Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Reg, KADIN Indonesia Gandeng TFL Swedia & Pemkot Ambon Teken MoU

by -73 Views

“Hal ini menawarkan peluang besar yang dapat mengubah masa depan. Walaupun disadari, keberadaan Kota Ambon 450 tahun lalu diawali dengan produksi rempah-rempah. Namun saat ini kita sedang membangun ekonomi baru berbasis laut. Maluku bisa menjadi pusat riset global berbasis keanekaragaman hayati laut, tempat lahirnya obat-obatan inovatif, pabrik farmasi, dan universitas keanekaragaman hayati laut kelas dunia,” jelas pria smart yang memiliki segudang inovasi itu.

Ambon,moluccastimes.id-Guna mempercepat pembangunan 6 sektor strategis, sekaligus menempatkan Ambon sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan berbasis kelautan di masa depan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), Fund Limited (TFL) Swedia, dan Pemerintah Kota Ambon menandatangani Memorandum of Understanding (MoU).

“Peran KADIN Indonesia secara umum adalah membangun sinergi lintas sektor terutama dalam percepatan pembangunan daerah melalui investasi BUMN, BUMD, swasta nasional, dan swasta asing,” ungkap Ketua Komite Tetap Kerja Sama Sinergi Investasi Daerah KADIN Indonesia, Reza V. Maspaitella, disela kegiatan, 09/09/2025.

KADIN Indonesia, lanjutnya menyiapkan pembiayaan dan infrastruktur melalui skema Indonesia Regional Development Fund.

“Karena itu sebagai putra daerah, keinginan saya justru Kota Ambon dan Maluku harus menjadi pelaku utama pembangunan, melalui geliat sinergitas lintas sektor,” ujar Reza.

Disebutkan percepatan pembangunan difokuskan pada 6 sektor prioritas diantaranya Penyediaan air bersih, Pengelolaan sampah dan konversi menjadi energi, Pembangunan energi terbarukan, Manajemen transportasi perkotaan, Rehabilitasi kawasan kumuh menjadi rumah susun modern dan layak huni, Program Ambon Blue Economy.

Maspaitella menyinggung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan berbasis kelautan di masa depan dipengaruhi keanekaragaman hayati laut Maluku.

“Hal ini menawarkan peluang besar yang dapat mengubah masa depan. Walaupun disadari, keberadaan Kota Ambon 450 tahun lalu diawali dengan produksi rempah-rempah. Namun saat ini kita sedang membangun ekonomi baru berbasis laut. Maluku bisa menjadi pusat riset global berbasis keanekaragaman hayati laut, tempat lahirnya obat-obatan inovatif, pabrik farmasi, dan universitas keanekaragaman hayati laut kelas dunia,” jelas pria smart yang memiliki segudang inovasi itu.

Disisi lain, Pendiri TFL Swedia, Prof. Dr. Niclas Adler menekankan visi yang lebih luas:

“Investasi ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga langkah membangun sebuah peradaban baru yang berakar pada kekayaan alam. Keunikan Maluku dapat menjadi rujukan global bagi pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandas Adler.

Teken MoU, Sejarah Baru  Bagi Ambon

Penandatanganan MoU tersebut bertepatan dengan peringatan 450 tahun Kota Ambon. Jika dahulu Ambon berjaya karena rempah-rempah, kini sejarah baru sedang ditulis melalui ekonomi global berbasis alam. Merupakan langkah nyata dengan harapan memberi dampak positif bagi masyarakat dalam kurun waktu enam hingga dua belas bulan.

Ambon kini tidak lagi hanya sekadar kota bersejarah,melainkan sedang bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis keanekaragaman hayati laut bagi Maluku, Indonesia, bahkan dunia.

Kesepakatan ini juga membuka jalan bagi keterlibatan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar asal Tiongkok, yang akan memperkuat integrasi Maluku dalam jaringan investasi global.

Penandatanganan tersebut turut dihadiri Wakil Wali Kota Ambon, Ely Toisutta, S.Sos.;Pj. Sekretaris Kota Ambon, R. Sapulette, ST. MT.(MT-01)