Perkuat Koordinasi Tangani Kejahatan Transnasional, IOM Ind Gandeng Pemkot Ambon Gelar Rapat Konsultasi

by -137 Views

“Rapat Konsultasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran baik untuk pencegahan maupun respon terhadap kejahatan transnasional terorganisir yang berhubungan dengan migrasi di ruang maritim dibawah program STREAM,” jelas Labovitz.

Ambon,moluccastimes.id-Dalam upaya memperkuat kolaborasi dan koordinasi untuk menangani kejahatan transnasional terorganisir maritim yang terkait dengan migrasi, perlu dilakukan Rapat Konsultasi bersama pemerintah daerah.

Demikian Chief of Mission IOM Indonesia, Mr. Jeffrey Labovitz, disela Rapat Kosultasi di Santika Hotel, Kamis 16/01/2025.

“Rapat Konsultasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran baik untuk pencegahan maupun respon terhadap kejahatan transnasional terorganisir yang berhubungan dengan migrasi di ruang maritim dibawah program STREAM,” jelas Labovitz.

Dikatakannya, sebagai bagian dari program ini, IOM bermitra dengan Universitas Coventry, Inggris.

“Kami telah melakukan penelitian untuk mengidentifikasi celah atau kesenjangan yang ada serta lebih memahami bidang-bidang yang dapat didukung oleh program ini melalui intervensi yang tepat sasaran. Bahkan kami juga mengembangkan formulir skrining dan diagram alur dengan Baharkam POLRI untuk mengidentifikasi korban perdagangan orang,” lugas mantan Direktur Departemen Operasi dan Keadaan Darurat di Kantor Pusat IOM di Jenewa, Swiss itu.

Pria smart itu menjelaskan, dengan banyaknya pulau yang dimiliki Indonesia namun sedikit pelabuhan yang beroperasi menyebabkan separuh pulau bergantung pada pelabuhan-pelabuhan informal atau tidak resmi untuk masuk dan keluar dari wilayah Indonesia.

“Kondisi ini dapat menjadi ancaman keamanan nasional serta membahayakan keselamatan masyarakat yang tinggal di perbatasan laut, terutama mereka yang sering bermigrasi secara tidak teratur/tidak resmi melalui pelabuhan-pelabuhan informal,” akunya.

Hal lainnya adalah anggota masyarakat yang tidak mendapat informasi tentang konsekuensi terlibat dalam kejahatan transnasional terorganisir.

“Mengakibatkan terhambatnya deteksi dini dan pelaporan aktivitas yang mencurigakan tersebut, sehingga memungkinkan para pelaku beroperasi dengan kekebalan hukum. Sebagai contoh, ada anak-anak Indonesia yang ditahan di penjara Australia karena tanpa disadari telah membantu penyelundupan manusia.Contoh lainnya
adalah nelayan yang diperdagangkan dan dieksploitasi untuk bekerja di kapal-kapal asing. Pada tahun 2024 saja, IOM menerima lebih dari 100 kasus nelayan yang diperdagangkan,” papar jebolan Magister/MA di bidang Hubungan Internasional, University of San Diego, Amerika Serikat itu.

Karena itu, lanjutnya, dalam Rapat Konsultasi ini, pihaknya ingin mengumpulkan informasi dan masukan dari pemerintah Kota Ambon serta stakeholder lainnya terkait kebutuhan dan tantangan spesifik di Kota Ambon untuk merancang kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat.

“Kita perlu memastikan bahwa kegiatan-kegiatan ini akan selaras dengan konteks lokal dan prioritas Pemerintah Kota Ambon dan masyarakatnya. Yang kami fokuskan adalah pemberdayaan pengetahuan pemangku kepentingan untuk mencegah, mengenali, dan melaporkan serta mempromosikan praktik migrasi yang aman bagi masyarakat pesisir di Kota Ambon,” pria tampan itu beralasan.

Pria yang selama 27 tahun malang melintang di dunia migrasi ini berharap melalui Rapat Konsultasi, tantangan terkait kejahatan transnasional terorganisir dan migrasi lintas-batas yang tidak teratur dapat diselesaikan melalui kegiatan peningkatan kesadaran sesuai kebutuhan di Kota Ambon.

“Terimakasih kepada Pemerintah Kota Ambon khususnya Bappeda Litbang sebagai mitra utama Program STREAM di Kota Ambon, juga Biro Penegakan Hukum dan Anti Narkotika Internasional (INL) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat atas kemitraan yang baik dengan IOM di Indonesia dan dukungannya yang berkelanjutan. Semoga apa yang kita lakukan ini berdampak kepada masyarakat Kota Ambon,”tutupnya. (MT-01)