Ambon,MollucasTimes.com-Guna memantapkan ketangguhan, harus diperhatikan 5 (lima) hal yang menjadi penilaian resiko dalam menghadapi bencana lingkup keluarga.
Demikian Fasilitator Kebencanaan Provinsi Maluku, Herry Latuheru disela kegiatan Sosialisasi Program Ketangguhan Bencana Keluarga Tangguh Bencana (Katana), Selasa 27/04/2021.
“Lima hal yang harus menjadi perhatian dalam penilaian resiko bencana lingkup keluarga diantaranya menilai resiko yang ada di lingkungan keluarga, menilai keamanan rumah maupun fasilitas dalam rumah, melistkan tas siaga bencana, perencanaan evauasi mansdiri di keluarga, memetakan lokasi titik kumpul yang aman,” akunya
Kegiatan ini, lanjutnya, terkait dengan program Ketangguhan Keluarga Tangguh Bencana (Katana), dimana konsep ketangguhan ini diinisiasi oleh BNPB tahun 2018 yang merupakan aplikasi dari Desa Tangguh Bencana
“Katana adalah bagaimana menilai ketangguhan dalam menghadapi bencana di lingkup keluarga. Ini menjadi pilar andalan BNPB bagi keluarga serta komunitas untuk mengantisipasi semua hal terkait ancaman disekitar. Konsep Katana ini sendiri dikombain dengan Gerakan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang jath pada setiap tanggal 26 April, diawali dengan Apel pagi kemudian sosialisasi,” imbuhnya.
Diharapkan, dengan kegiatan yang dilakukan melalui sosialisasi ini seluruh keluarga di Kota Ambon mampu mandiri dan bisa menilai tingkat resiko bencana yang terjadi di lingkup keluarga hingga perencanaan evekuasi mandiri.
Dikatakan, sehubungan dengan itu juga maka Pemerintah Kota Ambon melakukan aplikasi tersebut lewat anggaran APBD Kota Ambon.
“Sosialisasi ini diharapkan nantinya berjalan dengan baik. Karena selama dua minggu kita akan menggelar Roadshow sosialisasi di lima Kecamatan. Minggu ini baru selesai Kecamatan Teluk Ambon dan Sirimau. Pekan depan giliran Kecamatan Nusaniwe, Baguala dan Leitisel,” rincinya.
Kegiatan sosilalisasi yang digelar selama dua hari tersebut sangat direspon oleh peserta.
“Jadi, dalam sosilisasi ini kita mengundang peserta yang mewakili kelurahan, diantaranya para RT/RW. Antusisme para peserta lewat usul dan saran menjadi pemacu bagi kami untuk lebih lagi membenahi dan melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Harapan kami juga agar para peserta nantinya dapat berpartisipasi membantu Pemerintah dalam menyusun program pembangunan kedepan,” pungkas Latuheru.
Selain pemberian materi, juga praktek atau simulasi jika terjadi bencana, apa yang harus dilakukan oleh keluarga. (MT-01)