Poltekkes Kemenkes Maluku Lakukan PKM Upaya Cegah Stunting Di Desa Waesala

by -65 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat setiap tahun dilakukan oleh berbagai instansi tidak terkecuali Poltekkes Kemenkes Maluku Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Menurut Staf Dosen Program Studi Kebidanan Ambon Poltekkes Kemenkes Maluku, Leonora Mailoa, S.Pd.,M.Kes seperti yang dituturkan kepada MollucasTimes.com, Kamis 06/01/2022 PKM merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat.

“Bentuk pengabdian masyarakat yang kami lakukan adalah sehubungan dengan pentingnya K1 Murni Sebagai Upaya Mencegah Stunting Pada Anak di Desa Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat,” ungkap wanita smart yang baik hati ini.

“Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses ibu kepada petugas kesehatan di Fasilitas Kesehatan (Faskes) masih perlu ditingkatkan. Sebab, ibu hamil seyogyanya harus melakukan K1 murni agar secara dini dapat mendapat pengawasan Antenatal Care (ANC),” Mailoa berargumen.

ANC sendiri adalah pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, mempersiapkan ibu untuk masa nifas dan pemberian ASI eksklusif.

Pengabdian masyarakat tersebut dilakukan di Desa Waesala yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Waesala dengan jumlah penduduk sebanyak 10.553 orang pada trimester I tahun 2020. 

“Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) tahun 2020, jumlah ibu hamil pada periode waktu yang sama sebanyak 324 orang dan yang memeriksakan kehamilan K1 sebanyak 127 orang atau 39% sementara anak yang mengalami Stunting sebanyak 171 orang,” ucap Mailoa.

Mailoa menjelaskan, hasil analisis yang diperoleh ternyata terdapat perbedaan signifikan antara skor pre test dan post test tentang pengetahuan responden.

“Dimana nilai pretes untuk pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan K1 adalah pada kategori baik 24%., kategori cukup 28% dan kategori kurang 48%, setelah penyuluhan menggunakan leaflet memberikan hasil baik 84%, cukup 16% dan kurang 0%. Sedangkan pengetahuan awal melalui pre test tentang dampak Stunting pada anak memberikan hasil kategori baik 4%, kategori cukup 8% dan ketegori kurang 88%, setelah diberikan penyuluhan hasil post test kategori baik 92%, kategori cukup 8% dan kategori kurang 0%. Ada peningkatan cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan dari 32% pada periode yang sama tahun lalu menjadi 65% pada tahun 2021,” rincinya.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan penyuluhan dengan menggunakan leaflet tentang pentingnya kunjungan K1 murni sebagai upaya mencegah stunting pada anak dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku sasaran.

“Nah, ouput dari analisis ini diantaranya adanya peningkatan cakupan pemeriksaan kehamilan di Faskes khususnya K1 murni, ada peningkatan pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan K1 Murni bagi ibu hamil dan dampak Stunting pada anak. Kemudian Leaflet sebagai media edukasi dapat memberikan gambaran dan informasi pentingnya pemeriksaan kehamilan K1 murni dan dampak Stunting pada anak, selanjutnya Banner berisi informasi tentang K1 Murni dan Stunting harus ditempatkan pada tempat strategis misalnya di depan Kantor Desa maupun di Puskesmas. Selain itu juga harus ada publikasi yang terakreditasi melalui media lokal baik cetak maupun elektronik,” tutupnya. 

Sebagai informasi, kegiatan tahun ini dilakukan oleh Mailoa bersama dua anggota tim pengabdi yaitu Mintje Maria Nendissa, S.Pd, S.Kep, M.Kes dan Johanna Tomasoa, SKM., S.Kep., M.Kes serta dua orang mahasiswa Wa Rindi dan Wa Ode  Vindriani. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *