![]() |
Tarian penyambutan gandong kakak dari Rumahkay |
Ambon,mollucastimes.com-Panas Gandong Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan dan Negeri Rumahkay, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) bukan saja memperingati perjalanan sejarah dua negeri kakak adik, tetapi lebih menjurus kepada pelestarian budaya yang ditinggalkan para leluhur yaitu nilai kasih.
Demikian Raja Rutong, Reza Valdo Maspaitella saat di sela kegiatan Panas Gandong Negeri Rutong-Rumahkay, di Baileo Negeri Rutong, Rabu 18/03/2020.
“Kita harus mensyukuri kegiatan hari ini karena nilai adat yang ditinggalkan oleh para leluhur merupakan bentuk nilai kasih yang mendasari sejarah dalam hubungan gandong kakak adik,” aku Maspaitella yang baru beberapa waktu lalu dilantik sebagai Raja Rutong ini.
![]() |
Gandong adik menunggu kakak dengan kain gandong |
Dikatakan, nilai kasih tersebut harus dibangun, dipupuk dan diteruskan bagi generasi yang ada saat ini bahkan menjadi contoh yang baik bagi Maluku.
“Landasan kasih yang ditinggalkan para leluhur, harus diwariskan kepada generasi muda saat ini. Tujuannya adalah agar supaya kedua gandong kakak adik dapat membangun baik di negeri masing-masing dan menjadi contoh bagi Maluku bahkan Indonesia secara umum. Kita harus membuktikan bahwa kasih yang ditinggalkan bagi kita bukan teori ataupun ritual adat semata melainkan kebiasaan cara hidup sebagai kakak adik gandong sehingga orang bisa melihat kasih itu ada disini. Dengan kasih kita siap membangun masa depan bersama,” papar lelaki tampan ini.
Corputty : Setelah 26 Tahun, Amakele Lourimalahitu Kunjungi Lopurisa Uritalai
![]() |
Prosesi peresmian Moumen Amalopu |
Sementara itu, Penjabat Negeri Rumahkay, James Corputty mengatakan, dirinya sangat bersukacita dengan kesempatan Panas Gandong tersebut.
“Sukacita yang tidak terkatakan sebab selama 26 tahun barulah Amakele Lourimalahitu (Rumahkay) menginjakkan kaki ke negeri saudara Lopurisa Uritalai (Rutong). Ini merupakan suatu momen yang sangat baik sebagai bentuk mempererat tali hubungan kakak adik,” aku Corputty.
Diungkapkan, inilah cara Allah membentuk anak adat untuk menghormati, menghargai serta mewarisi nilai adat leluhur yang ditinggalkan oleh para datuk khususnya kepada generasi muda.
“Ini cara Allah bagi kita anak adat terutama bagi generasi muda. Bagi saya ini merupakan investasi terbesar yaitu mempererat tali persaudaraan kakak adik gandong. Semoga apa yang kita laukan hari ini, dapat menjadi contoh bagi negeri adat lain di Maluku serta lebih luas untuk Indonesia,” tegasnya.
![]() |
Gandong kakak (Rumahkay) dan adik (Rutong) berbaur |
Sekertaris Panitia Panas Gandong Oni Makatita mengatakan, kegiatan akan berlangsung selama 4 hari.
“Kegiatan dimulai dari tanggal 18-21 Maret 2020, dan akan diisi dengan sejumlah kegiatan dalam kaitan mengeratkan kembali hubungan kakak adik gandong,” akunya.
Dikatakan kakak gandong Rumahkay yang datang berjumlah 1.470 orang. Prosesi kedatangan kakak gandong melalui akses laut.
“Sebelum melakukan ritual adat, kakak gandong harus singgah ke Kolam Sapaloa. Disini kakak gandong diterima oleh Marga Lesi, pendatang pertama di Nageri Rutong. Kemudian melewati pesisir pantai Rutong dan disambut oleh adik gandong menuju Baileo. Acara dilanjutkan dengan peresmian Monumen Amalopu yang terletak bersebelahan dengan Baileo. Ritual Panas Gandong ini telah dilakukan sejak 1939 dalam lima tahun sekali,” jelas Makatita. (MT-01)