP Negeri 4 Ambon, kemudian tarian daerah dari Maluku Barat Daya dan Saparua yang melambangkan tema Kebhinekaan, dikolaborasikan dengan tarian modern dimana didalamnya dimasukkan unsur pendidikan anti perundungan atau bullying. Tarian tersebut merupakan pilihan para siswa sendiri. Selain tarian, juga dipentaskan Fashion Show. Untuk tema kewirausahaan dan kearifan lokal, siswa dilatih membuat kuliner biji bakso dari daging ikan. Selain itu, kita membiasakan siswa dengan literasi yang ditampilkan lewat pembawa acara dengan menggunakan dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia,” pungkasnya,
Gelar Karya tersebut sekaligus disertai pembagian laporan pendidikan bagi siswa kelas 7 dan 8.(MT-01)