Labila Kabila Serhalawan Tuai Hujatan Masyarakat Negeri Passo

by -60 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Adanya kepentingan lain mampu membuat hati orang berbalik dengan segera seperti membalikkan telapak tangan melupakan tujuan utama perjuangan.

Demikian G. Rinsampessy, salah satu anak soa Rinsama  kepada MollucasTimes.com, Selasa 15 Juni 2021.

“Hati yang berbalik itu tentunya memiliki alasan yaitu adanya kepentingan lain. Entah karena kebutuhan perut, kebutuhan jaminan hidup atau apapun itu. Hal ini terjadi pada oknum-oknum dalam tubuh saniri negeri Passo,” akunya.

Dijelaskan, saniri negeri Passo yang berjumlah 9 orang merupakan perwakilan dari 3 Soa ditambah Soa Borgor. 

“Tiga soa yaitu Koli, Rinsama, Moni ditambah soa Bebas atau Borgor. Sementara saniri negeri dari soa parenta  ada lima orang diantaranya Ronny Titariuw, Willem Tomaluweng serta Arnold Tuwatanassy dari soa Koli sedangkan Jery Serhalawan dari soa Bebas atau Borgor. Namun seiring berjalannya waktu, Jery Serhalawan memutar langkah bergabung dengan soa Moni. Berpalingnya Serhalawan ini menjadi tanda tanya besar. Kami menilai ini ada kepentingan lain dibalik semua yang dilakukan Serhalawan,” paparnya.

Serhalawan yang awalnya dibanggakan dan diharapkan menjadi penerobos ternyata mengkhianati perjuangan. 

“Dia itu sebenarnya bukan warga Passo karena telah menjadi warga Kupang, Nusa Tenggara Timur dan memiliki keluarga disana. Namun, entah bagaimana lihainya kemudian dia bisa menjadi saniri negeri serta meninggalkan keluarga di Kupang. Dia berjanji mengawal semua proses pelantikan raja definitif dari mata ruma parenta Simauw. Kesungguhannya dibuktikan dengan memimpin demonstrasi terhadap Pemerintah Negeri Passo tahun 2020 lalu karena dinilai lamban membuka jalan bagi pelantikan raja definitif. Itu videonya juga ada di Youtube,” tandasnya.

Hal tersebut dibenarkan suami almarhum mantan Raja Passo, Drs. Izaac Maitimu dari mata ruma parenta Simauw.

“Kami sangat menyesal dan baru menyadari ada pengkhianat dalam lingkaran kami. Saat dilantik, Serhalawan berjanji akan mengawal seluruh proses hingga pelantikan raja dari mata ruma parenta Simauw. Bahkan yang anehnya sebelum acara pelantikan, malam hari lima saniri termasuk Serhalawan didoakan oleh pendeta di gereja serta meminum air yang telah didoakan. Apakah itu tidak mempermainkan Tuhan?. Mulut manis serta janji gula-gula itu ternyata hanya isapan jempol belaka. Semua hanya untuk kepentingan perut, sehingga melupakan perjuangan. Ini yang dikatakan orang la bila ka bila atau lapar bicara lain, kenyang bicara lain,” jelas ayah enam anak ini.

Selama proses sidang paripurna penetapan berlangsung, masyarakat mengutuk penetapan dua mata ruma parenta yang dilakukan oleh saniri negeri. Bahkan saniri negeri yang memihak ke mata ruma Sarimanella seperti Felix Tuhilatu, Corneles Pattiwael dan Jery Serhalawan dibanjiri hujatan. 

Yang lucunya akibat ketakutan amukan masyarakat ketika hendak meninggalkan Kantor Negeri, Anggota Saniri Negeri, Corneles Pattiwael berlari dengan cepat menaiki mobil polisi disusul Sekertaris Saniri Negeri, Jery Serhalawan yang sempat ditusuki payung oleh adik iparnya. 

Bahkan Ketua Saniri Negeri Felix Tuhilatu terlihat menggunakan helm secara cepat berlari menyusul Pattiwael dan Serhalawan berdesakan dalam mobil juga diapit oleh aparat. Sementara saniri lainnya, Poly Wattimury yang membonceng Kepala soa Borgor, Johan Maitimu melarikan sepeda motor bagaikan maling yang dikejar. 

Di lain sisi, Penjabat Pemerintah Negeri Passo, Marcus Roselly juga meninggalkan Kantor Negeri menumpang mobil kepolisian yang tadi mengantar tiga orang yang seperti maling yang dikejar, kemungkinan juga dengan rasa takut. 

Pemandangan tersebut membuat masyarakat menertawai ke’lucu’an yang ditampakkan oleh Saniri Negeri maupun Penjabat. 

“Kenapa harus lari seperti maling yang dikejar?  yah kalau tidak salah pasti masyarakat tidak bersikap demikian. Lucu juga saniri negeri berlindung dibalik aparat. Makanya ini harus menjadi perhatian bagi seluruh soa yang ada, jika ingin mencalonkan anak soa untuk menjadi saniri harus dilihat dulu kapasitas, kapabilitas, juga cerdas sehingga tidak memalukan seperti ini. Kali ini, anda menang Jery Serhalawan, tapi kita akan saksikan kekuasaan Tuhan atasmu. Sedangkan bagi Penjabat, jadilah orang yang bijak, berdirilah diatas kebenaran dan jangan menyimpang karena anda dilantik diatas sumpah dan janji kepada Tuhan, jangan lupakan itu. Dan Pemerintah Kota Ambon harus mengevaluasi kinerja seperti ini,”! tegas lisa, warga yang lain. (MT-01)