Kepala BNN RI : Intelijen Berbasis Big Data, Kuatkan Kinerja BNN

by -171 Views

Ameth,Nusalaut,moluccastimes.com-Guna menguatkan kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN) yang fundamental yang harus dimiliki adalah penguatan intelejen berbasis Big Data.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BNN RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, SIK, M.Si. Jumat, 29/03/2023.

“Inilah fokus saya ketika dipercayakan menjadi Kepala BNN RI. Big Data merupakan muara dari seluruh riak isu maupun informasi tentang narkoba baik dari dalam maupun luar negeri,” akunya.

Dengan Big Data, maka kemampuan menganalisa menjadi pokok perjuangan.

“Tanpa Big Data maka semua yang kita lakukan itu absurd. Big Data menyimpan berbagai analisa intelijen, bagaimana mengetahui kecenderungan penggunaan narkoba, bagaimana peredarannya, apa saja jenisnya bahkan mengetahui siapa saja yang terlibat penggunaan narkoba serta motif yang digunakan,” jelasnya. 

Menurut pria smart itu, jika semua data sudah dikantongi maka sangat mudah melakukan pemberantasan hingga menangkap para pengedar.

“Pemberantasan narkoba bukan ansi menangkap lalu membawa mereka ke pengadilan tetapi lebih kepada bagaimana merubah cara pandang atau mindset masyarakat terhadap pengguna dan pengedar. Selain menangkap mereka, kita melakukan rehabilitasi setelah mengetahui motif dari pengguna dan pengedar itu sendiri. Motif penangkapan mereka juga dilakukan dengan pendekatan kemanusiaan. Sehingga dengan demikian diharapkan mampu menekan suplay,” papar Hukom.

Ditambahkan Big Data itu diperoleh dari kemampuan intelijen dalam meramu berbagai riak termasuk info jika ada pemimpin yang sengaja menjadi pelaku narkoba.

“Kemampuan intelijen harus memiliki kekuatan mendeteksi, menganalisa semua fenomena untuk membuka seluruh peta. Misalnya ada pimpinan yang menjadi pelaku narkoba walaupun informasi tersebut terkunci rapat, tetapi jika memiliki data yang dianalisa intelijen maka tidak ada satupun yang tersembunyi,” ulas pria tampan itu.

Untuk itulah dirinya mulai melakukan pembenahan secara internal.

“Yang pertama yaitu membentuk kesadaran agen intelijen, berikut operator harus melakukan empat pendekatan yaitu kemanusiaan, kemudian kemampuan memetakan jaringan, mendeteksi serta melakukan penangkapan berkelanjutan. Ketika semua ini kita lakukan maka peredaran narkoba itu akan kita saksikan mereka seperti ikan dalam aquarium. Siapapun dia tidak akan bisa bersembunyi dibalik jabatan atau posisi sebagai pimpinan,” tegasnya.

Diceritakan pengalamannya ketika menjabat sebagai Kepala Densus 88 Anti Teror yang berhasil melakukan perbaikan.

“Pengalaman menangani teror, tidak ada satupun pelaku teror yang luput dari penangkapan. Bahkan, kami melihat mereka seperti ikan dalam aquarium karena pergerakan mereka tidak lagi kasat. Bagaimana kemampuan inteleijen menembus jaringan mereka,” tandasnya.

Pria asal Negeri Samasuru Amalatu Ameth itu, menyatakan sebelum meninggalkan Densus 88, pihaknya telah menciptakan Indonesia Zero Attack.

“Kerja yang kami lakukan adalah tanpa penyerangan. Hal ini berdasar pendekatan kemanusiaan tadi, kemudian kemampuan memetakan jaringan juga mendeteksi serta melakukan penangkapan berkelanjutan. Harapan ini yang kami bawa untuk diterapkan di BNN juga,” harapnya. (MT-01).