Mensyukuri Kebhinekaan

by -134 Views

Oleh : Doni Prabawa MH.

Bangsa kita memiliki budaya yang sangat kompleks dan sarat dengan filosofi sebagai arah atau penanda dalam kehidupan sehari-hari. Diantara begitu banyak nilai budaya kita miliki, ada satu hal penting jika kita sadari adalah bersumber dari nilai agama secara universal. Bagian tersebut adalah saat memaknai ketidakberuntungan sebagai suatu keadaan tidak perlu disesali, bahkan ada ajakan paradoks untuk mensyukurinya. Bersyukurlah dalam segala hal, baik keadaan baik maupun buruk. Hal pararel dengan spirit memaknai kegagalan adalah ajakan untuk menarik hikmah meskipun mengalami kegagalan, yakni selalu ada hikmah dalam setiap peristiwa, bahkan sekalipun itu suatu keadaan celaka.

Hal itulah juga dapat kita lihat dalam kondisi saat ini, di saat tidak sedikit mengkhawatirkan kondisi sosial politik yang terjadi, ada juga pihak bersyukur atas kejadian saat ini. Alasan bersyukur adalah disaat menghadapi masalah, kekhawatiran terbelahnya pendapat dalam menilai kasus seorang kepala daerah, kita justru disadarkan untuk kembali tergerak merajut kebersamaan dalam perbedaan. Kita sadar betapa kita sangat multi etnis dan perlu untuk saling menghargai dan bertoleransi. Awalnya adalah terjadinya peristiwa bagi sebagian dianggap sebagai penistaan, sementara bagi lainnya adalah pendapat pribadi sebagai ungkapan tanpa tendensi pada satu ajaran tertentu. Perpecahan terjadi setidaknya ada dualisme melihat kondisi ini. Setelah malalui proses hukum telah ada langkah awal untuk memberi kepastian atau menetapkan langkah hukum apa yang harus dijalani. Biarlah hukum menjalankan perannya demikian seharusnya sikap kita untuk sabar mengikuti proses penuntasan masalah ini.

Sejak bergulirnya sikap berbeda dan harapan yang diserukan, sebagai sebuah bangsa, kita diajak menyadari arti kebebasan dan keberagaman yang dimiliki. Di berbagai daerah mulai timbul kesadaran betapa besarnya dan kayanya kita dengan keberagaman. Ingatan bahwa kita besar ternyata membutuhkan upaya merawat agar keberagaman itu menjadi suatu taman yang indah. Alasan mengapa taman harus dirawat karena taman itu akan indah jika isinya dapat tumbuh berdampingan tanpa saling meniadakan.

Kegiatan Parade Bhineka Tunggal Ika yang dilaksanakan pada Sabtu 19 November 2016 di Kota Jakarta lalu merupakan inisiasi pergerakan masyarakat untuk menyadarkan upaya merawat keberagaman. Dalam keberagaman sebagaimana kata Bhineka, digenapi bahwa harus satu jua, satu untuk mewujudkan harmonisasi. Semangat ini pada akhirnya menjalar di berbagai penjuru Indonesia, daerah-daerah menggelar acara dengan konteks serupa.

Bagi masyarakat di daerah Maluku, kita syukuri dampak yang terjadi di ibukota dengan terjadinya aksi demonstrasi tidak memberikan impuls yang berlebihan. Respon masyarakat melihat konflik sudah sangat maju. Budaya memantapkan orang basudara tidak bersifat sloganistik. Dalam berbagai kesempatan, baik dari kalangan organisasi massa, organisasi kepemudaan dan berbagai kelompok, senantiasa mengatakan bahwa kondisi kondusif ditandai dengan sikap toleransi dan mengakui persaudaraan sebagai pondasi utama menolak segala bentuk aksi yang berpotensi merusak filosofi dan budaya yang telah disepakati serta terus dihidupi.

Meskipun demikian kita juga perlu merawat kebhinekaan itu. Dalam berbagai kesempatan, gagasan untuk membuat acara yang melibatkan berbagai elemen masyarakat perlu dan terus dilakukan. Forum Kerukunan Umat Beragama dalam acara Bacarita Orang Maluku di TVRI, mengajak kembali untuk terus merawat kebersamaan dalam perbedaan yang dimiliki. Bahkan dalam waktu dekat, dari pihak pemerintah, dalam hal ini TNI dan Polri, akan melakukan aksi Nusantara Bersatu. Kegiatan ini akan melibatkan masyarakat dalam jumlah besar untuk menunjukkan betapa kita ingin suatu kedamaian terus hadir di daerah Maluku.

Tidak berlebihan memang meskipun kita tidak kena riak sikap saling berseberangan, tapi upaya merawat kebhinekaan harus terus kita gelorakan. Kita harus sadar masyarakat kita sangat kompleks dan multi, selalu saja ada peluang sebagai celah masuknya kemungkinan timbul ancaman bagi upaya merajut kebhinekaan masyarakat kita.

Peran pemerintah saat ini begitu menonjol namun upaya melakukan harmonisasi di masyarakat menjadi tanggung jawab kita bersama. Masyarakat kita sangat sadar konflik tidak pernah menghasilkan apa-apa selain nestapa dan kerugian. Tak perlu kita harus belajar lagi dari berbagai konflik yang pernah terjadi di berbagai tempat untuk menyadari betapa perpecahan tidak memberi manfaat.


Kedamaian membuat orang dapat beraktifitas dengan tenang, hanya sedikit gejolak telah menimbulkan dampak yang cukup besar, perekonomian di ibukota sempat terganggu, rasa khawatir dan ketakutan ikut menyebar beberapa saat. Pemerintah akan terus melakukan upaya mencegah perpecahan agar tidak menjadi ancaman potensial dan menyebabkan permasalahan sosial dan keamanan.

Kita harus sadar dan selalu ingat bahwa kebhinekaan adalah jati diri bangsa. Tidak pernah ada orang dapat menolak harus menjadi apa dan siapa saat dilahirkan. Tidak pernah seorangpun dapat menolak ketika sudah dilahirkan sesuai kodratnya. Semua harus memahami ternyata Tuhan juga yang menciptakan keberagaman itu. Jika Tuhan tahu manfaat keberagaman, maka sebagai ciptaanNya seharusnya kita tidak pernah mempermasalahkannya. Jika seseorang mempermasalahkan mengapa ada yang berbeda dari dirinya, rasanya kita perlu kembali menyadari bahwa ada rencana Tuhan membuat kita berbeda-beda. Harusnya kita bersyukur kehadiran kita begitu beragam. Kita pernah percaya untuk mensyukuri meskipun kita tidak dalam keadaan beruntung, maka keimanan kita akan menunjukkan ucapan syukur saat Tuhan membuat dunia begitu berwarna dan beragam. Semoga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *