Tingkatkan Pengetahuan Peternak Ayam Kampung, Faperta Unpatti Gelar Program IbM di Negeri Rutong

by -59 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok peternak (kelompok ibu-ibu Dasawisma)   melalui perbaikan manajemen pemeliharaan dan manajemen usaha, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) telah menggelar Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) Program Mono Tahun Bagi Kelompok Peternakan Ayam Kampung di Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan.

Hal ini diungkapkan staf pengajar Fakultas Pertanian Unpatti, Ir. Bercomien J. Papilaya, MP yang didampingi staf pengajar lain, Rajab SPT, M.Si kepada MollucasTimes.com, Rabu 13/04/2022.

“Kegiatan itu kami lakukan dengan cara memberikan penyuluhan serta demonstrasi bagi para peternak ayam kampung dengan tujuan melalui perbaikan manajemen pemeliharaan serta manajemen usaha, para petenak dapat meningkatkan produk telur tetas dan konsumsi, ternak ayam /DOC juga meningkatkan produksi ternak ayam kampung kemudian menambah pendapatan dengan penjualan produk telur konsumsi dan ternak ayam  sebagai bahan pangan dengan memanfaatkan sumber daya alam  baik perikanan maupun pertanian dan sumber daya manusia (SDM) serta menghasilkan SDM yang terampil dan memiliki manajemen usaha yang baik,” papar Papilaya

Diakui wanita smart ini, kegiatan tersebut adalah kegiatan pengabdian masyarakat bagi kelompok ibu-ibu dasawisma yang mau menerapkan inovasi baru demi meningkatkan produksi dan kesejahteraan keluarga/masyarakat. 

“Ini penting karena ibu-ibu dasawisma memiliki peran untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui ternak ayam kampung. Kami berbagi dengan mereka lewat penyuluhan tatap muka, diskusi serta tanya jawab. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut,” akunya.

Hal yang dibagi menurut wanita berkacamata ini sehubungan dengan manfaat beternak ayam kampung.

“Apa manfaatnya beternak ayam kampung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Apa pentingnya pemberian ransum yang bermutu (Kualitas dan kuantitas) agar dapat meningkatkan produksi dengan menggunakan bahan pakan local bersumber protein, energi dan vitamin. Bagaimana penggunaan incubator dan pemanfaatan ikan ruca, limbah perikanan, dan pertanian. Selain itu jkami melatih peternak membuat kandang yang memenuhi syarat sesuai kebutuhan ayam dalam bentuk demplot pembuatan kandang, bagaimana mengolah bahan-bahan pakan local diantaranya ikan ruca, limbah perikanan, dan ela sagu. Kemudian juga bagaimana menyusun dan membuat ransum sesuai gizi yang dibutuhkan oleh ternak dengan menggunakan bahan-bahan pakan yaitu : tepung daun lamtoro/singkong, ela sagu, limbah perikanan, ikan ruca dan beberapa bahan pakan lainnya. Melaksanakan demplot  pemberian ransum sesuai kebutuhan pada ternak ayam, bagaimana memberikan demplot penetasan (pemakaian incubator), pemilihan bibit, sexing ayam dll. Selain itu bagaimana mengecek perkembangan ayam lewat produksi telur, daya tetas dan daya hidup DOC. Bahkan kami juga melakukan pendampingan dan evaluasi secara periodik selama dan sesudah kegiatan dilakukan serta membagikan brosur bagi kelompok peternak dan para peserta penyuluhan lainnya,” papar dosen manis pemilik lesung pipi ini.

Diakuinya dalam mengupayakan kegiatan tesebut berjalan dengan baik, pihaknya juga telah melakukan pendekatan dengan aparat desa untuk menginventarisasi peternak ayam untuk pelaksanaan penyuluhan dan penerapan Ipteks serta pendekatan dengan peternak/kelompok mitra  yaitu observasi langsung di lapangan untuk mengetahui system beternak ayam kampung.

Dari hasil kegiatan tersebut, pihaknya melihat bahwa ada perubahan yang terjadi. 

“Mereka sudah mampu membuat, memberi serta ayam mengkonsumsi ransum buatan sendiri. Mereka juga telah mampu memproduksi telur dengan berat telur ideal. Bahkan mereka juga mampu melakukan proses penetasan telur (Candling, Fertilitas, Daya Tetas dan Berat DOC). Semua itu mengartikan bahwa para peternak ayam kampung di Negeri Rutong bisa menerima inovasi teknologi yang diupayakan demi meningkatkan kesejahteraan keluarga maupun masyarakat secara umum disana,” tandasnya.

Intinya, lanjut Papilaya, petenak ayam kampung butuh penyuluhan secara kontinyu karena belum banyak memiliki pengetahuan dan keterampilan pemeliharaan ternak ayam kampung juga pemanfaatan limbah perikanan dan pertanian untuk meningkatkan kualitas ayam kampung.

“Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan dampak yang positif terutama bagi peternak ayam kampung sehingga kedepan diharapkan kegiatan seperti ini perlu dilakukan secara kontinyu,” pungkasnya. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *