2 Bulan Belajar Di Rehoboth, Radjawane Harap Pendidikan Segera Bergeliat Kembali Di Kariuw

by -99 Views

Kariuw,Malteng,Moluccastimes.com-Sejalan dengan kondisi keamanan dan kenyamanan yang tercipta di Negeri Kariuw, Kecamatan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Pemerintah Negeri berharap dunia pendidikan di daerah konflik itu segera bergeliat kembali.

Harapan tersebut disampaikan Kepala Pemerintahan Negeri Kariuw, Samuel J. S. Radjawane kepada Moluccastimes.com, Kamis 24/08/2023.

“Kami sangat berharap secepatnya pendidikan di negeri ini dapat berakses kembali seperti sediakala,” ungkapnya.

Dijelaskan pria hitam manis itu, akibat terjadinya konflik antar negeri beberapa waktu lalu membuat pergeseran terjadi juga terhadap dunia pendidikan di Kariuw.

“Sembilan puluh siswa dari tingkat SMP hingga SMA harus kita titipkan di Yayasan Pendidikan Dr. Sitanala, Sitanala Center Batu Gantung di Kota Ambon akibat kondisi. Dan lagipula kami sangat kekurangan guru mengajar, pasalnya guru SMP hanya satu orang dan SMA tiga orang,” rincinya.

Dirinya meminta kedepan Pemerintah memfasilitasi adanya SMP di Kariuw.

“Karena di Kariuw hanya ada SD dan SMA, sedangkan SMP ada di Ori dan Pelauw karena itu kita juga meminta perhatian pemerintah daerah untuk memfasilitiasi adanya SMP di Kariuw,” pintanya.

Disatu sisi, pria smart itu juga berharap dengan koordinasi bersama Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan, Dapodik seluruh siswa dapat diproses.

“Dengan adanya Dapodik diupayakan 30 Agustus 2023 mereka bisa mengikuti pendidikan dengan baik,” jelasnya.

Ditambahkan, jika situasi Kariuw kondusif, para siswa bisa dipulangkan kembali.

“Mereka itu kan hanya dititipkan, jika situasi makin membaik maka mereka akan dipulangkan ke Kariuw untuk menjalani pendidikan seperti biasa. Sementara untuk lulusan SD yang akan melanjutkan ke SMP tidak lagi harus ke Ambon tetapi akan tetap bersekolah di negeri,” timpalnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMA Rehoboth, Salomina Patty, S.PAK, M.Si ketika dikonfirmasi, membenarkan bahwa sudah 2 bulan, 96 siswa Kariuw dititipkan di lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

“Akibat konflik di Kariuw maka mereka ada disini dan tinggal di asrama dengan fasilitas yang baik seperti tempat tidur, perangkat pembelajaran, termasuk makan minum mereka. Tujuannnya, agar mereka bisa beradaptasi dan bisa melupakan hal negatif yang pernah mereka alami,” aku Patty.

Untuk masalah healing, pihak sekolah mengikutsertakan mereka dalam kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

“Siswa dari Negeri Kariuw (kelas XI dan XII) diikutsertakan bersama-sama dengan siswa-siswi yang baru (kelas X) dalam MPLS. Serta pemberian materi healing bagi mereka untuk menghilangkan rasa trauma yang mereka alami. Kemudian juga pemberian materi pembentukan karakter, salah satu metodenya adalah Ibadah, baik saat masuk ruang kelas maupun saat berada di asrama, bangun pagi dan saat tidur malam, materi yang disampaikan saat Ibadah itu adalah materi dari Lembaga Pembinaan Jemaat yang dikeluarkan oleh GPM,” lugasnya.

Dalam proses belajar mengajar secara umum, siswa dari Kariuw ini masih diberikan kurikulum 13 dan dibuat kelas tambahan sehingga tidak tertinggal mata pelajaran yang belum didapatkan.

Patty menambahkan peran pemerintah daerah terutama Dinas Pendidikan Provinsi Maluku sangat responsif.

“Data Dapodik siswa dari Kariuw telah diselesaikan bahkan setiap perkembangan selalu dipantau. Selain itu ada juga dukungan dari pihak Gereja lewat Yayasan Sitanala, dimana seluruh siswa dibebaskan biaya pendidikannya,” tandas wanita berkacamata itu.

Salah seorang siswa dari Negeri Kariuw, Henny Takaria (kelas XII IPS) yang ditemui media ini mengatakan, sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Yayasan Pendidikan Dr. Sitanala.

“Semua kebutuhan kami dipenuhi, ini sangat luar biasa karena perhatian yang diberikan. Kami berharap Pemerintah Daerah tidak melepas tangan dari kami disini,” harapnya.

Takaria meminta juga agar Pemerintah Pusat, Provinsi dan Maluku Tengah memberikan perhatian terhadap negerinya, Kariuw.

“Disana masih ada keluarga, basudara, mohon ciptakan kedamaian serta kenyamanan sehingga kami bisa hidup berdampingan kembali dengan baik secara orang basudara, potong di kuku rasa di daging. Bahkan dalam melakukan aktivitas kami tidak dibayangi ketakutan lagi sebab semuanya telah aman dan kondusif,” pungkasnya. (MT-01)