Picauly : Kembangkan Bakat ‘Murid’, LPKA Kelas II Ambon Kerjasama Dengan SKB Kota Ambon

by -68 Views

Ambon,MollucasTimes.com-Dalam upaya mengembangkan minat serta bakat anak-anak yang ada dalam lingkup Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Ambon, maka  ada kerjasama dengan SKB Kota Ambon menyelenggarakan berbagai program kegiatan.

Demikian Kepala LPKA Kelas II Ambon, Catherien V. Picauly, Kamis 21/07/2022.

“Kerjasama yang kita lakukan bukan saja belajar tetapi juga ketrampilan untuk mereka. Tahun lalu MoU yang ditandatangani adalah pelatihan untuk hidroponik dan menjahit sedangkan tahun ini kita kembangkan untuk seni yaitu Ukulele, Tata Boga, Automotif. SKB adalah partner kerja yang sangat mendukung pendidikan dan ketrampilan anak dalam LPKA,” tandas wanita manis itu.

LPKA Kelas II Ambon merupakan tempat menampung anak-anak dibawah umur yang terjerat kasus hukum. 

“Jadi, sesuai dengan juknis dari pusat bahwa anak-anak dibawah umur yang terjerat kasus hukum harus ditempatkan di LPKA. Mereka ini berbeda dengan napi di penjara umum, sebab mereka dilindungi haknya. Disini mereka dididik dan dibina untuk menjadi lebih baik. Karena pada saat mereka keluar dari sini harus membawa pulang rapor,” timpalnya.

Karena itu, lanjutnya terkait dengan pendidikan ada dua jenis yaitu formal dan non formal.

“Untuk formal, anak-anak yang terjerat hukum tetapi tidak dipecat dari sekolah, mereka belajar seperti biasa namun didampingi oleh beberapa pegawai yang memang memiliki basic guru. Dan pada saat ujian kenaikan kelas, guru sekolah yang datang untuk mengawasi. Tahun ini sudah lulus tiga orang berasal dari Kabupaten SBT, SBB dan Kota Ambon. Sementara non formal, adalah kerjasama dengan SKB terkait dengan belajar paket. Tahun ini ada yang sudah lulus paket C, A dan B,” jelasnya

Sejak berdirinya LKPA Kelas II Ambon , sekitar 60 anak yang ‘mengeyam’ pendidikan disini.

“Sejak berdiri tahun 2018, jumlah anak yang dididik disini lebih kurang enam puluh orang yang berasal dari seluruh Kabupaten Kota di Maluku. Saya bersyukur anak-anak ini penurut dan tidak banyak macam. Karena kami mendidik mereka bukan dengan kekerasan tetapi dengan hati kasih. Sehingga diharapkan pada saat mereka keluar, ada sesuatu yang dibawa pulang. Apakah itu karakter yang berubah menjadi lebih baik maupun minat yang berkembang sebagai modal untuk mencari nafkah baik bagi diri sendiri maupun bagi keluarganya,” jelasnya ibu dua anak itu.

Tahun 2022 ini ada sekitar 16 orang dengan tingkat jeratan hukum serta masa hukuman yang bervariasi.

Salah seorang anak yang sempat diwawancarai, sebut saja Bintang (16) sangat berterimkasih kepada Pimpinan LKPA Kelas II Ambon.

“Saya mau bilang teimkasih untuk Ibu Kepala yang baik hati atas semua yang saya dapat ditempat ini. Ibu baik tidak cerewet,” ungkapnya yang disambut tawa semua yang mendengar.

Dikatakannya, sejak ada di LKPA dirinya sudah bisa membatik, main Ukulele serta bisa membuat kue.

“Saya baru enam bulan disini tetapi dengan adanya pendidikan serta pelatihan yang diberikan saya bisa membatik kemudian main Ukulele serta bisa mmebuat kue. Karea disini kita diajarkan untuk mandiri, kerja keras untuk menghasilkan sesuatu yang positif. Sya juga mau bilang terimakasih kepada SKB yang telah membuat pelatihan bagi kami semua,” ungkapnya.

Bintang mengakui bahwa kehidupan di LKPA sangat bebeda dengan kehidupan yang ada diluar sana.

“Disini kami semua merasa sebagai saudara. Makan selalu sama-sama tanpa memandang orangnya. Kalaupun ada diantara kami yang tidak punya pakaian atau alat perlengkapan mandi misalnya, kami saling berbagi. Itulah yang membuat beda antara disini dan diluar,” timpalnya.

Dirinya berharap setelah keluar dari LKPA maka semua ketrampilan yang diperolehnya dapat dikembangkan untuk mencari uang bagi kebutuhan hidupnya. Semoga apa yang kamu impikan itu tercapai, Bintang! (MT-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *