![]() |
Kadis PPKB Kota Ambon berikan bantuan kepada kader KB |
Ambon,MollucasTimes.com-Sejalan dengan programnya, Dinas Pengendalian Kependudukan & KB (PPKB) Kota Ambon telah menyerahkan sejumlah bantuan bagi Kampung KB maupun Balai Penyuluhan KB di Kota Ambon.
Demikian Kepala Dinas PPKB Kota Ambon, Ir. J.W. Patty, M.Si, Jumat 05/06/2020.
“Bantuan yang kita berikan kepada 16 Kampung KB di Kota Ambon diantaranya Masker, Alat cuci tangan, serta Thermogan (alat pengukur suhu tubuh) untuk 5 (lima) Kecamatan secara serempak. Kita berharap masyarakat atau akseptor KB yang datang untuk memperoleh pelayanan dapat menggunakan masker dengan benar, kemudian mencuci tangan sebelum mendapat pelayanan. Sementara Thermogan sendiri diberikan untuk Balai Penyuluhan KB, alat ini untuk mengukur suhu tubuh serta mengantisipasi masyarakat atau akseptor yang datang untuk melakukan pelayanan KB baik itu suntik, mengambil pil serta kondom,” papar wanita cantik berkacamata ini.
Buka Layanan Bagi Akseptor Implan
Proses pemasangan implan |
Menurutnya ada sejumlah alat kontrasepsi yang ditawarkan bagi akseptor.
“Ada IUD, pil, kondom maupun implan. Nah, di Kota Ambon alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah pil, suntik dan implan sementara IUD dan kondom jarang digunakan dan belum begitu banyak yang menggunakannya. Namun, pada intinya alat kontrasepsi ini diprogramkan untuk menekan jumlah penduduk,” tandasnya.
Dikatakan ditengah pandemi Covid-19 ini, pihaknya membuka layanan bagi aksepetor yang ingin memasang kontrasepsi implan.
Kadis PPKB Kota Ambon, Ir. J.W Patty, M.Si |
“Kita melayani askseptor yang memang benar-benar tidak cocok dengan alat kontrasepsi suntik maupun pil yaitu dengan implan. Implan tersebut ada yang digunakan untuk 3 (tiga) tahun dan 5 (lima) tergantung keinginan akseptornya. Sementara itu, karena tidak dapat bersentuhan langsung dengan akseptor maka pelayanan pemasangannya pun kita harus sesuaikan dengan protokol Covid-19, mencuci tangan sebelum dilayani, memeriksa suhu tubuh dan perawat atau bidan yang melayani harus menggunakan APD lengkap,” paparnya.
Saat MollucasTimes.com berada di Balai Penyuluhan terlihat salah seorang akseptor yang sementara memasang implan.
“Bagi saya, impan sangat cocok. Awalnya saya mencoba menggunakan pil tetapi selalu lupa minum pilnya, kemudian saya coba juga suntik tetapi ternyata saya menderita varises. Akhirnya saya memilih implan. Dan ini sudah 4 kali pemasangan, sya tetap merasa aman,” papar Ny. Nori (43), ibu dari 7 anak (dua diantaranya telah meninggal dunia).
Selanjutnya menurut Patty, program ini sangat membantu untuk menjaga jarak kelahiran anak.
“Mengatur jarak kelahiran anak sangat penting. Sebab saat ini kita tidak lagi berkutat dengan pengembangan tetapi kita lebih memfokuskan program pada penekanan ledakan penduduk, dimana masyarakat harus sungguh-sungguh memahami bahkan peka. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, dimana kita dianjurkan untuk diam di rumah, maka segala sesuatu dapat saja terjadi, tanpa alat kontrasepsi,” jelas Patty.
Patty mengatakan dalam hal menekan jumah pertumbuhan penduduk, maka masyarakat harus peka. “Semua ini dimulai dari masyarakat terutama para akseptor, sebab KB merupakan kebutuhan untuk meciptakan keluarga bahagia, harmonis dan sejahtera. Selain itu juga penting mengendalikan penduduk mengingat kondisi dan wilayah Kota Ambon yang tidak mampu lagi menampung banyak masyarakat,” tandasnya. (MT-01)