Ambon,
Mollucastimes.Com- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI) melaksanakan kegiatan Final Planning Conference (FPC) dalam rangka Ambon DIREx
2016, TableTop Exercise (TTX) On EAS Rapid Disaster Response Toolkit.
Mollucastimes.Com- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI) melaksanakan kegiatan Final Planning Conference (FPC) dalam rangka Ambon DIREx
2016, TableTop Exercise (TTX) On EAS Rapid Disaster Response Toolkit.
Kegiatan yang berlangsung di The Natsepa Hotel, Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (04/10/2016) diikuti oleh
perwakilan Negara Anggota ASEAN, perwakilan Anggota Negara East Asia Summit (EAS), Perwakilan Organisasi Internasional AHA Centre, UNOCHA, dan WFP, Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Bambang Taufik, Kepala BPKD Provinsi Maluku, Maluku Tengah dan Kota Ambon.
perwakilan Negara Anggota ASEAN, perwakilan Anggota Negara East Asia Summit (EAS), Perwakilan Organisasi Internasional AHA Centre, UNOCHA, dan WFP, Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Bambang Taufik, Kepala BPKD Provinsi Maluku, Maluku Tengah dan Kota Ambon.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Provinsi Maluku,
Ibrahim Sangadji dalam sambutan mewakili Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff
menyampaikan, untuk mengahadapi ancaman bencana gempa dan tsunami, saat ini
persiapan sudah sampai pada tahap Final Planning Conference untuk kegiatan Ambon DIREx 2016.
Ibrahim Sangadji dalam sambutan mewakili Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff
menyampaikan, untuk mengahadapi ancaman bencana gempa dan tsunami, saat ini
persiapan sudah sampai pada tahap Final Planning Conference untuk kegiatan Ambon DIREx 2016.
Sangadji menjelaskan, suksesnya suatu kegiatan ditentukan
oleh kesiapan yang matang, koordinasi yang baik dan kerjasama yang intens antar
berbagai komponen yang terlibat dalam kegiatan atau pelatihan, termasuk rencana
pelaksanaan kegiatan Ambon Disaster Response Exercise 2016.
oleh kesiapan yang matang, koordinasi yang baik dan kerjasama yang intens antar
berbagai komponen yang terlibat dalam kegiatan atau pelatihan, termasuk rencana
pelaksanaan kegiatan Ambon Disaster Response Exercise 2016.
“Saya percaya keterlibatan semua unsur dalam penyusunan
akan menghasilkan perencanaan yang matang dan komprehensif guna menjaga
kegiatan pelatihan sebagaimana diharapkan bersama oleh berbagai elemen”
jelas Sangadji
akan menghasilkan perencanaan yang matang dan komprehensif guna menjaga
kegiatan pelatihan sebagaimana diharapkan bersama oleh berbagai elemen”
jelas Sangadji
Sementara itu, Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB RI, Ir. Bernadus Wisnu Widjaja, M.Sc pada saat konfrensi pers usai kegiatan itu menyampaikan, Indonesia dan Australia telah
menyampaikan usulan bersama kedua negara tersebut kepada 18 negara yang tergabung dalam EAS. Hal yang disampaikan berkaitan dengan harus adanya mekanisme bantuan di regional 18 negara.
menyampaikan usulan bersama kedua negara tersebut kepada 18 negara yang tergabung dalam EAS. Hal yang disampaikan berkaitan dengan harus adanya mekanisme bantuan di regional 18 negara.
“Artinya kalau salah satu negara anggota terkena
bencana, negara yang lain bisa dengan mudah membantu. Tidak hanya ke Indonesia tetapi Indonesia juga bisa
membantu ke negara-negara lainnya” tutur Widjaja.
bencana, negara yang lain bisa dengan mudah membantu. Tidak hanya ke Indonesia tetapi Indonesia juga bisa
membantu ke negara-negara lainnya” tutur Widjaja.
Dirinya menyampaikan, Maluku merupakan area yang paling
banyak terjadi gempa bumi dan tsunami. Dilihat dari data totalitas
bencana yang terjadi di Indonesia, terdapat sekitar 40% bencana itu terjadi di Maluku. Hal demikian dapat menimbulkan ancaman kepada masyarakat, namun ancaman itu dapat diatasi apabila dapat dipahami karakteristik dan cara mengatasi bencana tersebut.
banyak terjadi gempa bumi dan tsunami. Dilihat dari data totalitas
bencana yang terjadi di Indonesia, terdapat sekitar 40% bencana itu terjadi di Maluku. Hal demikian dapat menimbulkan ancaman kepada masyarakat, namun ancaman itu dapat diatasi apabila dapat dipahami karakteristik dan cara mengatasi bencana tersebut.
“Dari tahun 1600-2016 terdapat lebih dari 85 kejadian tsunami diwilayah Maluku. Dari bencana yang akan muncul itu ancaman pasti ada. Ancaman itu bisa diatasi selama kita tahu bagaimana karakteristik dan cara
nengatasinya.” ungkapnya.
nengatasinya.” ungkapnya.
Sejalan dengan Widjaja, Kepala Pelaksana Badan
Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Dra. F. Salampessy, M.Si
menyampaikan, berdasarakan latar belakang sejarah, kurang lebih 40% ancaman atau
bencana gempa dan tsunami terjadi di Maluku namun tidak diketahui oleh
masyarakat luas.
Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Dra. F. Salampessy, M.Si
menyampaikan, berdasarakan latar belakang sejarah, kurang lebih 40% ancaman atau
bencana gempa dan tsunami terjadi di Maluku namun tidak diketahui oleh
masyarakat luas.
“Dengan kegiatan yang dilaksanakan, kita
dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat Nasional maupun
Internasional agar kedepan ada penelitian-penelitian lanjutan atau pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan tersebut sehingga dapat disampaikan kepada masyarakat bahwa daerah maluku merupakan daerah rawan
bencana gempa dan tsunami serta bagaimana tingkat kesiagaan kita untuk menghadapi
bencana itu pada level tertentu.” tutur Salampessy
dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat Nasional maupun
Internasional agar kedepan ada penelitian-penelitian lanjutan atau pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan tersebut sehingga dapat disampaikan kepada masyarakat bahwa daerah maluku merupakan daerah rawan
bencana gempa dan tsunami serta bagaimana tingkat kesiagaan kita untuk menghadapi
bencana itu pada level tertentu.” tutur Salampessy
Sedangkan Direktur Emergency Management Australia
(EMA), Mr. Metthew menjelaskan, penanggulangan bencana disetiap
negara sangat berpengaruh terhadap masyarakat Internasional dalam memberikan
informasi terkait pengalaman dalam menanggulangi bencana secara
lebih baik.
(EMA), Mr. Metthew menjelaskan, penanggulangan bencana disetiap
negara sangat berpengaruh terhadap masyarakat Internasional dalam memberikan
informasi terkait pengalaman dalam menanggulangi bencana secara
lebih baik.
“Penanggulangan bencana ditingkat lokal,
provinsi, negara dan nasional sangat berpengaruh untuk masyarakat Internasional
yang ingin memberikan pengalaman untuk bisa melakukan hal tersebut lebih
baik lagi,” tandasnya. (MT-08)
provinsi, negara dan nasional sangat berpengaruh untuk masyarakat Internasional
yang ingin memberikan pengalaman untuk bisa melakukan hal tersebut lebih
baik lagi,” tandasnya. (MT-08)