Tehuteru : Rubah Mindset Masyarakat Tentang Kebersihan Lewat Pendekatan Persuasif

by -55 Views
Lurah Waihaong, Quraizin Tehuteru, S.STP

Ambon,mollucastimes.com-Untuk merubah mindset masyarakat terhadap kebersihan lingkungan diperlukan pendekatan persuasif serta perbanyak sosialisasi bahkan turun untuk rembuk ke masyarakat.

Demikian Lurah Waihaong, Quraizin Tehuteru, S.STP, Minggu 29/09/19.

“Kehidupan warga yang tidak mempedulikan kebersihan harus kita rubah walaupun itu tidak segampang apa yang kita pikirkan, apalagi hal ini sudah membudaya di tengah masyarakat. Misalnya saja tidak taat membuang sampah pada waktu yang telah ditentukan sehingga masih terlihat sampah berserakan di bak sampah padahal sudah diangkut lebih awal sesuai jadwal mobil angkut sampah. Sikap seperti ini tentunya sangat tidak edukatif. Masih banyak hal lain yang harus dirubah dalam konteks ini,” papar Tehuteru.

Dikatakan selang beberapa waktu dirinya ditugaskan mengabdi sebagai Lurah di Waihaong, tercetus pemikiran bagaimana menjadikan Waihaong lebih bersih.

“Awalnya kita memberikan arahan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, sebab Waihaong ini masuk dalam kategori kawasan kumuh. Selain arahan, kita juga turun ke lapangan untuk pendekatan secara persuasif ke lingkungan RT bahkan sosialisasi hingga rembuk masyarakat dengan menekankan budaya Kalesang sebagai bagian dari kearifan lokal yang dimiliki. Semua yang kita lakukan ini kemudian diikuti dengan sanksi administrasi, jika ada warga yang tidak mengikuti arahan maka pengurusan administrasi di Kelurahan dipending,” tandasnya.

Selama tiga bulan, lanjutnya, apa yang dilakukan mulai kelihatan buahnya.

“Masyarakat mulai sadar membuang sampah pada waktu dan tempatnya, tidak ada lagi yang membuang sampah di depan rumah, di tengah jalan, pokoknya tentang budaya Kalesang mulai dimengerti oleh masyarakat bahkan mereka mendukung apa yang kita lakukan. Saya sebagai pribadi salut dengan masyarakat karena mungkin selama ini juga mereka menunggu orang yang tepat untuk mengubah perilaku mereka khususnya tentang budaya Kalesang ini. Saya menyadari juga bahwa Kelurahan Waihaong ibarat rumah besar yang harus ditata oleh ibu rumah tangga sehingga dalam keidupannya seluruh anggota keluarga merasa nyaman, bersih, dan sehat,” paparnya.

Inovasi Budaya Kalesang, Bawa Waihaong Peringkat III Lomba Profil Kelurahan Tingkat Nasional

Dikatakan, Kelurahan Waihaong memiliki lebih dari satu inovasi.

 “Pada dasarnya, kita memiliki lima inovasi. Namun, setelah melihat inovasi sosial yaitu Budaya Kalesang ini, para juri kemudian tertarik. Mereka berpendapat inovasi seperti ini yang harus dikedepankan, pasalnya sulit untuk merubah perilaku serta mindset masyarakat terhadap kebersihan dan masalah sampah, namun kita mampu untuk melakukannya,” akunya.

Tehuteru merincikan, proses Lomba Profil Desa dan Kelurahan tersebut diawali dengan penilaian tingkat Kecamatan, Kota, Provinsi dan Regional atau Nasional.

“Untuk lomba tingkat Kecamatan dan Kota, Kelurahan Waihaong meraih peringkat pertama. Sedangkan untuk tingkat Regional kita mendapat peringkat ketiga. Setelah lolos di tingkat Provinsi, ada Tim Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes) yang datang untuk mengecek persyaratan untuk lanjut ke tingkat Nasional termasuk data pendukung baik dari Pemerintah maupun masyarakat pada bulan Juli 2019. Dan Puji Tuhan, Kelurahan Waihaong bisa memaparkan Budaya Kalesang ini dihadapan lima juri yang kesemuanya adalah para Direktur Kemendes di Jakarta pada 9 Agustus 2019. Sementara hasil dari seluruh proses dikeluarkan pada 15 Agustus 2019,” jelas Lurah cantik ini.

Untuk diketahui ada 4 Regional yang mengikuti lomba tersebut dan Maluku masuk dalam Regional IV yang didalamnya termasuk  Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku Utara (Malut), Papua dan Papua Barat. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *