Mosse : Tidak Semua Sampah Negatif, Mari Belajar Di Southern Cross University

by -82 Views

Ambon,MollucasTimes.Com-Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, sebab selama manusia hidup maka sampah akan tetap menjadi bagian hidupnya. Persoalannya bagaimana cara mengolah sampah sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, sebab tidak semua sampah negatif.

Demikian ketegasan yang disampaikan dosen program studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Unpatti, Prof J.W.Mosse, M.Sc, Ph.D, Rabu 14/03/18.

“Salah satu contoh adalah sampah plastik yang kita buang di perairan Kota Ambon sangat marak. Hal ini tidak hanya berbahaya terhadap lingkungan laut, tetapi juga mengganggu keindahan bahkan mampu menghambat transportasi  seperti kapal motor maupun speed yang lalu lalang di laut,” jelasnya.

Mosse mengatakan, hal kecil lain namun dapat berakibat fatal diantaranya mikro plastik partikel yang  terurai jika dikonsumsi oleh ikan  yang kemudian dikonsumsi oleh manusia tentunya akan berdampak bagi kesehatan.

“Ikan yang telah terkontaminasi mikro plastik partikel tersebut kemudian kita konsumsi, dampak yang ditimbulkan akan sangat buruk bagi kesehatan. Walaupun efek tidak sesegera mungkin tetapi berproses lama sehingga dapat mengakibatkan gangguan abnormalitas dalam tubuh manusia,” jelasnya.

Karena itu, lanjutnya, perlu dipelajari isu tentang sampah ini bagaimana mengelola sampah dengan baik sehingga tidak memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia terutama sampah plastik yang dibuang di laut.

“Hal-hal  ini yang akan dipelajari oleh staf dosen Faperik Unpatti yang mendapat kesempatan mengikuti workshop di Southern Cross University (SCU), Australia,” akunya.

Menurut pencetus program Professional Development For Marine and Fisheries Leadership Maluku and North Maluku, kerjasama yang dilakukan oleh Unpatti dengan SCU ini diharapkan ada hubungan saling menguntungkan.

“Di sana, mereka memiliki tujuan yang pasti tentang pemanfaatan sampah tetapi sangat kekurangan dengan objek sampah. Sementara kita disini sangat kelebihan dengan objek sampah. Dimana-mana bertebaran sampah. Oleh sebab itu melalui kerjasama ini pula kita mengharapkan  adanya sharing ilmu,” tambahnya.

Southern Cross University  yang terletak  di kota  Lismore diantara Sidney  dan Brisabane ini  menurut Mosse telah melakukan kerjasama dengan sejumlah industri yang ada di Australia  sehubungan dengan pengolahan sampah untuk dijadikan bermacam-macam partikel yang dapat dimanfaatkan kembali.

“Ini merupakan salah salah satu kaitan dengan mata kuliah manajemen sampah. Sehingga sangat diharapkan nanti ada ilmu yang diperoleh untuk pengembangan di Ambon,” jelasnya.

Dijelaskan Mosse, kerjasama yang dilakukan ini sangat menguntungkan SCU.

“Dari sisi keuntungan, pihak SCU hanya mencari  nama serta tambahan dukungan, sebab semakin baik reputasi yang dinilai secara nasional maupun internasional makin banyak anggaran yang akan disalurkan oleh pemerintah federal dalam upaya meningkatkan profesionalisme kerja mereka dengan didukung guru besar serta professor ternama,” paparnya.

Banyak universitas yang membuat proposal untuk mencari dan melatih staf dari Indonesia dengan tujuan menaikkan reputasi mereka dimata dunia namun tentunya lewat kerjasama.

“SCU merupakan salah satu universitas luar negeri yang secara aktif melakukan kerjasama selama 6 tahun ini dengan Unpatti. Bagi kami kerjasama ini merupakan langkah Fakultas Perikanan untuk terus bermitra dengan ilmuwan dari luar negeri,” tegasnya.

Dikatakan Mosse, selain mempelajari pemanfaatan sampah, staf dosen juga akan menimba pengetahuan tentang bagaimana membudidayakan duri babi.

“Duri babi dapat dikonsumsi menjadi makanan. Hal ini yang belum pernah kita lakukan di Ambon.  Para staf dosen juga akan belajar tentang perlindungan kawasan laut maupun marine tourism. Di Ambon kita harus bisa menentukan  kawasan  konservasi berbasis ilmu, misalnya membuat kawasan konservasi ikan yang unik, karang atau jenis alga yang harus dilindungi bahkan jika ada situs budaya di sekitar kawasan konservasi harus mendapat perlindungan,” Mosse memaparkan.

Dirinya berharap staf dosen yang mengikuti workshop  ini akan menjadi duta SCU  di Kota Ambon dalam berbagai upaya terkait dengan pemanfaatan sampah maupun pengembangan dunia keluatan dan perikanan di Maluku di masa yang akan datang. (MT-01).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *