Pembangunan Konsistori, Menara Lonceng Dan Kantor Jemaat Sion Negeri Ema Jawab Visi Misi Pemprov Maluku

by -131 Views

Ambon,MollucasTimes.Com-Dengan pembangunan Konsistori, menara lonceng serta kantor Jemaat Negeri Ema  ternyata Negeri Ema memiliki potensi membangun Maluku berdasarkan UUD 1945 bahkan telah menjawab visi misi Pemerintah Provinsi Maluku.

Demikian ditegaskan Wakil Gubernur Maluku, DR. Z. Sahuburua, SH, MH ketika meresmikan konsistori, menara lonceng serta kantor Jemaat Sion Negeri Ema, Minggu 08/10/17.

“Pembangunan yang terjadi di Negeri Ema memiliki keterkaitan erat dengan masalah yang  dihadapi baik oleh bangsa maupun Provinsi Maluku,” katanya.

Sebab menurutnya dilain sisi, tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia kini diantaranya makin meningkatnya angka pengangguran.

“Tiap tahun ada peningkatan angka pengangguran, ini menjadikan kita harus lebih kreatif. Namun dengan adanya pembangunan di negeri Ema setidaknya telah memberi jawaban atas tantangan bangsa tersebut,” jelasnya.

Bahkan, pembangunan di Negeri Ema menurutnya juga telah menjawab visi dan misi Pemerintah Provinsi Maluku tahun 2014-2019 yaitu mantapnya pembangunan Maluku yang rukun, religious, damai, sejahtera, aman, berkualitas dan demokratis dijiwai semangat  Siwalima berbasis kepulauan  secara berkelanjutan.

Gereja Sion Negeri Ema merupakan salah satu gereja yang diwarisi oleh orang tua bagi anak cucu, karena itu perlu dijaga dan diperhatikan nilai sejarahnya.

Sahuburua memberikan apresiasi serta mengagumi keberadaan gereja Sion Negeri Ema yang terletak di Kecamatan Leitimur Selatan ini.

“Dari sekian banyak gereja yang pernah saya hadiri baik pentahbisan ataupun peresmiannya, baru satu gereja ini yang bagi saya sangat unik. Uniknya karena letak negeri di atas gunung, saya dapat membayangkan bagaimana orang tua dulu berusaha membangun gereja dengan kerja keras, penuh perjuangan mengangkat batu, pasir maupun semen dari bawah ke atas dengan jalan kaki,” ungkapnya.

Dikatakannya, perjuangan seperti itu memiliki nilai sejarah yang cukup berarti dan patut dilestarikan.

“Jika nanti gereja ini juga direnovasi alangkah baiknya tidak dirubah bentuk bangunannya. Sebab masyarakat Indonesia kebanyakan memiliki mental membangun tetapi lemah dalam perawatan,” katanya.

Hal unik lain  yang menjadi perhatian Sahuburua adalah  pakaian untuk ke gereja yang dikenakan kaum pria.

“Saya juga melihat keunikan lain yaitu pakaian kaum pria seperti tunik panjang berwarna hitam yang merupakan salah satu ciri khas orang tua dulu untuk ke gereja,” tambahnya.

Karena itu, Sahuburua meminta agar masyarakat Negeri Ema tetap  melestarikan seluruh peninggalan budaya yang ada.

“Asset budaya tersebut yang perlu dipertahankan menjadi sejarah bagi anak cucu di Negeri Ema, maupun di Maluku secara umum,” pungkasnya.(MT-09)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *