Saparua,moluccastimes.com-Berbagi Sentuhan kasih telah menjadi gaya hidup seorang Michael Wattimena lewat berkat yang Tuhan limpahkan dalam kehidupannya.
“Saya akan merasa sangat bahagia jika mampu berbagi bersama orang sekitar dari berkat yang Tuhan beri kepada saya,” aku Wattimena dihadapan para janda, duda di Kecamatan Saparua dan Saparua Timur, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah di kediaman Keluarga Wattimena, Minggu, 19/02/2023.
Pria yang kerap disapa BMW itu memang selalu melakukan aksi Sentuhan Kasih pada setiap kesempatan berada di Maluku. Dan apa yang dilakukan bukan karena menjelang 2014 tetapi merupakan ciri khas dan gaya hidup berbagi.
Dalam pandemi Covid-19, pria rendah hati itu juga menyentuh hati masyarakat secara konsisten membantu baik di Kota Ambon maupun Maluku Tengah. Demikian juga dengan korban bencana longsor, banjir, kebakaran baik berupa materi maupun material seperti terpal, tikar, paket Sembako serta kebutuhan lainnya.
Menyandang nama besarnya, DR Michael Wattimena, SE, SH, M.M, menyadari bahwa apa yang dimiliki saat ini atas kasih karunia Tuhan serta doa dari masyarakat yang membawanya menempati berbagai posisi penting baik dalam legislatif di Senayan maupun dalam struktur partai politik yang berlambang bintang mercy itu.
“Karena itulah dengan penuh kesadaran, saya ada disini untuk berbagi terutama dengan para janda dan duda. Bagi saya secara pribadi, doa dan harapan para ibu (janda) sangat luar biasa dan karena doa mereka juga saya bisa ada hingga saat ini. Bahkan pemilih saya di Papua Barat saat itu sebagian besar adalah para ibu termasuk janda dan para wanita,” demikian BWM disambut tepuk riuh.
Diceritakan, dirinya juga merupakan anak seorang ibu janda dan ayah (alm) mantan raja, dimana rasa tanggungjawab sang ayah sebagai Raja Itawaka menurun kepadanya walaupun dalam posisi yang berbeda.
“Sejak papi saya, Libreck Frans Wattimena meninggal dunia 9 tahun lalu secara otomatis ibu saya menjadi janda. Beliau orang yang sangat bertanggungjawab dengan tugas sebagai Raja Itawaka. Sekalipun dalam keadaan sakit dan harus di-kemo di rumah sakit Mt. Elizabeth Singapura, tetapi marwah sebagai Raja tetap melekat. Bahkan beliau bersikap tegas untuk segera kembali ke Itawaka dalam rangka acara adat Tutup Baileo. Jiwa papi saya itu juga melekat dalam diri anak-anaknya walaupun dalam posisi kita yang berbeda,” tandas tampan pemilik lesung pipi itu.
Anak kedua dari tiga bersaudara itu juga mengungkapkan sentuhan kasih yang dilakukan tersebut sekaligus mengingatkan 9 tahun meninggalnya ayah terkasih.
“Kami bertiga, kakak saya (Henny Wattimena di Amerika), saya dan adik (Wellem Wattimena) ingin menyatakan rasa terimakasih sekaligus mengenang Papi, ditambah dengan mami Ace yang saat ini masuk 79 tahun maka kami rindu berkumpul dan berbagi lewat sentuhan kasih,” jelas pria 54 tahun itu.
Dalam kesempatan itu, BMW juga berterimakasih kepada para Raja, Saniri Negeri, Pendeta yang berkenan hadir.
“Saya rasa kebersamaan kami bersama para janda dan duda saat ini merupakan sukacita terbesar bagi keluarga besar Libreck Frans Wattimena (alm) dan Aksamina Papilaja- Wattimena. Terimakasih juga para Raja, Saniri Negeri serta Pendeta yang telah meluangkan waktu ada bersama dalam sukacita ini,” timpalnya.
Sementara itu sentuhan kasih yang dibagi berupa 500 paket sembako terdiri dari beras, minyak goreng, gula pasir, daun teh serta baju kaos dan kalender kepada para janda dan duda dari Negeri Porto, Haria, Tuhaha, Ihamahu, Iha, Noloth, Itawaka, Sirisori Amalatu, Sirisori Amapatti, Saparua, Tiouw, Booi, Paperu dan Kulur.(MT-01)