Kadensus 88 AT : Jambore Pejuang Perdamaian, Akui Napiter Sebagai Manusia

by -93 Views

Bogor,MollucasTimes.com-Tampilan wajah baru dari penegakkan hukum di bidang Anti Teror dilakukan secara berbeda yaitu dengan mengakui keberadaan narapidana terorisme (Napiter) sebagai manusia.

Demikian Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri, Irjen Pol Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si disela kegiatan Jambore Bersama 300 Mantan Napiter se-Indonesia di Sentul Bogor, Sabtu 13/08/2022.

“Kami ingin menampilkan wajah baru bahwa penegakkan hukum itu tidak sekedar memenjarakanbadan secara fisik tetapi lebih kepada memanusiakan mereka. Kegiatan ini kami sebut even pejuang perdamaian yang berkolaborasi dengan Yayasan Hubbul Wathon Indoesia (HWI) 19,” aku Hukom.

Dikatakan, yang sangat penting dilakukan adalah merasakan mereka secara pribadi.

“Saat bersalaman dengan mereka saya mencoba merasakan secara pribadi atau terjadi interaksi secara personal. Karena itu, mengapa hampir semua dari mereka saya kenal. Bagi saya, ini adalah cara merangkul yang baik sebab dengan merangkul maka kita mampu meutus mata rantai kekerasan dalam pikiran mereka,” jelas pria kelahiran 30 Januari itu.

Pria asal Maluku itu mengakui kegiatan tersebut merupakan jambore pertama yang diprakarasi oleh Ketua Yayasan HWI 19.

“Jadi sebenarnya kami berkolaborasi, prakarsanya dari Ustad Haris sementara saya memberikan support serta memfasilitasi. Dari jambore ini kita bisa melihat ada kesadaran baru dari mereka untuk mencintai Indonesia. Dan karena kebetulan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-77, kita bisa berkumpul disini untuk memberikan pengakuan bahwa mereka juga adalah anak bangsa yang harus membangun Indonesia secara bersama-sama,” tandas pria yang mulai menjabat Kadensus 88 Anti Teror sejak 1 Mei 2020.

Sementara itu, Ketua HWI 19, Ustad Haris Irfalah mengakui kegiatan yang dilakukan dalam jambore tersebut sangat baik.

“Progam atau kegiatan yang baik ini harus kita dukung, sebab saudara-saudara kita yang punya pikiran salah terhadap agama dan negara hingga melakukan hal yang berlawanan dengan hukum, justru perlu dibina. Dalam hal ini masalah kriminal adalah tugas Kadensus, sementara tentang perbedaan paham itulah tugas kami HWI 19 serta MUI untuk mengubah dan meluruskan pola pikir mereka. Mengapa demikian? harus kita sadari bahwa agama dan negara seperti dua sisi mata uang. Sehingga dapat dikatakan menjalankan ajaran agama dan perjuangan harus dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” jelasnya.

Ditambahkan, harus disepakati juga bahwa NKRI adalah cinta negara.

“Cinta negara adalah bagian dari iman bukan sebaliknya merusak negara atau sampai melakukan kekerasan atau pertumpahan darah tanpa rasa dosa. Sebaliknya secara kehidupan bernegara dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diraih oleh para pejuang, kita harus mengisinya dengan kebaikan untuk mencapai cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila,” tandasnya.

Jambore dengan tema Pejuang Perdamaian itu diisi dengan berbagai acara diantaranya Tausiah Moderasi Beragama oleh Ketua MUI Pusat, Kyai Cholis Nafis. Selanjutnya  pemberian plakat oleh Kadensus 88 Anti Teror Polri kepada Ketua MUI Pusat, pemberian pohon kepada Iwan Fals. Dilanjutkan dengan hiburan Tarian Sufi dan juga persembahan lagu oleh Iwan Fals. Selain dihadiri oleh Kadensus 88 Anti Teror Polri, Ketua MUI Pusat juga Ketua HWI 19, Jambore juga dihadiri tuan rumah Bupati Bogor, Iwan Setiawan. (MT-01/Polri TV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *