Besok, Waraka-Nalahia Gelar Panas Pela (Darah)

by -167 Views

Waraka,MollucasTimes.com-Konstitusi Pela Darah antara Waraka-Nalahia disusun rapi pada zamannya oleh para datuk, sehingga harus dilestarikan melalui Panas Pela yang akan digelar pada besok, Selasa 20 Desember 2022.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Panitia Panas Pela Waraka-Nalahia 2022, Rudy Lailossa, SH, MH kepada MollucasTimes.com, Senin 19/12/2022.

“Terkait hal tersebut maka persiapan hingga hari ini sudah bisa dikatakan 95 persen. Pada intinya, Waraka menyambut kedatangan Nalahia dengan sukacita untuk melaksanakan ritual lima tahunan untuk bersyukur kepada Tuhan sekaligus menghormati apa yang telah ditorehkan oleh para datuk,” tandas ayah tiga anak itu.

Dirincikan, Panas Pela akan diawali dengan Pasawari untuk ritual adat.

“Prosesi Panas Pela ini akan dilakukan diatas batu Pamale yaitu batu yang terletak diatas tanah sebagai tempat sakral (mezbah) yang berada disamping Baileo. Diatas batu tersebut diletakkan rempah untuk ritual. Ritual sendiri diawali dengan penancapan tombak diatas tempurung kelapa, selanjutnya melakukan penetasan darah dari dua kapitang Waraka-Nalahia dan kemudian diminum dan juga dipercikan ke seluruh masyarakat,” ceritanya.

Usai dari ritual di Baileo lanjutnya, rombongan yang meliputi umat Kristen, Khatolik dan Muslim  menuju ke gereja untuk mengucap syukur.

“Menurut para datuk, ritual adat tersebut esensinya harus dikunci dengan syukur di gereja. Kepercayaan mereka sesuai dengan firman Tuhan, apa yang terikat di bumi terikat di surga. Mengapa? ini janji mereka sehingga tidak terjadi kesalahan dalam hubungan Pela Darah dimaksud. Dan kebetulan raja Waraka adalah seorang Kristen, sehingga syukur harus di gereja,” tandas Lailossa.

Untuk kegiatan malam hari, akan dilakukan Mako Mako.

“Ini juga merupakan rangkaian ucapan syukur kepada Upu Lanite (Tuhan) atau Uperi Lei Lei (Kekuasaan yang Maha Tinggi yang tidak kelihatan) dari bahasa Wemale, yang telah menyertai sehingga prosesi Panas Pela berjalan dengan baik,” timpal pria yang merupakan Anggota Dewan fraksi Golkar Kabupaten Maluku Tengah itu.

Dirinya berharap Panas Pela menjadi kekuatan kearifan lokal yang harus dilestarikan.

“Harapan saya, ini bisa memberikan dampak postif dan kekuatan selain bagi dua negeri pela, tetapi juga bagi Maluku. Jika saja kekuatan Panas Pela ritual ini dilakukan di seluruh Maluku maka kita bisa menghindari semua kekacauan ataupun konflik yang akan terjadi,” lugasnya.

Diketahui proses Panas Pela Waraka-Nalahia terjadi tahun 1899 saat Raja Waraka bersama kepala adat ke Nalahia, terjadi bahaya seram mengakibatkan raja beserta keluarga dan semua yang turut dengan mereka meninggal dunia. Yang selamat hanya raja Waraka serta kepala adat. Dari saat itulah kemudian dilakukan Panas Pela pertama tahun 1968. Selanjutnya tahun 2017 dilakukan di Nalahia dan tahun 2022 dilakukan di Waraka. (MT-01)