Inflasi Maluku Per Februari 2025 Naik 1,33% (yoy) Dari Januari 2025

by -97 Views

“Sementara itu, secara tahunan, inflasi di Maluku pada Februari 2025 tercatat sebesar 1,33% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,76% (yoy). Meskipun demikian, angka inflasi ini masih lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,09% (yoy),” tandasnya.

Ambon,moluccastimes.id-Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), Februari 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan Kabupaten/Kota di Maluku mengalami deflasi sebesar 0,63% (mtm).

“Angka ini lebih rendah dibandingkan deflasi nasional yang tercatat sebesar 0,48% (mtm),” demikian Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Mohamad Latif dalam rilis, Selasa 04/03/2025.

Disebutkan, secara spasial, deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Maluku Tengah dengan angka 1,04% (mtm), diikuti oleh Kota Ambon sebesar 0,43% (mtm). Namun, deflasi ini sedikit tertahan oleh inflasi di Kota Tual yang mencapai 0,39% (mtm).

“Sementara itu, secara tahunan, inflasi di Maluku pada Februari 2025 tercatat sebesar 1,33% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,76% (yoy). Meskipun demikian, angka inflasi ini masih lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,09% (yoy),” tandasnya.

Lanjutnya, Deflasi di Provinsi Maluku terutama dipengaruhi oleh turunnya harga pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar dengan andil deflasi sebesar 0,75% (mtm).

“Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah implementasi paket stimulus ekonomi dari pemerintah, yaitu potongan tarif listrik sebesar 50% bagi pelanggan dengan daya 2.200 VA ke bawah. Kebijakan ini didasarkan pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024,” sebut Latif.

Selain itu, penurunan harga berbagai komoditas pangan juga turut berkontribusi terhadap deflasi.

“Beberapa bahan pangan seperti cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah mengalami penurunan harga seiring dengan meningkatnya pasokan hortikultura di Kota Ambon, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Seram Bagian Barat yang sedang memasuki masa panen,” bebernya.

Namun, ditambahkan, deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga beberapa jenis ikan pelagis, seperti ikan tongkol, ikan layang, dan ikan cakalang.

“Harga ikan-ikan ini mengalami peningkatan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,12%, 0,11%, dan 0,10% akibat kondisi cuaca yang menyebabkan tingginya gelombang laut, sehingga produksi perikanan menurun secara seasonal,” tandasnya.(MT-01)