Jelang Satu Abad Pelayanan GPM, Rikumahu : Gereja Harus Berubah & Alami Pertobatan Sejati

by -168 Views

“Jika ingin melihat gereja berubah maka konsolidasi visi dan misi harus dimulai dari Sidang Sinode ini, sehingga baik secara kelembagaan maupun substansi akan mengalami pertobatan sejati,” Rikumahu berargumen.

Ambon,moluccastimes.id-Hal fundamental yang harus dilakukan gereja menjelang satu abad pelayanan Gereja Protestan Maluku (GPM) adalah visi misi transformasi manusia yang berkarakter Kristiani, memiliki ciri-ciri kekudusan dan kesucian.

Hal ini ditegaskan Ketua Klasis Kota Ambon, Pdt. Rico Rikumahu, M.Th menanggapi Sidang Sinode ke-39 GPM yang sementara berlangsung, Senin 20/10/2025.

“Karakter Kristiani yang memiliki ciri-ciri kekudusan dan kesucian mulai tampak pudar digerogoti dunia yang semakin modern dengan liarnya deras arus digitalisasi,” aku Rikumahu.

Karena itu, lanjutnya, Sidang Sinode ini menjadi momentum penting bagi gereja melakukan konsolidasi visi dan misi menuju GPM Satu Abad di tahun 2035 nanti.

“Tahun 2035 GPM harus mampu menampakkan dirinya secara eksistensial di dunia,” timpalnya.

Pendeta smart itu menyatakan, refleksi menuju satu abad GPM harus dimulai dari pertanyaan mendasar : seperti apa profil anggota GPM di tahun 2035?.

“Hal ini sangat berkaitan erat dengan realitas kehidupan jemaat saat ini baik anak, remaja, pemuda, perempuan, laki-laki, maupun keluarga Kristen secara keseluruhan,” lugasnya.

Rikumahu menilai tantangan digitalisasi dan perubahan sosial global membuat gereja perlu menegaskan cara pandang berbeda dalam merespons perkembangan zaman. “Sekalipun tantangan sama, tapi cara meresponsnya harus beda. Sebagai anggota gereja, kita harus menggunakan prinsip dan nilai-nilai Kristiani, bukan dengan cara dunia,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menilai Sidang Sinode menjadi forum strategis untuk membangun arah baru transformasi bergereja.

“Jika ingin melihat gereja berubah maka konsolidasi visi dan misi harus dimulai dari Sidang Sinode ini. Sehingga baik secara kelembagaan maupun substansi akan mengalami pertobatan sejati,” Rikumahu berargumen.

Disisi lain, dirinya menyoroti kesiapan gereja menghadapi tantangan ekonomi global dan perubahan geopolitik.

“Penting bagi gereja untuk memberdayakan sumber daya lokal jemaat. Tanah dan laut yang dimiliki jemaat harus dimanfaatkan, kemudian gerakan menanam, gerakan melaut, dan gerakan memasarkan yang dicanangkan GPM adalah solusi menghadapi ancaman resesi ekonomi,” tandas pria rendah hati itu.

Ditekankan, jika semua hal tersebut dikonsoidasikan secara serius dalam Sidang Sinode, maka GPM akan memiliki arah yang jelas dan kekuatan menghadapi masa depan.

“Itulah kekuatan lokal sebagai kunci agar jemaat tetap tangguh menghadapi krisis,” tuntasnya.(MT-01)