“Belajar outdoor adalah metode pembelajaran di luar kelas atau luar sekolah, yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Metode ini bertujuan agar siswa belajar secara langsung dari dunia nyata, meningkatkan kreativitas, kerja sama, dan apresiasi terhadap lingkungan sekitar melalui pengalaman langsung,” jelasnya.
Ambon,moluccastimes.id-Sesuai dengan muatan kurikulum serta program semester, proses pembelajaran diluar kelas menjadi salah satu hal penting.
Demikian Wali Kelas 4 SD Negeri 2 Rumahtiga, Adelheid Mora, S.Pd, M.Pd, disela kunjungan ke Museum Siwalima, Rabu 29/10/2025.

“Belajar outdoor adalah metode pembelajaran di luar kelas atau luar sekolah, yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Metode ini bertujuan agar siswa belajar secara langsung dari dunia nyata, meningkatkan kreativitas, kerja sama, dan apresiasi terhadap lingkungan sekitar melalui pengalaman langsung,” jelasnya.
Menurut Mora, ada manfaat yang diperoleh dari belajar out door.
“Meningkatkan motivasi serta minat belajar siswa, mengembangkan keterampilan, menghubungkan dengan dunia nyata. Nah sesuai dengan program semester untuk kelas 4, kami melakukan belajar out door ke Museum Siwalima. Disana siswa bisa belajar mengamati, menyimak serta membuat laporan. Dan kebetulan ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia,” papar guru rendah hati itu.

Dalam kurikulum operasional satuan pendidikan, lanjutnya, ada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
“Salah satunya yaitu kemampuan siswa untuk mengamati, menyimak serta membuat laporan sehingga pembelajaran di kelas diimbangi dengan yang diluar kelas, dengan demikian manfaat belajar out door dapat tercapai,” tandas guru senior itu.
Kunjungan ke Museum Siwalima, lanjutnya, siswa dapat melihat sejarah misalnya tentang gereja atau masjid tertua, pahlawan Maluku serta sejarah lainnya.
Ditempat yang sama, Kepala SD Negeri 2 Rumahtiga, Maria L. Siwabessy, S.Th mengapresiasi pembelajaran diluar kelas tersebut.

“Dengan mengunjungi Museum Siwalima, menambah wawasan siswa melihat pengembangan budaya di Maluku dan nantinya akan diimplementasikan dalam laporan di ruang kelas. Hal ini sebagai tindak lanjut ketika guru memberi penjelasan dalam kelas,” ujar Siwabessy.
Menurutnya, kunjungan ke Museum Siwalima memberi pelajaran beragam budaya Maluku yang harus diketahui siswa.
“Diharapkan siswa dapat menjelaskan dalam kelas apa yang dilihat dan ditulis. Sehingga kegiatan ini dapat memotivasi siswa serta menambah wawasan terkait dengan proses pembelajaran di luar kelas sehubungan budaya Maluku,” tandas wanita berkacamata itu.
Dirinya juga mengapresiasi kerjasama dengan orangtua siswa.

“Bentuk sinergitas seperti ini yang kita butuhkan, kolaborasi dengan orangtua menunjang pendidikan anak. Terimakasih atas bantuan, dukungan para orangtua, saya yakin dengan kerjasama kita, anak-anak dapat mencapai kesuksesan di masa yang akan datang,” tandasnya.
Disisi lain, salah seorang siswa, Deneita Fendi Earja menyatakan kegembiraan dapat melakukan kegiatan belajar out door.
“Ini pengelaman menarik, kita dapat belajar dan melihat sejarah lewat foto-foto di Museum. Jadi tahu yang ini Christina Martha Tiahahu, Thomas Matulessy, juga banyak perempuan-perempuan Maluku yang pintar dan berjasa bagi Maluku dalam bidangnya,” jelasnya.
Dikatakan, bersama teman-teman sekelas, mereka akan membuat laporan tentang hasil kunjungan mereka ke Museum.
“Sesuai tugas, kami akan membuat laporan dan menceritakan didepan kelas. Terimakasih ibu guru yang sudah bawa kami melihat Museum Siwalima ini,” tutupnya. (MT-01)











