Kolaborasi Pertamina & Petronas, Akselerasi Proyek Blok Masela Kedepan

by -78 Views


Jakarta,Moluccastimes.com-
Blok Masela dalam industri hulu migas nasional yang menjadi salah satu tulang punggung dalam meningkatkan produksi minyak dan gas nasional untuk mendukung keberlanjutan pembangunan dan tumbuhnya industri nasional pengguna gas di tanah air.

Hal tersebut diungkapkan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto disela penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan Blok Masela, akhir Juli 2023.

“Kami mengapresiasi pengambilalihan PI Blok Masela, dimana PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang bekerjasama dengan Petronas yang mengakuisisi 35% Participating Interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Ltd (SUOS) di Blok Masela. Dimana PHE mengambil alih 20% PI dan Petronas 15% PI dari Shell,” akunya.

Soetjipto berharap masuknya Pertamina dan Petronas dapat mengakselerasi proyek Blok Masela yang berjalan lambat sejak disetujuinya Revisi Pertama POD Masela di tahun 2019.

Dikatakan, Blok Abadi Masela memiliki cadangan gas yang luar biasa.

“Saat ini cadangan gas di Blok Abadi Masela adalah yang terbesar di Indonesia. Dari lapangan ini akan diproduksi 9.5 million metric tonnes per annum (MMTPA) LNG, 150 million standard cubic feet per day (MMSCFD) gas pipa, dan 35,000 barrel/day kondensat sehingga menjadi tulang punggung bagi peningkatan produksi migas nasional untuk mencapai target 2030 yang telah ditetapkan yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD),” jelasnya.

Menurutnya, dampak multiplier effect dari proyek abadi Masela juga akan dirasakan oleh Pemerintah dan masyarakat daerah.

“Seperti PI 10% untuk Pemerintah Daerah, serta pembangunan kilang secara onshore akan turut mendukung menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada perekonomian di daerah serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya,” timpalnya.

Diceritakan, setelah dilakukan penandatanganan revisi POD di tahun 2019, banyak dukungan yang bermunculan, namun rencana lepasnya Shell meredupkan dukungan.

“Masuknya Pertamina dan Petronas ke blok Abadi Masela diyakini membangkitkan kembali optimisme tersebut sekaligus menjadi momentum bagi industri hulu migas nasional. Karena itu perlu dukungan dari pemerintah maupun pemangku kepentingan sehingga kebangkitan ini terakselerasi. Kita akan melakukan best effort agar proyek Masela dapat berlari kencang mengejar ketertinggalan yang telah terjadi sebelumnya,” paparnya.

Lebih lanjut Dwi menyampaikan bahwa masuknya Pertamina sebagai National Oil Company (NOC) dan Petronas sebagai salah satu perusahaan migas kelas dunia (world class company) menunjukkan bahwa potensi dan daya saing investasi hulu migas di Indonesia masih menarik dan mampu bersaing secara global. 

“Tahun 2023 komitmen investasi hulu migas mencapai US$ 15,5 miliar atau meningkat 28% dibandingkan realisasi investasi tahun 2022. Masuknya Pertamina dan Petronas tentunya dapat mendorong peningkatan investasi di tahun ini maupun tahun-tahun yang akan datang,” tandasnya.

Sementara itu penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan Blok Masela dilakukan oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Authorized Representative PETRONAS Masela Sdn. Bhd. (PMSB) Datuk Adif Zulkifli, dan Director Finance for Acquisition Divestment and NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo. Dan disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto serta Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Lapangan Abadi Blok Masela

Untuk diketahui, Lapangan Abadi Blok Masela adalah salah satu Proyek Strategis Nasional berada sekitar 160 Km lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter. Masa berlaku Production Sharing Contract (PSC) dari tahun 1998 hingga 2055. Lapangan dengan cadangan gas terbesar di Indonesia ini direncanakan akan menghasilkan 9.5 Million Metric Tonnes per Annum (MMTPA) LNG, 150 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas pipa, dan 35,000 barrel/day kondensat.

Konsep pengembangan lapangan green field yang kompleks mencakup pengeboran dan sistem produksi bawah laut, Floating Production Storage and Offloading (FPSO), pipa gas ekspor sepanjang kurang lebih 175km dan onshore LNG plant. Blok Masela direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung progam Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung keberlanjutan pada era transisi energi.

Sementara SKK Migas adalah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang ditugaskan oleh Pemerintah RI c.q. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menyelenggarakan pengelolaan kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi berdasarkan Peraturan Presiden No. 95/2012 jo. Peraturan Presiden No. 9/2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 36/2018 jo. Peraturan MESDM No. 2/2022.

SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.(MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *