Penurunan Stunting, Prioritas Musrenbang Negeri Samasuru Amalatu Ameth

by -91 Views

Ameth,Nusalaut,MollucasTimes.com-Salah satu prioritas kebutuhan paling urgent untuk masuk dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) Negeri melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Negeri Ameth, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah adalah upaya penurunan Stunting.

Demikian Kepala Pemerintah Negeri Ameth, W.D Parinussa kepada MollucasTimes.com, Selasa 20/09/2022.

“Sesuai dengan data yang disampaikan oleh para kader Posyandu Ameth bahwa masih ada tujuh anak Stunting. Ini bukan menjadi tanggungjawab para kader semata tetapi juga pemerintah negeri, sehingga kita memprioritaskan hal ini nanti dalam penyusunan RAPB Negeri,” aku Parinussa.

Oleh sebab itu, lanjutnya, sebelum dilakukan Musrenbang, pemerintah negeri bersama Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Ameth telah melakukan Rembuk Stunting.

“Ini adalah langkah untuk mengetahui secara rinci jumlah anak Stunting dan bagaimana upaya agar tidak ada lagi anak Stunting di Ameth. Dengan Rembuk Stunting, artinya kita menyikapi serta bisa mengestimasi plot anggaran dalam Dana Desa (DD) untuk pengentasan Stunting dimaksud. Berbagai kegiatan yang harus dilakukan seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT), sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil kemudian sosialisasi sanitasi yang baik dan benar di sekolah terutama PAUD karena  membutuhkan anggaran,” ungkap ayah empat anak itu.

Dengan Gelar Upu Latu Samasuru Amalatu Ameth, dirinya berharap agar pihak Puskesmas, para kader Posyandu dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik.

“Jika anggaran telah diplot, maka harapan pemerintah negeri tentunya agar kerja-kerja kedepan mampu mengentaskan Stunting di Ameth ini. Soalnya jika misalnya saja ada peningkatan dari tujuh anak naik menjadi sebelas  artinya dipertanyakan bagaimana kerja kader temasuk kerja pemerintah negeri,” harapnya.

Selain itu, prioritas lain adalah pembangunan pariwisata. “Tahun 2023 kita akan memperbaiki jembatan tambatan perahu yang hancur dengan panjang dua puluh meter. Walaupun demikian kita sementara mengusulkan ke Dinas Pariwisata semoga untuk keseluruhan pembangunan dengan tempat peristirahatan dapat dianggarkan dalam DAK 2023,” tutur Parinussa.

Tambahnya, akan dilakukan rehabilitasi salah satu rumah yang masuk dalam kategori kumuh. Kemudian juga ada program penerangan atau pengadaan lampu jalan.

“Untuk bidang kesehatan pencegahan Stunting harus diefektifkan pelayanan Posyandu juga Posyandu Lansia. Sedangkan untuk bidang pendidikan akan dibangun teras untuk PAUD Eklesia. Sementara untuk BLT DD diperuntukkan kepada 87 Kepala Keluarga namun akan dicek lebih dulu berapa jumlah KPM yang akan menerima sebab bisa saja telah terjadi perubahan, misalnya telah meninggal atau  sebaliknya ada penambahan, yang terpenting KPM ini memperoleh BLT murni atau tidak mendapat bantuan baik dari APBN maupun APBD,” tandasnya.

Sementara itu, pendamping desa yang dihadirkan Alen Alfos menjelaskan, kegiatan yang  diangkat harus sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 128 tahun 2022.

“Kegiatan kita tidak akan banyak, hanya kegiatan yang diprioritaskan sebab, dalam PMK Nomor 128 telah diatur masing-masing kegiatan, tentang BLT DD tetap ada empat puluh persen, kemudian untuk pemberdayaan hewani dan nabati sebesar dua puluh persen dimana yang kita sudah lakukan adalah pengadaan bibit sayur dan ayam. Sementara anggaran Covid juga diplot sebesar delapan persen. Anggaran ini akan menunggu juknis dari pj Bupati sebab, akan disesuaikan dengan kondisi serta situasi saat ini, dimana Covid mulai melandai,” ungkapnya.(MT-01)