Waas : Keunikan Durian Hutumuri Perlu ‘Dijual’

by -53 Views

Ambon,MollucasTimes.Com-Ada sekitar 70 jenis Durian yang ada di Negeri Hutumuri dan ini fgmenjadi salah satu keunikan dan perlu ditawarkan kepada penyuka buah durian.

Demikian diungkapkan Penjabat negeri Hutumuri, Willem. G. Waas di sela Festival Durian Hutumuri 2018,  Sabtu akhir pekan 07/04/18.

“Selain cita rasa Durian Hutumuri yang manis dan legit, Durian Hutumuri tergolong unik sebab ada sekitar 70 jenis Durian di Hutumuri dengan nama masing-masing, diantaranya Durian Cengkeh, Durian Batang Jaga, Durian Sukun, Durian Sepatu dan sebagainya,” rincinya.

Dikatakan, di daerah lain belum tentu memiliki Durian dengan nama masing-masing.

“Jenis Durian ini diberi nama oleh orang tatua (orang tua-red) kita dulu dan terus dilestarikan,” akunya.

Tradisi unik lain, menurut Waas,  adalah waktu menjaga pohon Durian dengan kebiasaan Masuk Sore Keluar Sore, dimana 7 orang kakak beradik bergantian menjaga Durian yang jatuh.

“Jika Durian tidak jatuh maka mereka akan menyanyikan sebait lagu : durian durian batang jaga, tete punya tanaman anak cucu datang jaga, cak cak buumm. (tete= kakek). Ajaibnya, lagu tersebut membuat durian berjatuhan. Tradisi lain adalah dengan memukul banner (akar batang pohon), dan durian akan jatuh. Jika ada yang belum pernah melihat keajaiban ini, boleh sesekali dalam musim Durian, datang ke Hutumuri  dan menyaksikannya,” paparnya.

Sementara untuk Festival ini, sekitar 8000 buah Durian yang disediakan oleh Pemerintah Negeri Hutumuri.

Festival Durian akan dilakukan setiap tahun  bahkan fungsi Durian akan dikembangkan lebih banyak lagi.

“Kedepan akan dikembangkan penganan seperti dodol durian,  keripiki bii durian bahkan kue lainnya hingga ice cream. Tentunya harus dibarengi dengan pelatihan oleh ahlinya sehingga home industry dapat tercipta untuk peningkatan ekonomi masyarakat Hutumuri,” ungkapnya.

Dikatakan Waas, dalam Festival Durian 2018 tersebut juga ditampilkan budaya musik  Tahuri sebagai budaya masyarakat Hutumuri.

“Tahuri merupakan alat musik tiup tradisional Maluku yang terbuat dari kulit kerang yang kerap disebut Kulit Bia yang berasal dari Hutumuri yang diletarikan. Tahuri ini biasanya digunakan dalam upacara adat. Inilah hal-hal yang menjadi kekayaan budaya Negeri Hutumuri,” lugasnya.

Ditambahkannya  dengan budaya yang dimiliki serta keindahan pantai, kedepan Hutumuri akan dikembangkan sebagai Negeri Budaya baik pantai maupun musik khas.

Diakuinya, gagasan awal untuk menyelenggarakan Festival Durian ini berasal Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy SH sebab Durian yang merupakan hasil tanaman turun temurun yang saat ini menjadi primadona harus dapat dikembangkan  sehingga memperoleh manfaat.
Gagasan ini menurutnya  disambut oleh Pemerintah Negeri beserta masyarakat.

“Bahkan kemudian ditanggapi secara positif oleh PT.Maluku Membangun Negeri (MMN). Keinginan kami dengan festival ini ada hal yang dapat memperkenalkan Hutumuri kepada masyarakat Nasional maupun Internasional. Disamping itu, tahun ini kami kelimpahan Durian bahkan memasuki bulan kedua musimnya, Durian masih terus melimpah,” aku Waas. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *