Ambon,MollucasTimes.com-Terkait dengan penurunan angka Stunting di Kota Ambon, perlu kolaborasi dari berbagai pihak, sehingga diperlukan satu komitmen untuk menangani persoalan tersebut.
Demikian Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Drg. Wendy Pelupessy, M.Kes, di sela kegiatan Rembuk Aksi Percepatan Penurunan Stunting Pemerintah Kota Ambon tahun 2021, Rabu 29/12/2021.
“Untuk menurunan angka Stunting ini tidak mudah jika hanya kita dari dinas Kesehatan yang melakukan. Perlu adanya upaya yang lebih lagi dari seluruh pihak terkait di Pemerintah Kota Ambon. Nah, karena itu kita menggelar Rembuk Aksi Percepatan Penurunan Stunting ini,” aku Pelupessy yang juga Ketua Panitia Rembuk Aksi Percepatan Penurunan Stunting Pemerintah Kota Ambon tahun 2021.
Pelupessy mengatakan, tujuan pelaksanaan Rembuk Aksi yang didalamnya memuat tentang deklarasi komitmen Pemerintah Daerah adalah untuk menyepakati rencana kegiatan penurunan Stunting yang terintegrasi.
“Deklarasi harus disepakati secara bersama sehingga dalam pelaksanaan di lapangan dapat dilakukan dengan baik serta membangun komitmen publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan Stunting yang terintegrasi di Kota Ambon,” rincinya.
Out put yang diharapkan menurut dokter cantik pemilik lesung pipi ini, adalah komitmen penurunan Stunting yang terbangun setelah seluruh pihak yang berkepentingan menandatangani kesepakatan.
“Kita membuat komitmen untuk ditandatangani oleh pak Wali Kota, Mama Parenting, para Pimpinan OPD, Kepala Puskesmas, Camat, Kepala Desa, Lurah. Sehingga ini akan menjadi pengingat bahwa kita semua telah menyepakati rencana kegiatan intevensi integrasi penurunan Stunting lintas sektor yang akan dilaksanakan tahun 2022. Bahkan lebih dari itu, kegiatan ini dapat dimuat dalam RAKPD OPD yang telah mendatangani komitemn tersebut,” jelas ibu tiga anak ini.
Pelupessy mengatakan ada 12 lokus Stunting yang barada di Kota Ambon.
“Dua belas lokus tersebut diantaranya Kelurahan Kudamati, Benteng, Negeri Soya, Batu Merah, Kelurahan Pandan Kasturi, Lateri, Negeri Passo, Desa Waiheru, Rumah Tiga, Poka dan Nania serta Negeri Laha,” rincinya.
Lanjutnya, sebagaimana diketahui Stunting telah menjadi agenda Pembangunan Nasional, bahkan Kota Ambon adalah salah satu prioritas Indonesia untuk mencapai intevensi Stunting tahun 2021.
“Oleh sebab itu, out come yang diharapkan bahwa kita mampu menurunkan angka Stunting sama dengan atau kurang dari 14 persen tahun 2024 nanti dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia 2045. Sesuai dengan hasil riskesdes tahun 2028, prevelensi Stunting di Kota Ambon mencapai 31,26 persen dimana hasil status gizi Indonesia tahun 2021 menyatakan bahwa Stunting di Kota Ambon turun 21,8 persen. Untuk itu kita harus berjuang bersama untuk mencapai 14 persen di 2024 nanti. Sementara untuk progres 8 aksi intervensi kenfegensi sampai dengan hari ini sebanyak 73,96 persen dari seluruh Kabupaten Kota di Maluku. Semoga dengan adanya pelaksanaan komitmen ini, 8 aksi tersebut bisa mencapai 100 persen untuk Kota Ambon,” tutupnya. (MT-01)