Passo,Ambon,Moluccastimes,com-Dalam upaya menekan angka kejadian Stunting, perlu dilakukan peningkatan kapasitas kepada kader Posyandu.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Kristem Indonesia Maluku (UKIM), Maria M. Goha disela kegiatan Pemberdayaan Kader Dalam Deteksi Dini Gizi Buruk Balita (Kades Talilta), Senin, 26/06/2023.
“Kader Posyandu harus diberdayakan lewat intervensi berbasis keluarga untuk melakukan deteksi dini gizi buruk yang bermuara pada Stunting. Selain itu pendampingan bagi keluarga yang terdapat anak Stunting juga harus dilakukan. Nah, kesulitan yang dihadapi adalah terbatasnya sumber daya kader Posyandu sehingga kegiatan pendeteksian maupun pendampingan tersebut tidak maksimal,” jelasnya.
Dikatakan Kader Posyandu merupakan perpanjangan tangan petugas kesehatan.
“Mereka adalah garda terdepan yang mampu menemukan masalah status gizi atau Stunting pada balita melalui kegiatan kunjungan ke rumah-rumah. Sebab, sesuai dengan pengalaman, tidak semua balita yang dibawa ibunya ke Posyandu,” tandasnya.
Diungkapkan, Negeri Passo merupakan salah satu Lokasi Khusus (Lokus) Stunting yang ada di wilayah Maluku.
“Hasil survei yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) UKIM adalah belum dipotimalkannya kader posyandu dalam melakukan deteksi dini gizi buruk maupun Stunting. Screening/intervensi lebih banyak dilakukan oleh petugas kesehatan. Karena itu, Passo disebut sebagai salah satu Lokus Stunting. Sebabm Stunting akan menjadi masalah kesehatan yang besar jika prevalensinya lebih dari 20%,” urainya.
Dasar itulah, maka Tim PKM UKIM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa keperawatan berinisiatif melakukan pendekatan dengan Pemerintah Negeri Passo, Ketua TP PKK Negeri Passo, serta Kader Posyandu.
“Hal ini mendapat perhatian serius dari Pnejabat Pemerintah Negeri Passo. Dan beliau berkomitmen untuk mengambil langkah preventif untuk menurunkan angka Stunting di Negeri Passo,” tambahnya.
Kegiatan yang dilakukan menurutnya yaitu sosialisasi, pendampingan dan pelatihan deteksi dini gizi buruk dan Stunting dengan intervensi pengukuran Lingkar Lengan atas Balita dan pengukuran tinggi badan serta interpertasinya.
“Kami menggunakan antropometri, mulai dari penimbangan, mengukur tinggi badan dan ligkar lengan atas dengan menggunakan pita Lila hingga membaca Tabel Z-Score. Selain itu juga melakukan pengukuran pengetahuan dan ketrampilan kader sebelum dan sesudah pelatihan. Harapan kami ketika kader Posyandu menemukan kasus gizi pada balita, dapat segera menghubungi petugas kesehatan,” tandasnya.
Ditambahkan, indikator kesehatan masyarakat dalam hal pemantauan status gizi dan kesehatan suatu populasi, salah satunya adalah pertumbuhan anak.
“Ini tidak terlepas dari masalah gizi yang merupakan tujuan kedua dari Sustainable Development Goal’s (SDGs) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),” terang wanita cantik itu.
Sementara itu, Penjabat Kepala Pemerintah Negeri Passo, L.H Sopamena, S.STP, MT mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Tim PKM UKIM.
“Kami memberikan apresiasi positif terkait apa yang dilakukan oleh tim di Negeri Passo. Pemerintah Negeri beserta TP PKK Kecamatan maupun TP PKK Negeri telah berkomitmen untuk menurunkan angka prevelensi Stunting dimana Passo menjadi salah satu Lokusnya. Dengan PKM yang dilakukan oleh UKIM, saya rasa akan membantu merealisasikan komitmen kami. Sekali lagi terimakasih telah menjadi bagian dari upaya tersebut,” jelasnya panjang lebar.
Ditempat yang sama Ketua TP PKK Negeri Passo, N. Rikumahu, S.Th juga menyampaikan hal yang sama.
“Semoga dengan bantuan sosialisasi yang diberikan kepada para kader Posyandu bisa menyemangati serta memacu kader bekerja lebih giat bahkan edukasi yang dibagikan dapat diaplikasin pada setiap kegiatan di Posynadu guna menurunkan angka Stunting di Passo,” lugasnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 25 kader perwakilan dari Posyandu yang ada di Passo.(MT-01)