Refleksi Ibadah Buka Sidang Sinode, Ketua PGI : GPM Harus Jadi Transformer Kasih Karunia Allah 

by -25 Views

“Gereja tidak hanya membawa Injil, tetapi menjadi Injil yang hidup. Gereja yang bertumbuh dalam bandul berat zaman ini harus mampu mengubah penderitaan menjadi empati bagi yang menderita,” tandasnya.

Ambon,moluccastimes.id-Perjalanan panjang Gereja Protestan Maluku (GPM) selama 90 tahun merupakan proses pendewasaan iman yang dibentuk melalui penderitaan, pergumulan, dan kasih karunia Allah.

Demikian refleksi ibadah pembukaan Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) oleh Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jack Frits Manuputty, di Gereja Maranatha Minggu 19/10/2025.

“Dalam 1 Petrus 5:10-11, Petrus tidak menghindari penderitaan, tetapi merengkuhnya, tidak menghapus luka, tetapi menjanjikan pemulihan. Karena di balik penderitaan yang sejenak itu, ada tangan Allah yang bekerja melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan,” jelas Manuputty.

Manuputty mengilustrasikan perjalanan GPM seperti tanah liat dalam tangan Sang Penjunan ,yang diremas, dibentuk, dan dipulihkan menjadi bejana kemuliaan Allah.

“Tidak ada penderitaan yang terlalu dalam sehingga anugerah Allah tidak dapat menjangkaunya. Anugerah Allah seperti air yang menyusup ke celah luka, mengisi kekosongan, memulihkan, dan menyalakan harapan,” ujarnya penuh makna.

Pendeta smart itu menyebut GPM sebagai gereja penyintas yang telah melalui banyak badai kehidupan.

“Berdirinya GPM sebagai kesaksian bahwa anugerah Allah lebih kuat dari luka, bahwa kemuliaan Kristus lebih nyata dari gelora,” ucapnya dalam balutan tema “Refleksi 90 Tahun GPM : Bertumbuh dalam Anugerah Allah”.

Sambungnya, gereja yang bertumbuh dalam anugerah Allah adalah gereja yang mampu mentransformasi penderitaan menjadi empati, hadir di tengah dunia, dan menjadi terang bagi sesama.

“Gereja tidak hanya membawa Injil, tetapi menjadi Injil yang hidup. Gereja yang bertumbuh dalam bandul berat zaman ini harus mampu mengubah penderitaan menjadi empati bagi yang menderita,” tandasnya.

Lebih jauh pendeta tampan itu juga menyoroti tantangan yang dihadapi gereja masa kini.

“Tantangan krisis spiritual, sosial, ekologis, hingga teologis dihadapi gereja saat ini, tetapi dalammkeimanan bahwa ketika Allah yang memulai perjalanan, maka Allah juga yang akan menyelesaikan sekaligus menyempurnakan,” tegasnya.

Karena itu, Manuputty mengajak GPM untuk memperbaharui panggilan dalam panggilan ditengah dinamika kehidupan.

“Menuju satu abad ini, biarlah GPM terus melangkah, lewat Sidang Sinode ke-39 sebagai momen menerjemahkan anugerah Allah kedalam keputusan-keputusan strategis sebagai penentu arah pelayanan GPM ke depan,” lugas Manuputty.

Dalam ibadah pembukaan Sidang Sinode dimaksud, dihadiri Majelis  Pekerja Harian (MPH) Lengkap Sinode GPM; Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kementerian Agama RI, Dr. Jeane Marie Tulung; Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, SH, LL.M bersama istri; Sekda Maluku, Sadali Ie; Wali Kota Ambon, Drs. Bodewin Wattimena, M.Si; Para Bupati se-Maluku; Anggota DPR RI Merci Barends (PDI-P), Anggota DPD RI, Ali Kolatlena (Gerindra); Anggota DPR RI, Widya Murad Ismail (PAN);Anggota DPD RI, Novita Anakotta; Anggota DPD Ri Anna Latuconsina; Anggota DPRD Maluku, Johan Lewerissa (Gerindra); Ketua DPRD Kota Ambon, Morits Tamaela, SE; peserta sidang yang merupakan utusan dari berbagai klasis di Maluku dan Maluku Utara. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *