Kehadiran PT GBU, Perusak Tatanan Budaya Masyarakat Pulau Romang

by -107 Views

Ambon,Mollucastimes.Com- Kehadiran PT Gemala Borneo Utama (GBU) dalam mengelola dan mengeksplorasi tambang emas Pulau Romang Kabupaten Maluku Barat Daya, banyak mendapat sorotan negatif dari berbagai element, baik Masyarakat asal Pulau Romang,Mahasiswa MBD maupun dari Pihak Akademisi Universitas Pattimura.

Hal ini kemudian disampaikan oleh Akademisi asal Maluku Barat Daya, Prof. DR. A. J. Watloly. S.Pak,M.Hum, saat ditemui Mollucastimes, dikampus Unpatti, Kamis (12/01/2017).

Watloly mengungkapkan, proses pengelolaan tambang emas yang dilakukan oleh PT GBU sangat tidak sesuia dengan sebua tatanan budaya yang dalam kehidupan masyarakat yang ada di Pulau Romang Kabupaten Maluku Barat Daya. Pasalanya proses pengelolaan tambang emas Romang oleh PT GBU sangat berdampak besar bagi pola kehidupan masyarakat Pulau Romang yang sebagian besar kehidupan keluarganya tergantung pada kekayaan alam yang ada di Hutan dan Laut.

“Memang secara hukum kekayaan emas pulau Romang  merupakan sebuah sumber kekayaan alam yang dikelola oleh Negara untuk kemakmuran Rakyat, namun proses eksplorasi yang dilakukan oleh PT GBU di pulau romang sangat merusak tatanan budaya masyarakat pulau Romang, hasil hutan dan laut yang merupakan kekayaan alam masyarakat Romang akan terkikis hasil akibat dampak dari eksplorasi pengelolaan tambang emas yang dilakukan oleh PT GBu,” tutur Watloly.

Tambahnya, proses eksplorasi  tambang emas Romang yang dikelola oleh PT GBU sebenaranya menjadi sebuah perhatian serius yang perlu di perhatikan oleh Pemerintah Provinsi untuk melihat seberapa besar dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari pengelolaan tambang emas Romang.

“Tim Kajian Dampak Lingkungan yang telah dibentuk oleh Gubernur Maluku dan Pihak Universitas Pattimura hendak bersosialisasi  dengan semua element masyarakat Pulau Romang mengenai dampak kerusakan yang akan ditimbulkan dari proses eksplorasi pengelolaan tambang emas Pulau Romang, sejauh ini proses pengelolaan yang dilakukan oleh PT GBU tidak pernah bersosialisasi dengan masyarakat romang, kehadiran PT GBU di Pulau Romang hanya mengutamakan keuntungan bagi perusahaan GBU semata,” ungkap Watloly. (MT-10)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *