YRG Gandeng OPD Pemkot Ambon Gelar Hari Disabilitas Internasional

by -197 Views

“Peringatan Hari Disabilitas tahun ini Pemerintah Kota Ambon lewat dinas terkait mendukung kegiatan yang kita gelar. Dinas Dukcapil untuk melakukan pendataan administrasi penyandang misalnya pembuatan KTP, akte kelahiran. Juga ada Dinas Perindag dengan Pasar Murah, Dinas Kesehatan untuk memeriksa kesehatan,” jelasnya.

Ambon,moluccastimes.id-Memiliki kesadaran akan pentingnya memberikan dukungan kapada para penyandang Disabilitas merupakan tujuan dari peringatan Hari Disabilitas Internasional setiap tanggal 3 Desember.

Demikian Direktur Yayasan Rumah Generasi (YRG), Alvin Paron disela peringatan Hari Disabilitas Internasional, di Pattimura Park, Selasa 03/12/2024.

“Penyandang Disabilitas harus mendapat hak yang sama dalam mendapatkan akses pelayanan disemua bidang. Masyarakat harus memiliki “hati dan mata” untuk melihat keberlangsungan penyandang Disabilitas,” ungkapnya.

Paron mengapresiasi Pemerintah Kota Ambon .

“Peringatan Hari Disabilitas tahun ini Pemerintah Kota Ambon lewat dinas terkait mendukung kegiatan yang kita gelar. Dinas Dukcapil untuk melakukan pendataan administrasi penyandang misalnya pembuatan KTP, akte kelahiran. Juga ada Dinas Perindag dengan Pasar Murah, Dinas Kesehatan untuk memeriksa kesehatan,” jelasnya.

Selain itu, berbagai penampilan disuguhkan penyandang Disabilitas.

“Hal ini menunjukkan mereka memiliki kemampuan antara lain paduan suara, penampilan musik dan tari-tarian, juga fashion show,” timpalnya.

Melalu kegiatan tersebut, ingin menyampaikan kepada masyarakat penyandang Disabilitas bisa beraktivitas mapun berjualan demikian juga dengan orang kusta.

“Orang harus tahu bahwa Kusta itu bisa disembuhkan dengan pengobatan gratis. Jadi masyarakat tidak perlu takut dengan orang Kusta. Sebaliknya orang Kusta jangan takut untuk berobat, sehingga stigmatisasi tersebut harus hilang,” tekannya.

Ditambahkan dari segi kesehatan, penyakit Kusta hingga kini masih belum tertangani secara masif.

“Untuk Kota Ambon, masyarakat belum memiliki kesadaran untuk membuka diri karena masih memiiliki perasaan malu, itulah stigmatisasi yang kuat. Padahal, ada orang yang mungkin sudah sembuh namun stigmatisasi itu belum hilang,” lugasnya.

Maluku lanjutnya merupakan daerah nomor empat kasus terbanyak orang Kusta di Indonesia.

“Kita belum tereliminasi. Namun dengan adanya penandatanganan Zero Leprosy Project (ZLP) terkait penghapusan stigma kusta ditengah masyarakat, kita berharap stigmatisasi itu hilang,” timpalnya.

Paron berharap dengan demikian Kota Ambon akan dikenal sebagai kota yang ramah terhadap semua orang rentan di Maluku.

“Orang yang datang ke Kota Ambon bisa melihat Ambon yang inklusi, menerima semua orang baik penyandang Disabilitas maupun orang Kusta,” pungkasnya.

Kehadiran Forum BESTIKU (Bebas Stigma Kusta) diwakili 3 rang yang pernah mengalami Kusta sangat memberi inspirasi kemudian juga perwakilan OPD Provinsi Maluku. (MT-01)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *