Gelaran Musik Lintas Media, Fantastis Batu Berbicara Lewat Musik

by -65 Views

“Kehidupan leluhur kita saat mencuci pakaian disungai diatas batu, ada juga jenis batu yang digunakan sebagai bedak. Diatas batu juga dilakukan ikatan perjanjian persaudaraan yang kuat pada negeri adat dan sekaligus menjadi saksi sejarah. Dari dasar itulah, saya rindu untuk mengangkat bahwa Batu bukan cuma diketok seadanya tetapi memiliki nilai seni lewat bunyi yang terharmonisasi dan dapat berbicara diatas panggung pertunjukan seperti saat ini,” papar Latupeirissa.

Ambon,moluccastimes.id-Sebagai pengingat bagi generasi saat ini bahwa budaya batu di Maluku perlu dilestarikan, membuat seorang Nelzano Latupeirissa mengangkat seni budaya batu dalam suatu karya fantastis musik lintas media.

“Budaya batu ini sangat luar biasa walupun saat ini belum menggeliat, namun dari hati yang paling dalam ingin mengangkat karya ini agar supaya masyarakat khususnya di Maluku bisa dengar, lihat, rasa dan hayati,” ungkap Staf Pengajar Seni Musik pada Institiut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon  usai pementasan, Rabu 27/08/2025.

Dalam pementasan yang dihelat di Gedung Taman Budaya itu, pria tiga anak iini menggabungkan musik, gambar, gerak disertai cerita.

“Tujuannya agar supaya penonton dapat merasakan bahwa segala sesuatu yang Tuhan ciptakan diantaranya batu ini dapat bercerita tentang keagungan Tuhan, tentang keindahan alam Maluku serta mampu membawa pada kenangan waktu kecil yang indah, saat bermain bersama temen.-teman,” paparnya.

Dalam pagelaran tersebut, lebih menonjolkan Lealohi Samasuru.

“Mengapa ditampilkan Negari Aboru? sebab, dari tanah ini terdengarlah cerita Sumpah Batu  “HATU APUA” yang dilakoni oleh empat negeri gandong yaitu Booi, Aboru, Kariuw dan Hualoy yang dikenal dengan sebutan BAKH. Bagaimana kita diajarkan tentang persaudaraan, kejujuran, sumpah untuk setia satu dengan yang lain. Hal ini penting sebagai dasar hidup orang basudara di Maluku,” paparnya.

Pria kelahiran 18 April ini menyatakan, dirinya mengangkat Batu sebagai alat musik karena Batu sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Maluku.

“Kehidupan leluhur kita saat mencuci pakaian disungai diatas batu, ada juga jenis batu yang digunakan sebagai bedak. Diatas batu juga dilakukan ikatan perjanjian persaudaraan yang kuat pada negeri adat dan sekaligus menjadi saksi sejarah. Dari dasar itulah, saya rindu untuk mengangkat bahwa Batu bukan cuma diketok seadanya tetapi memiliki nilai seni lewat bunyi yang terharmonisasi dan dapat berbicara diatas panggung pertunjukan seperti saat ini,” papar Latupeirissa.

Pria smart itu berharap, karay yang ditampilkan lewat Musik Lintas Media itu mampu menyimpan budaya.

“Dalam pengertian dapat memberikan makna serta pengetahuan dan inspirasi kepada generasi saat ini agar supaya tetap melestarikan, menjaga, merawat tradisi yang diturunkan dari generasi awal. Dan yang tidak kalah penting juga bahwa karya ini bukan sekedar emnnjadi tontonan biasa tetapi menjadi sarana untuk saling bercerita bahjan belajar bersama,” tandasnya.

Sangat unik memang karya yang ditampilkan karena batu-batu tersebut dapat terharmonisasi dengan nada-nada solmisasi. Menurut Latupeirissa, batu tersebut ditemukan hanya pada satu lokasi di Kabupaten Maluku Tengah. Dan hanya orang yang memiliki kecintaan dengan musik saja yang dapat mengalirkan melalui berbagai alat, seperti musik Batu ini. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *