Menuju KTT G20, AMO Jadi Pembicara Tentang Sound of Green

by -73 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Ambon Music Office (AMO) menjadi salah satu pembicara menuju KTT G20 pada Juli 2022 di Bali.

Hal ini diungkapkan Direktur AMO, Ir. Ronny Loppies, kepada MollucasTimes.com, Senin, 13/06/2022.

“AMO mendapat kesempatan berbicara dengan tema Sound of Green. Kegiatan banyak berbicara tentang isu-isu di kota-kota termasuk perubahan iklim yang terjadi,” ungkapnya.

Dijelaskan, Sound of Green merupakan sebuah inovasi AMO untuk mengkolaborasikan antara Sound (musik) dan Green(lingungan). 

“Hal ini memiliki dasar pijak pada Music Tourism dan Forest City. Kedua landasan ini dipakai untuk membuat irisan dengan subsektor unggulan kreatif lainnya di kota kreatif seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, kuliner dan sebagainya. Sementara sampel projectnya bisa dilihat pada aktifitas 10 lokasi daya tarik wisata musik di Kota Ambon yaitu Dusun Tuni, Negeri Amahusu, Kelurahan Lateri, Negeri Hutumuri, Kelurahan Rijali, Negeri Batumerah, Kelurahan Waihaong, Negeri Rutong, Desa Wayame, Negeri Soya. Dengan demikian maka kita bisa mencapai atau menjawab tujuan utama SDGs yang ke sebelas yaitu Sustainable City dan Community,” paparnya.

Dikatan sesuai dengan undangan yang diterima maka dalam rangka U20 tahun 2022, kegiatan menuju KTT G20 memiliki tema Malampaui Perkotaan.

“Hal ini merupakan kolaborasi antara UNECSO Cities Platform dan Indonesia Creative Cities Netwok yang akan menghadirkan Duta Besar Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar; Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah; Ketua Jaringan Kota Kreatif Indonesia, Fiki Satari,” akunya.

Kegiatan dimulai selama 2 (dua) hari 28-29 Juli 2022.

“Kegiatan pertama setelah ucapan selamat datang dari UNESCO akan dilanjutkan dengan paripurna pertama dengan panel diskusi interaktif pendahuluan tentang ketahanan iklim dan aksi yang akan dipandu Laura Prinsloo. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tentang inisiatif dan tujuan Beyond Urban sehubungan dengan G20 dan isu-isu di kota-kota, khususnya Perubahan Iklim mencakup program kegiatan apa yang dibuat oleh organisasi kota masing-masing menanggapi isu-isu Ketahanan Iklim?. Kemudian program kegiatan mana yang mewakili praktik atau model terbaik dari implementasi yang berdampak?. Ini akan dibahas oleh Jaringan Kota Kreatif UNESCO (UCCN); Indonesia Creative Cities Network (ICCN), Deputi Strategic Partnership, Tita Larasati serta pewakilan dari kota yaitu Kota Ambon dengan Sound of Green,” rinci Loppies.

Paripurna kedua, lanjutnya,  dengan panel interaktif yang dipimpin Kenny Soselisa, membahas bagaimana masalah dan layanan kesehatan diberikan secara inklusif di wilayah perkotaan.

“Meliputi apa tantangan utama organisasi atau kota masing-masing dalam mendukung layanan kesehatan inklusif? kemudian peluang apa yang tersedia dalam waktu dekat, terutama mengingat gaya hidup “new normal”?. Panel interaktif ini akan dibahas oleh Koalisi Internasional Kota Inklusif dan Berkelanjutan (ICCAR) termasuk didalamnya Jaringan Global Kota Pembelajaran UNESCO (GNLC) menghadirkan Perwakilan kota, dari Institut Kesehatan Indonesia, Paulus Mintarga; serta dari Museum Hidup Samsara, Karangasem Bali, Gus Agung Gunarthawa. Kegiatan hari pertama akan ditutup oleh Co-Sherpa U20 G20 2022 sekaligus Sekretaris Daerah Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja,” rincinya.

Loppies menambahkan pada hari kedua dilanjutkan dengan paripurna ketiga panel interktif terkait transformasi digital yang dipimpin Dias Satria.

“Sesi ini membahas isu-isu ketahanan diantaranya bagaimana respons bencana dan distribusi informasi ditransformasikan oleh kemajuan teknologi digital dan ekosistemnya yang berkembang, Bagaimana organisasi atau kota masing-masing memanfaatkan media dan TI untuk pemulihan pandemi dan menciptakan ketahanan, Bagaimana tanggapan organisasi atau kota masing-masing terhadap fenomena Web3 saat ini dan yang akan datang?. Ini akan dibahas oleh Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang menghadirkan Kota Literasi Media dan Informasi (MIL); Perwakilan kota; ICCN Solidarity Act dari Gugus Tugas Penyelamatan, Greg Wuryanto. Juga Gugus Tugas Web3: Literasi Digital untuk Pemulihan dan Pertumbuhan yang Berdampak, Regi Wahyu dan Adrian Zakhary; KEK Singhasari-Animaloka, Jawa Timur: Percontohan Circular Economy Berbasis CCI, Vicky Arief dan David Santoso,” tandas salah satu staf Dosen Pertanian Unpatti ini.

Sedangkan pada paripurna keempat tentang Transisi Energi Berkelanjutan Panel Interaktif yang dipandu Prananda Malasan

“Dalam sesi ini akan dibicarakan upaya menuju nett zero emission, termasuk pembelajaran dari kearifan dan sumber daya lokal. Apa peran organisasi atau kota masing-masing dalam meningkatkan kesadaran iklim, khususnya terkait dengan isu energi?. Yang dibahas oleh Aliansi Kota Besar untuk Air dan Iklim termasuk Program Kota Warisan Dunia; (UNESCO/Netexplo Observatory); Perwakilan kota; Yayasan Kultura oleh Panca Dwinandhika; Placemaking: Repurpose Regenerative oleh Handoko Hendroyono. Rangkaian kegiatan akan diakhiri Serah Terima Rekomendasi “Beyond Urban” kepada Sherpa G20 sekaligus menutup kegiatan oleh Edi Priyo Pambudi,” pungkasnya. (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *