Oleh : Arnold Thenu
(Ketua Forum Masyarakat Maluku)
Jakarta – Perhelatan pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon (2017) akan segera berlangsung. Disusul dengan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku pada tahun berikutnya (2018). Ironisnya, keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat Maluku yang menjadi kebutuhan mendasar dalam kehidupan masyarakat belum terpenuhi dari setiap hasil pemilihan sebelumnya. Padahal, kekayaan alam di bumi Maluku berlimpah ruah. Namun, semua itu kembali kepada para pemangku jabatan yang mampu mengelola dan memprioritaskan kepentingan rakyat Maluku di atas segalanya. Atau, mungkin juga tidak ada niatan sedikitpun untuk memberikan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi rakyat Maluku yang di pimpinnya.
Lain soal, jika bumi Maluku adalah daerah yang tandus dan kering serta tidak memiliki kekayaan alam (SDA) baik di darata maupun di laut. Sehingga menjadi wajar jika pemimpin Maluku akan mengalami kesulitan menghadirkan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi rakyat Maluku. Tetapi, pada kenyataannya bumi Maluku kaya akan sumber daya alam.
Persoalannya, di Maluku tidak ada kepemimpinan yang kuat dalam arti sesungguhnya. Typical and character seorang pemimpin ternyata tidak dimiliki para pimpinan di Maluku. Dan, itu membuktikan bahwa di Maluku hanya ada pimpinan bukan pemimpin.
Di Maluku saat ini, boleh dikatakan cukup banyak pimpinan. Tetapi, mencari seorang pemimpin yang sesungguhnya bukanlah persoalan gampang. Banyak pimpinan di Maluku gemar dilayani layaknya seorang raja kecil yang manja. Dan, kebutuhan di Maluku saat ini bukan pimpinan seperti itu. Namun, pemimpin yang mau melayani rakyat dan mengerti akan kebutuhan rakyatnya. Sehingga diharapkan pemimpin di Maluku dapat memperjuangkan kepentingan rakyat dengan sungguh-sungguh. Bukan, malah memperjuangkan kekuasaan sesaat yang sesat.
Dari awal proses pencalonan saja, sudah terlihat indikasi persaingan tidak sehat. Dan, ini adalah gejela-gejala tidak baik untuk melahirkan sosok pemimpin sesuai harapan. Pada hakekatnya, seorang pemimpin hebat tidak akan menyikut pesaingnya hanya untuk bisa maju sampai garis finish. Dan, pemimpin hebat tidak akan menginjak pesaingnya demi naik ke tempat yang lebih tinggi. Karena, menghalalkan segala cara bukanlah typical and character seorang pemimpin sejati.
Tidak ada pilihan lain saat ini, kecuali generasi muda Maluku berani mengubah budaya politik yang sudah usang milik generasi tua. Dan, generasi tua harus berjiwa besar untuk mempercayakan kepemimpinan Maluku berikutnya berada di tangan anak muda yang masih memiliki spirit dan energy besar untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Karena, di Maluku saat ini dibutuhkan pemimpin muda yang berani membentengngi seluruh kekayaan bumi Maluku dari para perampok demi kepentingan rakyat. Dan, anak muda Maluku sudah pasti tidak akan pernah mau kompromi apalagi berunding dengan orang-orang yang merampok kekayaan di bumi Maluku. Sehingga dengan demikian rakyat Maluku akan memperoleh keadilan sosial dan kesejahteraan yang merupakan hak mereka sejak dahulu kala.
Anak muda Maluku sudah tidak boleh larut lagi dengan mimpi-mimpi di dalam tidurnya tentang masa depan tanah leluhur Maluku. Namun, sudah waktunya bangkit dan membangun mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan. Karena, jika anak muda Maluku tidak mampu bangkit untuk membangun mimpinya maka orang lain akan mempekerjakan anak muda Maluku untuk membangun mimpi mereka. Dan, generasi berikutnya akan sama seperti generasi sekarang yang selalu menjadi ekor bukan kepala. Akhirnya, anak cucu Maluku tidak akan pernah menjadi tuan di tanah leluhurnya sendiri. (**)