![]() |
ilustrasi |
Ambon,mollucastimes.com-Dalam upaya menghindari Stunting pada anak, maka beberapa hal penting harus menjadi perhatian ibu hamil maupun wanita dewasa yang akan membangun rumah tangga.
Hal ini diungkapkan dr. Yusda Tuharea kepada mollucastimes.com, Minggu 29/09/19.
“Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Umumnya hal itu disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Jadi, keberadaan Stunting pada anak mencakup berbagai segi bukan saja kesehatan semata tetapi juga bagaimana pola makan, pola asuh serta sanitasi,” jelas dokter yang murah senyum ini.
![]() |
dr. Yusda Tuharea |
Sehubungan dengan itu, Dinas Kesehatan Kota Ambon melakukan upaya untuk merubah perilaku masyarakat.
“Yang dapat kita bagikan kepada masyarakat untuk menghindari Stunting adalah bagaimana memperbaiki Gizi dan Kesehatan saat Hamil mengkonsumsi tablet penambah darah guna mencegah anemia; memfungsikan ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) Bernutrisi hingga bayi berusia 2 tahun; Memantau Pertumbuhan dan Imunisasi lengkap di Posyandu; Menerapkan Gaya Hidup Sehat sehubungan tempat tinggal yang bersih dan sehat serta makanan yang higienis,” rincinya.
Diakuinya, ada juga jenis makan yang dapat mencegah Stunting diantarannya Protein Hewani dari daging sapi, ayam, ikan, telur, atau susu serta asupan yang mengandung Omega–3 yaitu jeni ikan laut dan Omega–6 ikan tuna, makarel, dan sarden.
“Selain Protein Hewani, juga Zat Besi, Asam Folat dari kuning telur, unggas, jagung, wortel, serta sayuran hijau seperti bayam, seledri, brokoli, buncis, dan kacang panjang serta dari buah-buahan seperti alpukat, jeruk, pisang, dan tomat. Biji-bijian seperti biji bunga matahari (kuaci) dan produk olahan gandum juga memiliki kandungan asam folat tinggi,” rincinya.
Ditambahkan, Stunting yang dialami anak akan beresiko pada kesehatan jangka panjang.
“Otak anak kurang berkembang, Dalam jangka waktu panjang, kemampuan mental dan kecerdasan anak akan menurun, tingkat produktivitas yang rendah ketika dewasa, peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas kemudian memiliki risiko lebih besar untuk terserang penyakit, tubuh lebih pendek dari orang normal akan diturunkan kepada generasi berikutnya. Hal ini disebut dengan siklus kekurangan gizi antar generasi,” tandasnya.
Karena itu, lanjutnya, diharapkan masyarakat memperhatikan hal ini dengan baik.
“Jangan menganggap remeh karena Stunting tidak dapat disembuhkan atau diperbaiki tetapi dapat dicegah sebelum terlambat dengan memperhatikan berbagai hal yang telah disebutkan diatas,” himbaunya. (MT-01)