Ambon,moluccastimes.com-Dalam upaya memperkuat integrasi sosial serta relasi masyarakat Kota Ambon guna menciptakan Pemilu 2024 yang demokratis dan damai, perlu kesadaran masyarakat melalui eksplorasi kearifan lokal yang dimiliki.
Demikian Direktur Yayasan Sombar Negeri Maluku, Hasbullah Toisutta, disela Dialog Publik Pemilu Damai, senin, 03/09/2023.
“Kegiatan dialog ini dilakukan untuk mengeksplorasi kapasitas nilai kearifan lokal sehingga diharapkan mampu memberi kekuatan serta topangan yang terintegrasi kepada masyarakat khususnya menjelang Pemilu 2024,” aku Toisutta.
Pria smart itu mengungkapkan setiap menjelang Pemilu, situasi dan kondisi yang tercipta diselingi dengan potensi terjadinya ketidakharmonisan ditengah masyarakat.
“Sebab itulah, kita memiliki tanggungjawab sosial untuk membudayakan suasana demokratis ditengah masyarakat yang majemuk baik dari segi suku, etnis, agama, dan kepercayaan. Hal ini sangat penting dilakukan melalui kearifan lokal yang dimiliki misalnya Aini ain, Kalwedo, Pela Gandong, Nusamba dan sebagainya. Nah, bagi kami kegiaan dialog ini juga harus dilakukan berkesinambungan sehingga suasana damai yang tercipta bukan saja menjelang saat Pemilu,” jelasnya.
Disebutkan Dialog Publik ini merupakan satu dari sejumlah kegiatan yang dilakukan Yayasan Sombar Negeri Maluku.
“Sebelum ini kita juga telah menggelar pelatihan peningkatan kompetensi pendakwah dalam menghadapi tahun politik 2024. Dalam pengertian, bagaimana pendakwah maupun tokoh agama melihat Pemilu 2024 ini sebagai upaya mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi dari segi sosial keagamaan. Sehingga diharapkan politisasi agama tidak terjadi,” tandasnya.
Selain itu, tambahnya, Dialog dengan Tema Perempuan Bicara Politik.
“Dengan menghadirkan pembicara diantaranya Ketua DPRD Kota Ambon, Ely Toisutta, S.Sos; Ketua Yayasan Gasira, Lies Marantika serta aktivis media, mengupas bagaimana politik dari perspektif perempuan. Sehingga dengan demikian semua lini kita masuki untuk memboboti proses Pemilu Damai 2024 nanti,” dirinya menambahkan.
Selanjutnya, tanggal 31 Oktober 2023, pihaknya akan menggelar Seminar Nasional dan Bedah Buku.
“Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang akan berlangsung di Universitas Pattimura Ambon,” timpalnya.
Salah satu nara sumber, Abidin Wakano menambahkan, menghadapi tahun politik tidak harus dengan polarisasi masyarakat.
“Politik identitas itu adalah pertarungan di dunia politik namun berdampak pada agama maupun kelompok masyarakat dimana Kota Ambon ini memiliki ciri plural society, open society, kosmopolit, adatis maupun religius. Akan sangat berbahaya jika hal tersebut dipolarisasi ditengah masyarakat. Dengan dialog seperti ini, kita menguatkan semangat hidup orang basudara, perkuat literasi, pendidikan politik bahkan menghindarkan mimbar agama menjadi alat provokasi,” jelasnya.
Lanjutnya, untuk membangun visi masa depan harus dimulai dengan diskusi.
“Mengapa? sebab banyak orang direcoki pikirannya oleh sampah media sosial menjelang Pemilu 2024. Akan sangat bijaksana jika diskusi digelar untuk menjernihkan pikiran karena tindakan itu selalu dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang. Dengan mindset yang terbuka akan menjadi modal kekuatan untuk menuju perubahan terutama untuk Pemilu Damai 2024,” tandasnya.
Dialog Publik tersebut menghadirkan narasumber Pakar Hukum Universitas Pattimura Jemmy Pieters; Pegiat Perdamaian, Abidin Wakano; Sosiolog Universitas Pattimura, Paulus Koritelu, dan Antropolog IAIN Ambon, Abdul Manaf Tubaka dan diikuti 100 peserta berasal dari Pemerintah Kota Ambon meliputi kelurahan/negeri/desa, lembaga sosial keagamaan, organisasi kepemudaan, dan mahasiswa.(MT-01)