Ambon,MollucasTimes.Com-Untuk menjadikan Maluku beradab, masyarakat sejahtera, harus memilih pemimpin yang punya dedikasi tinggi, cinta Maluku, bertanggungjawab dan jujur.
Demikian diungkapkan Michael Arbol, salah satu kandidat calon Gubernur Maluku dari jalur independen menilai kinerja pemimpin Maluku yang tidak kapabel jelang Pilgub 2018 di Ambon Rabu,25/10/17.
“Pemimpin harus jujur sebab akibat ketidakjujuran pemimpin menjadikan masyarakat terpuruk dalam segala hal.Bahkan manajemen pengelolaan pemerintah tidak benar,” jujurnya.
Dikatakan dirinya sangat miris dengan slogan orang Maluku miskin tapi bahagia.
“Itu adaah slogan yang membodohi masyarakat. Orang Maluku itu pintar karena makan ikan segar. Mana ada miskin tapi bahagia. Yang bahagia justru para pemimpin sementara yang di bawah terus miskin. Stigmatisasi ini yang harus dihilangkan. Karena itu, dalam pilgup nanti harus pandai memilih pemimpin, “ terangnya.
Diakuinya, yang membuat dirinya memberanikan diri maju dalam bursa pencalonan disebabkan ada sekitar 80% masyarakat miskin di belakangnya yang justru memberikan dukungan padanya.
“Saya ini diminta maju oleh masyarakat untuk membenahi Maluku dan saya optimis dapat memenangkan pilgub ini walaupun secara independen. Saya memang tidak memiliki tim sukses namun memiliki kesiapan administrasi selayaknya persyaratan KPUD,”akunya.
Arbol mengatakan dirinya tidak memiliki uang tetapi sebaliknya menjual visi dan misi serta kinerja.
“Pemimpin lain boleh menebar pesona dengan uang tapi saya dengan kinerja saya karena saya tidak mau membodohi masyarakat Maluku. Ada banyak hal yang tersembunyi hingga kini dan masyarakat kita hanya hidup di bawah bayang-bayang, tidak mampu bergerak dan keluar dari keterpurukan. Itu yang akan saya lakukan,” yakinnya.
Disisi lain, Arbol mengatakan dengan visi dan misinya tersebut, jikalau ada partai yang mengusungnya dirinya tidak menampik.
“Melihat peta politik kita, banyak partai tapi yang ada otak uang dan uang. Walaupun demikian saya lebih cenderung ke PDI-P. Kalau PDIP tidak memilih saya maka kedepan saya tidak menjamin akan bertahan. Sebab, kedepan politik langsung dan money politic tidak akan berlaku tetapi lebih mengutamakan system komunitas. Masyarakat kita sudah sangat pintar. Siapa yang telah bekerja dan ada hasil kerjanya, itulah yang akan terpilih,” tegasnya.
Dijelaskan Arbol, masyarakat menginginkan gubernur baru. ”Artinya mereka lebih memilih suasana baru yang mengubah hidup ketimbang tinggal dalam keterpurukan, kemiskinan, keterbelakangan,” tukasnya.
Diterangkannya, sesuai dengan survey LKPI yang telah merilis survey Anis-Sandy di Jakarta, menyatakan survey incumbent biasanya minimal hanya 40%.
“Dan saya tahu bahwa incumbent kita tidak lebih dari 40%. Hasilsurvey LKPI menyatakan Said Assagaf berada di kisaran 20%, Michael Arbol 21%, Murad Ismail 9%, Herman Koedoeboen 8% sedangkan Tagop Solissa 5% saja,” rincinya.
Sementara untuk mendampinginya sebagai Wakil Gubernur ada 3 nama diantaranya Habibah Pelu, Rosita Usman dan lain masih dirahasiakan.
“Saya cenderung memilih perempuan untuk mensetarakan gender, sebab wanita juga memiliki hak yang sama sehingga tidak ada perbedaan dalam hal apapun,” lugas Arbol.(MT-09)