“Tetapi sanksi itu merupakan kewenangan Otoritas Bandara (Otban) dan Perhubungan. Kami hanya berkewajiban untuk membuat laporan dan tidak memiliki hak atau kewenangan untuk menegur apalagi memberikan sanksi,” jujur Sanssouci.
Ambon,moluccastimes.id-Dalam upaya mengantisipasi tarif tiket pesawat yang tidak sesuai aturan selama periode Idul Fitri, Bandar Udara Pattimura selalu berkoordinasi dengan Otoritas Bandara Wilayah 8 serta Dinas Perhubungan.
“Jadi, ada batas tarif atas yang telah diatur oleh pemerintah, yang merupakan kebijakan penurunan untuk angkutan udara sebesar Rp. 70.000. Namun selama periode Idul Fitri ini, kebijakan tersebut diturunkan sebesar 50% menjadi Rp. 35.000. Karena itu harga tiket tidak boleh melebihi dari tarif batas atas,” terang General Manager Bandara Udara Pattimura, Shively Sanssouci kepada moluccastime.id, Jumat, 21/03/2025.
Lanjutnya, jika ada maskapai yang memainkan harga melewati batas atas atau diluar ketentuan, dapat dikenakan sanksi.
“Tetapi sanksi itu merupakan kewenangan Otoritas Bandara (Otban) dan Perhubungan. Kami hanya berkewajiban untuk membuat laporan dan tidak memiliki hak atau kewenangan untuk menegur apalagi memberikan sanksi,” jujur Sanssouci.
Wanita smart itu mengakui, selama ini memang ada pelanggaran yang dilakukan oleh maskapai sehubungan dengan tarif batas atas.
“Ada beberapa kali pelanggaran dan itu kami laporkan kepada Otban untuk ditindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku,” tambahnya.
Dalam periode Idul Fitri 1446 Hijriah ini, Pemerintah telah memberikan banyak keringanan terkait tarif tiket.
“PT. Angkasa Pura Indonesia juga memberikan potongan tarif tiket masing-masing sebesar 50% untuk PGP maupun PJP4U bahkan Pemerintah memberikan juga potongan sebesar 6%. Jadi secara umum dalam periode Idul Fitri ini mulai 21 Maret hingga 11 April 2025, tarif tiket untuk penerbangan udara lebih rendah dari hari biasa,” paparnya.
Dirinya berharap, masyarakat dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk mudik dan bertemu dengan keluarga tercinta saat Lebaran.(MT-01)
