5 Trilyun Lebih, Migas Kontribusi Ke Negara Rentang 22 Tahun

by -177 Views

Selama 22 tahun, industri hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara setelah pajak, dengan total kontribusi sebesar Rp 5.045 triliun.

Jakarta,moluccastimes.id-Selama 22 tahun, industri hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara setelah pajak, dengan total kontribusi sebesar Rp 5.045 triliun.

Demikian Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto disela Selebrasi 22 Tahun Hulu Migas Berbakti & Mengabdi 16 Juli 2024.

“Perjalanan ini harus diingat sebagai sejarah, seperti bung Karno pernah berkata jangan sekali-kali meninggalakan sejarah. Karena itu apresiasi kita sangat penting melalui fondasi dan kontribusi dari senior sehingga Hulu Migas dapat mencapai tahap ini,” lugasnya.

Dikatakan, SKK Migas dan KKKS terus mencari dan mengembangkan cadangan migas baru sehingga berhasil mempertahankan nilai rasio penggantian cadangan atau Reserves Replacement Ratio (RRR) di atas 100% selama enam tahun berturut-turut.

“Ini adalah pengabdian hulu migas untuk memastikan bahwa industri Hulu Migas akan berkelanjutan untuk generasi yang akan datang dan mendukung kecukupan energi dimasa depan,” tandas Soetjipto.

Kontribusi Hulu Migas lainnya adalah memberikan prioritas gas untuk kebutuhan domestik.

“Sejak 2012, pasokan gas untuk kebutuhan domestik terus meningkat dimana saat ini pasokan sebesar 70% kemudian kelebihannya diekspor,” timpalnya.

Walaupun demikian, sambungnya, peningkatan produksi gas belum diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur gas,.

“Contohnya di Jawa Timur terjadi kelebihan gas hingga 150 MMSCFD yang tidak bisa diproduksi karena tidak ada yang menyerap. Juga di Natuna. Karena itu, pemerintah memberikan perhatian pembangunan infrstruktur gas seperti proyek pipa gas Dumai-Sei Mangke dan penyelesaian proyek pipa Cisem II. Jika Sumatera, Jawa hingga Bali sudah terhubung infrastruktur gas, maka potensi gas yang ada dapat lebih dioptimalkan, dan kebutuhan industri pengguna gas dapat dipenuhi,” jelasnya.

Sementara itu, proyek yang telah diselesaikan diantaranya lapangan Jangkrik, lapangan Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3.

Selain itu kegiatan usaha hulu migas, seperti pengeboran dan eksekusi proyek, turut menciptakan multiplier effect bagi industri lain melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), yang mencapai Rp 76,5 triliun pada tahun 2023 serta penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja. Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh sektor hulu migas kini bernilai US$ 67,7 miliar atau, jika dikonversi dengan kurs saat perolehan aset, setara dengan Rp 621 Triliun”, imbuhnya.

Dimasa depan, lanjutnya, hulu migas telah memiliki Long Term Plan (LTP) yang merupakan rencana jangka menengah dan panjang untuk merealisaikan produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD.

” LTP ini diupayakan melalui empat strategi, yaitu Improving Existing Asset Value, Transformation Resources to Production, Waterflood and Enhanced Oil Recovery, dan Exploration for Giant Discovery dengan rencana proyek mencapai 138 proyek hulu migas dari tahun 2024 hingga 2029. Proyek-proyek ini akan membutuhkan total investasi senilai Rp543 triliun. Besarnya investasi hingga 2029 menunjukkan bahwa industri hulu migas tetap berkembang ditengah transisi energi untuk memastikan kecukupan pasokan energi di masa yang akan datang,” imbuhnya.

Soetjipto mengingatkan seluruh insan hulu migas agar tidak menjadi jumawa dengan pencapaian yang ada, karena tantangan yang menanti industri hulu migas ke depan lebih berat.

“Kebutuhan migas akan terus meningkat secara volume, karena migas masih sangat dibutuhkan tidak hanya untuk sektor energi, tetapi juga sebagai bahan baku atau feedstock bagi industri petrokimia. Saya mengharapkan komitmen yang diimplementasikan dalam kerja keras, kerja nyata, serta terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi,” pesannya.

Ditambahkan, kontribusi dalam mewujudkan LTP merupakan bentuk bakti dan pengabdian untuk negeri di masa yang akan datang.

“Marilah kita adopsi mindset baru yang akan memperkuat cara-cara kerja kita yaitu Having a Sense of Urgency and Sense of Crisis; Innovative and Result-Oriented; dan Collaborative. UU Migas akan menjadi payung dan mendorong terlaksananya rencana-rencana besar dalam LTP serta mendukung keberlanjutan industri ini kedepan,” pungkasnya.(MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *